Menulis, Apatah Lagi Menulis Buku, Tidak Boleh Suka-Suka


Cinta dalam Sepotong Tempe adalah buku yang ditulis oleh 29 penulis yang tergabung dalam Komunitas Menulis Suka Suka (Koliska).

Saya memperoleh buku ini dari seorang teman saya yang menjadi penulis dalam buku itu. Dia yang memiliki nama pena Riri Syakira.

Baca Lebih Banyak

Advertisement

Sains Kedokteran Tak Bisa Melakukan Segalanya


Ukuran otak kita sekarang jauh mengecil sebesar bola tenis daripada ukuran otak kita pada sepuluh ribu atau dua belas ribu tahun lalu. Tengkorak kita pun menjadi semakin tipis.

Apakah Anda tahu, penemu prosedur kateterisasi jantung pertama kali dan yang menjadikan tubuhnya sendiri sebagai eksperimen adalah pendukung kuat Partai Nazi dan Liga Dokter Nasionalis Sosialis Jerman? Di kemudian hari ia diganjar Hadiah Nobel Kedokteran.

Continue reading Sains Kedokteran Tak Bisa Melakukan Segalanya

Jangan Banyak Tanya kepada Monster Wallstreet


Harian Kontan menulis sosok eksekutif Simon Hendiawan, direktur utama salah satu perusahaan masuk bursa, pada Sabtu, 14 Januari 2023.  Simon bercerita tentang kegagalannya dalam berinvestasi aset kripto.  Simon boncos.

Tempatnya bertransaksi kripto, BitConnect, melakukan penipuan dengan skema Ponzi berskala global. BitConnect melibatkan US$2,4 miliar atau Rp34,5 triliun dana investor.  Jumlah yang sangat besar. Namun, masih kalah jauh dengan hasil penipuan terbesar abad ini yang menggunakan skema sama.

Baca Lebih Banyak

Catatan Harian Fiskus: Menyelami Abisal dari Mulut ke Buku


Siang itu, Rabu, 11 Januari 2022, saya kedatangan tamu. Mereka adalah teman-teman dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Tiga: Bu Dyan Purwanti dan Mbak Tri Juniati Andayani.

Buat saya, kedatangan tamu ke kubikel adalah tanda keberkahan. Eh, benar. Mereka memberikan dua buku kepada saya. Yang pertama berjudul Atomic Habits yang ditulis oleh James Clear. Buku kedua berjudul Catatan Harian Fiskus: Menyelami Zona Abisal dari Mulut ke Buku. 

Baca Lebih Banyak

Sulit untuk Tidak Jatuh Hati


Sulit untuk tidak jatuh hati pada karya bikinan Riza Almanfaluthi kali ini.

Dalam karya beliau berjudul “Kita Bisa Menulis”, saya beroleh afirmasi di tengah rimba kebimbangan untuk konsisten berkarya dalam dunia tulis menulis. Bahwa saya harus tetap berkarya lewat tulisan, menuangkan gagasan, dan lebih dari itu yakni mewariskan kenangan untuk anak cucu saya nanti. Oleh sebab itulah, patut kiranya saya berterima kasih kepada Riza yang lewat karyanya telah membantu saya beroleh nyala api semangat.

Baca Lebih Lanjut

Jangan Merekrut Pembangkang


Ada lima aspek yang wajib dipenuhi jika perusahaan ingin mendapatkan karyawan berkualitas terbaik.

Manajer Operasional Daya Talenta Indonesia Mayya Indriastuti mengemukakannya dalam buku elektronik berjudul Mengenal Gaya Pekerja Milenial. Pusat Data dan Analisa Tempo menyusun buku yang terbit pada tahun 2021 itu.

Baca Lebih Banyak

Sebagian Kita Menggunakan Kalender dengan Cara Keliru


Foto Leeloo TheFirst

Yusuf mengambil secarik kertas kosong untuk menuliskan daftar pekerjaan yang hendak diselesaikan seharian itu. Yusuf melakukannya setiap pagi sebelum bekerja.

Itu yang disebut sebagai merencanakan. Yang membedakan Temujin dan laki-laki seumurannya di seluruh Mongolia adalah Temujin membuat rencana, sedangkan yang lain tidak. Kelak dari sana, ia kemudian menyematkan namanya menjadi Jengish Khan dan mewariskan cikal bakal kemaharajaan yang luasnya tidak pernah tertandingi sampai saat ini.

