RIHLAH RIZA #71: Dia yang Telah Pergi Tak Akan Pernah Kembali


IMG-20160830-WA0014

…hanya waktu.

Awalnya bimbang untuk melanjutkan lagi tulisan Rihlah Riza yang sudah mencapai nomor 70. Rubrik yang khusus menulis pengalaman saya selama di Tapaktuan. Pertanyaan besarnya adalah manfaat apa buat pembaca? Memangnya ada yang membaca?

Segala pertanyaan itu akhirnya saya abaikan. Kalau mau saya tulis ya tulis saja. Ini akhir pekan, saat untuk menulis. Saat untuk menghasilkan satu karya. Bukankah ini yang saya selalu tekankan kepada teman-teman saya yang bertanya kepada saya bagaimana caranya supaya bisa menulis. Jawaban saya klise: tulis satu karya setiap pekannya.

Baca Lebih Lanjut.

Lagi, Kisah Nyata Tentang Keajaiban Sedekah dan Istighfar: Mukidi dan Dompetnya



Sore di Banda Aceh. Senja sudah mulai turun. Jalanan ramai dengan kendaraan. Mukidi menunggui mobil yang sedang diperbaiki di salah satu bengkel yang berada di Peunayong. Sudah dari kemarin Mukidi datang ke kota ini. Ada banyak urusan yang kudu diselesaikan. Niatnya malam ini harus kembali ke Tapaktuan.

Lagi suntuk-suntuknya menunggu tiba-tiba Mukidi teringat dengan dompet tempat Mukidi banyak menaruh kartu-kartu penting. Ada kartu pegawai, kartu BPJS, dan kebanyakan uang plastik. Jantung langsung copot. Tak ada! What? Astaghfirullah. Kemana dompet itu? Mukidi memeriksa tas kecilnya bermerek Bodypack warna hitam. Tak ada.
Baca Lebih Lanjut.

Independence Day Run


 

Alhamdulillah pagi bisa lari sejauh 17,08 kilometer dalam rangka memperingati HUT RI yang ke-71.

Rute yang ditempuh dimulai dari mes pajak sampai gerbang ke pemandian Panjupian, Tapaktuan yang ternyata jaraknya 8,61 km. Kemudian setelah sampai di sana kembali lagi putar haluan ke mes pajak lagi.

Baca Lebih Lanjut.

Cerita Mudik (2): Brexit Sampai Akhir Perjalanan



Berburu Bensin

Penunjuk bensin tinggal dua strip lagi. Saatnya untuk mengisinya. Tapi di mana? Di dekat pintu tol Brexit? Jelas tidak mungkin. Antriannya panjang. Saya bertanya ke tetangga yang juga sudah duluan mudik via grup Whatsapp. Belum ada jawaban. Namun dering telepon dari tetangga saya yang lain memberi tahu info yang cukup penting, bahwa nanti isi bensin di SPBU yang kedua di jalan Dampyak Tegal. Itu berarti SPBU Muri yang dikenal dengan toilet bersihnya.

Brebes kami lewati dengan kemacetan parah. Begitu pula di kota Tegalnya walaupun para pemudik sudah diarahkan ke jalan lingkar luar via terminal, bukan ke arah kotanya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Saya mulai ngantuk lagi. Contra Flow sudah dibuat di sepanjang Tegal tapi tetap saja macet.

Baca Lebih Lanjut.

Cerita Mudik: Dari Citayam, Brexit, Sampai Semarang


kendaraan-memasuki-pintu-tol-brebes-timur-pejagan-brebes-jawa-tengah-_160709184446-290


Akhirnya setelah satu bulan persis di Tapaktuan dan tidak bertemu dengan anak dan istri, saya bisa berkumpul lagi dengan mereka pada Jumat tanggal 1 Juli 2016. Tepatnya pada malam ke-27 Ramadan 1437 H. Masih ada waktu untuk sahur dan berbuka puasa bersama dengan mereka. Terpenting lagi melakukan perjalanan mudik untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara di kampung.

Kami merencanakan mudik berangkat ke Semarang pada Senin siang (4 Juli 2016). Kami berangkat bertujuh. Saya dan Ummi Kinan, Kinan, Mas Haqi, Mas Ayyasy, Hendrik (adik istri), dan Mbak Alfi (keponakan). Sebelumnya kami telah mempersiapkan diri untuk membawa bekal buat berbuka puasa di tengah jalan. Seperti kejadian tahun lalu kami berbuka puasa di pinggir jalan tol Palikanci.

Kami berangkat dari rumah di Citayam pada pukul 12.30 dengan membaca Bismillah. Mengingatkan kepada semua bahwa perjalanan ini adalah perjalanan dalam rangka kebaikan dan bukan dalam rangka kemaksiatan. Sehingga dengan itu kami senantiasa berharap agar Allah melindungi perjalanan kami.

Baca Lebih Lanjut.

Cerita Lari: Menjadi Prajurit Alqutuz



Sejak ditempatkan di Tapaktuan dan mengenal olahraga lari, keterbatasan waktulah yang menghalangi saya untuk mengikuti lomba-lomba lari. Tapaktuan itu jauh kemana-mana. Tapi kali ini, takdir menentukan lain. Akhirnya kesampaian juga buat ikut race di SpecTAXcular 2016. Homely karena yang menyelenggarakan adalah instansi sendiri.

Sebuah even kampanye pajak yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada hari Ahad, 29 Mei 2016 di Jakarta, tepatnya di pelataran parkir barat Sarinah Plaza. Salah satu acaranya adalah lomba lari 5K.

Ini race pertama saya. Momen pertama kali saya untuk bisa mengunjungi Car Free Day (CFD) di Jalan Jenderal Sudirman dan Thamrin, Jakarta. Juga adalah kopdar pertama saya bersama teman-teman lari di DJP Runners yang seru-seru itu.

Berangkat Jumat malam dari Tapaktuan, sampai Sabtu siang di Bandara Halim Perdanakusumah. Sampai di Citayam Bogor sudah sore. Langsung saya ajak istri dan Kinan untuk pergi ke rumah adik di Jakarta. Malamnya saya carbo loading sambil mengitari seputaran Jalan Wahid Hasyim dan Jalan Cut Meutia, Jakarta.

Baca Lebih Lanjut.

Inilah 4 Makanan Wajib yang Bakalan Bikin Diet Sukses



Diet tanpa nasi telah sukses menurunkan berat badan saya yang semula 78 kilogram menjadi 59 kilogram. Ini program eat clean yang telah saya jalani sejak November 2014 sampai dengan sekarang.

Dibarengi dengan olah raga (Freeletics) secara teratur maka penurunan berat badan menjadi signifikan dan memberi hasil yang nyata. Hanya dalam jangka waktu 3 bulan pertama berat badan turun sebanyak 16 kilogram.

Salah satu cara yang menjadi favorit oleh kebanyakan orang dalam program diet sukses dan saya lakukan juga adalah dengan menghindari asupan berminyak. Itu bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan rebusan.

Biasanya di Tapaktuan, bahan baku rebusan itu saya beli di pasar dan saya rebus sendiri. Dari literatur yang ada ternyata rebus-rebusan yang saya olah tersebut memiliki manfaat yang sangat besar buat diet antara lain sebagai berikut:

Baca Lebih Lanjut.

Change Doesn’t Happen Overnight



Di sebuah penjara. Di sebuah sel berukuran 2×3 meter persegi. Dengan cahaya yang masuk dari sela-sela jeruji pintu sel yang kokoh. Seseorang laki-laki berotot dan bermandikan keringat sedang mengolah fisiknya sedemikian rupa. Ada pushup, situp, pullup yang dilakukan dengan banyak repetisi. Sampai kemudian pintu sel itu berderak karena kuncinya yang terbuka. Brak!!!

“Ayo keluar. Kamu bebas!” kata sipir bermuka codet. Orang itu sesaat berhenti dan menengok, “It’s time to go home.”

Baca Lebih Lanjut.

Ekspedisi Pulau Dua: Mission Accomplished!



Jarang nelayan yang berani ke pulau satunya lagi. Apa sebab?

Pulau Dua itu terletak di Samudra Hindia. Tepatnya masuk wilayah kecamatan Bakongan, Aceh Selatan. Dinamakan Pulau Dua karena ada dua pulau kembar yang tak berpenghuni dan terpencil. Salah satu pulau di antaranya adalah pemakaman, katanya jarang nelayan yang berani ke sana. Jadi pulau lainnya itu yang kami kunjungi buat snorkeling dan saya punya misi khusus ke pulau ini.

Pulau tropis ini kecil. Keliling lingkarannya hanya 800 meter lebih. Jarak Pulau Dua dari daratan utama Sumatera sekitar 2 kilometer dengan waktu tempuh 10 menit memakai perahu nelayan yang kami sewa. Tidak banyak orang tahu dan berwisata di pulau ini. Hanya orang-orang yang paham saja yang datang ke pulau itu.

Baca lebih lengkap.

SAMBALADO



colak-colek sambalado,

ala mak oi,

dicolek sedikit,

cuma sedikit,

tapi menggigit.

Lagunya Ayu Ting Ting ini menggema dari speaker besar organ tunggal yang lagi main di sebelah mes kami. Persis benar. Barangkali teman-teman dari perumahan dinas Kejaksaan Negeri Tapaktuan ini sedang merayakan ulang tahun anak pegawainya, salah satu personelnya atau siapalah. Tapi ini sampai malam. Tak ada Wilayatul Hisbah (Satpol PP Syariah) yang akan membubarkannya. Loh kenapa dibubarkan memangnya? Emang berani? Hehehe.


Jam 23.30 masih terus. Saya berusaha tidur walau bersisian dengan speaker itu. Lagu jadul dari Exist Mencari Alasan juga ada yang menyanyikannya. Saya berusaha memejamkan mata dengan sekuat tenaga. Saya harus tidur segera karena saya punya misi besok pagi. Alhamdulillaah berhasil tidur.


Bangun pagi seperti biasa. Persiapan lari. Pemanasan dulu. Karena ini sudah minggu kedelapan Freeletics pakai Coach jadi saya pemanasan Warming Dynamic Pro yang beda dengan pemanasan biasa Freeletics.


Oh ya, tadi malam sudah carbo loading, pakai singkong dan telur rebus. Apalagi sorenya sudah minum air tebu, my favorite energy booster. Tentu juga memperbanyak minum air putih. Sudah itu saja.
Baca Lebih Lanjut.