Baca Lebih Banyak

Dasar Menulis itu Jurnalistik, Buku Ini Layak Dibaca dan Dimiliki


Riza Almanfaluthi membagi pengalamannya dalam menyunting konten di situs web pajak pada acara Lokakarya Kontributor Konten di Legian, Kuta, Bali pada 2017 silam.

Saya senang sekali banyak pembaca buku yang merasakan manfaat luar biasa dari buku Kita Bisa Menulis, Belajar kepada Mereka yang Tak Menyerah. Mereka pun tanpa diminta memberikan testimoni, telaahan, resensi untuk buku ini.

Saya meyakini satu hal: buku itu sangat-sangat memberikan wawasan baru dan banyak tentang menulis dari mula buat pembaca. Bukan dalam rangka meninggikan persona saya pribadi ataupun ‘ujub, pada saat saya iseng-iseng membaca buku itu lagi, saya juga senantiasa terbarukan, seperti banyak diingatkan, seperti membaca tulisan orang lain, dan banyak yang masuk ke kepala saya lagi.

Maka saya dengan sungguh-sungguh mengatakan, insyaallah, buku ini benar-benar manfaat buat pembaca karena ditulis dengan bahasa yang sederhana, diberikan contoh-contoh yang mudah, sehingga tidak meninggalkan pembaca dalam kebingungan dan sejuta tanya, dan komplet. Walaupun tentu, saya menyadari bahwa buku ini tidaklah sempurna. Namun, saya yakinkan bahwa buku ini layak untuk dimiliki dan dibaca.

Tanpa berpanjang kata lagi, mari kita baca apa pendapat Mas Herry Prapto atau Pradirwan ini usai membaca buku Kita Bisa Menulis, Belajar kepada Mereka yang Tak Menyerah. Selamat membaca.

**

“Jurnalistik adalah ilmu paling mendasar yang harus diketahui oleh semua penulis.” – Gola Gong.

Saya terkesiap membaca kalimat yang saya temukan di halaman 32 buku “Kita Bisa Menulis” karya Pak Riza Almanfaluthi itu. Betapa tidak, jurnalistik menjadi dunia yang sempat saya tekuni dalam 7 tahun belakangan ini. Namun, saya baru mengetahuinya hari ini.

Pak Riza mengutip lead (paragraf pembuka) yang ditulis Jonru dan disebarkan melalui milis Forum Lingkar Pena (FLP) pada 20 Juli 2009.

Baca Lebih Banyak

Menjadi Ahli dengan Usaha Keras dan Maksud yang Jelas


Di pertengahan Juli 2022, pada saat membuat buku ini, saya membeli secara daring sebuah buku yang ditulis oleh Carol Dweck, Ph.D. dan berjudul Mindset, Mengubah Pola Berpikir untuk Perubahan Besar dalam Hidup Anda.

Di sana saya menemukan sebuah kutipan menarik dari Robert Sternberg, psikolog Amerika Serikat dan pencetus teori segitiga cinta. Ia berkata, “Faktor terpenting yang menentukan bagaimana seseorang mencapai keahlian tertentu bukanlah kemampuan yang sudah melekat sebelumnya, melainkan usaha keras dengan maksud yang jelas.”

Continue reading Menjadi Ahli dengan Usaha Keras dan Maksud yang Jelas

Seperti Menu Indomie Paling Enak di Warung Kopi


Beberapa waktu lalu, akun Instagram saya ditandai oleh @dannyarttt. Dalam akun Instagramnya itu ia mengeposkan foto disertai narasi tentang ulasannya terhadap buku Kita Bisa Menulis, Belajar kepada Mereka yang Tak menyerah.

Menurut saya ulasannya ciamik banget. Saya tak perlu berpanjang kata menerangkan maksudnya apa dengan keciamikan ulasannya itu. Saya ingin pembaca langsung membacanya.

Silakan menikmati. Oh ya, ia sangat peduli bahasa oleh karena itu saya tidak menyuntingnya sama sekali. Saya membiarkannya. Saya fokus pada substansinya. Terima kasih, Mas @dannyarttt.

Baca Lebih Banyak