Tak Banyak yang Tahu Akar Sejarah Hari Ibu


Hari ini adalah Hari Ibu. Hari Ibu yang ke-95.

Kalau kita mengilas balik, pada tanggal 22-25 Desember 1928 terselenggaralah Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta. Kongres ini bertujuan untuk mempersatukan organisasi-organisasi perempuan dalam satu wadah.

Kemudian pada Kongres Perempuan ke III di Bandung pada tahun 1938, tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu. Hari yang dijadikan tonggak perjuangan kaum wanita Indonesia secara terorganisasi untuk bersama-sama dengan kaum pria berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia.

Baca juga:  Sinopsis Buku Sindrom Kursi Belakang

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959, Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Nasional. Ini berarti di setiap tanggal itu, tidak hanya kaum perempuan, seluruh masyarakat Indonesia, baik di dalam ataupun di luar negeri, memperingatinya.

Nuansa dari Keputusan Presiden itu adalah Hari Ibu sebagai hari kebangkitan dan perjuangan wanita yang tidak terpisahkan dari kebangkitan dan perjuangan bangsa. Api semangat dalam perayaan Hari Ibu adalah semangat perjuangan.

Ini yang tidak bisa dinafikan karena di tahun-tahun itu, kemerdekaan bangsa Indonesia baru berumur empat belas tahun. Masih terasa gelora perjuangan untuk memerdekakan dirinya sebagai bangsa yang bebas, lepas dari belenggu penjajahan, dan berperang dengan para penjajah yang ingin menginjak kembali tanah jajahannya.

Baca: Daftar Isi Buku Sindrom Kursi Belakang

Hari ini adalah hari ibu. Hari Ibu yang ke-95.

Kini, kita sudah 78 tahun merdeka. Nuansa peringatan Hari Ibu telah berubah karena zaman yang telah berubah pula. Nuansa Hari Ibu pada saat ini yang terasa menyolok adalah semangat untuk lebih berperan dan mandiri. Tidak masalah, karena di setiap zaman ada orangnya dan di setiap orang ada masanya.

Namun, ada yang tidak berubah dari dulu sampai sekarang. Bahwa perempuan Indonesia adalah mereka yang pantang menyerah, tidak lepas dari kodratinya sebagai madrasah utama buat anak-anak, cerdas intelektual, cerdas emosional, dan cerdas iman. Tak bisa dilepaskan pula dari kelembutan dan keindahan.

Ya, kini para perempuan Indonesia adalah mereka yang bersuara, mereka yang berdaya dan berkarya, mereka yang peduli dan berkontribusi.

Terima kasih telah menjadi perempuan Indonesia. Terima kasih telah menjadi istri yang senantiasa mendorong dan menemani. Terima kasih telah menjadi ibu sepenuh jiwa buat anak-anak. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik dalam pekerjaan dan perjalanan.

Hari ini adalah Hari Ibu. Hari Ibu yang ke-95.

Selamat Hari Ibu.

***

Artikel ini dibuat dan dibacakan pada saat peringatan Hari Ibu ke-95 di Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing

Gambar milik IKANAS STAN dan dibuat oleh Nindya Sylviana W. @nindyasylviana

Sumber referensi: Mimbar Jatim, Majalah Bulanan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur Edisi 6 Tahun 1997

Memesan buku Sindrom Kursi Belakang di tautan berikut: https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi.

Negara Arab Diam Saja


Pembakar Masjid Al-Aqsha saat ditangkap. Ia dibebaskan oleh mahkamah israel karena dianggap sinting.

Saya sedih melihat video pembantaian itu terjadi. Sekolah diledakkan oleh tank dan puluhan nyawa murid sekolah melayang. Tubuh-tubuh kecil itu hancur berserakan dan lantai penuh darah (18 November 2023).

Platform Telegram menyajikan video itu seketika dalam kesempatan pertama dan mempertontonkan kebiadaban israel kepada dunia. Platform ini menjadi sarana pejuang Hamas untuk menyiarkan segala kejahatan terhadap kemanusiaan itu.

Baca Lebih Banyak

Kutulis Nyawamu, Senyawa Nyawaku: Reviu Buku Sindrom Kursi Belakang


Sudah dua pekan lamanya saya di kantor baru, tenggelam dalam pekerjaan yang menumpuk, dan bungah dengan rendezvous setiap malam.

Pun, baru pada kesempatan ini saya bisa membarui blog saya. Untuk kali ini saya ingin membagi salah satu reviu singkat buku Sindrom Kursi Belakang. Reviu ini dibuat oleh sahabat saya pelahap buku yang setia membaca buku-buku saya: Sigit Raharjo.

Baca Lebih Lanjut

Menjaga Personal Branding di Dunia Maya


Caturwulan pertama tahun 2023 menjadi masa penuh pembelajaran buat seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Terutama tentang bagaimana cara terbaik berinteraksi di dunia maya dan mengelola media sosial individu.

Pada saat ini pun dunia maya menjadi tempat yang tepat untuk mengelola penjenamaan pribadi (personal branding). Ini karena jangkauannya secara global. Pengguna media sosial dapat berbagi pengalaman, konten, pemikiran kepada seluruh penduduk dunia tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Continue reading Menjaga Personal Branding di Dunia Maya

Jangan Main di Luar Sistem Ojek Online


Ada peristiwa menarik yang saya alami pada sepekan terakhir ini. Ini terkait pada saat saya memesan mobil daring melalui aplikasi. Dini hari menjelang Subuh itu, saya harus berangkat ke suatu tempat.

Pada pemesanan pertama, pesanan saya dibatalkan oleh pengandar. Saya tidak tahu kenapa. Saya mengulangi pemesanan untuk kedua kalinya dan berhasil. Saya mendapatkan harga Rp90.000,00 yang didiskon menjadi Rp60.000,00.

Baca Lebih Lanjut

Terbuang ke Planet Terpencil di Pinggiran Semesta


Dari para tetua kita menjadi tahu salah satu kiat supaya manusia bisa berumur panjang.

Pada setiap lebaran, kawasan puncak Jawa Barat menjadi biang kemacetan parah. Para pengendara yang melewati kawasan itu harus menaikkan derajat kesabaran karena untuk menempuh jarak 500 meter saja bisa membutuhkan waktu berjam-jam.

Namun, kemacetan di sana tidak membuat kapok. Selain karena itu satu-satunya akses utama dari Bogor menuju Cianjur atau sebaliknya, kesempatan lebaran menjadi waktu terbaik untuk liburan bersama dengan keluarga.

Baca Lebih Banyak

Berani Hanya dalam Kerumunan


Adanya Ramadan 1444 H tidak membuat warganet Indonesia berjeda untuk mengeluarkan kata-kata kotor di media sosial. Kata-kata itu muncul saat membuat konten atau berkomentar. Maka, mau tidak mau, memang layak jika warganet Indonesia didapuk sebagai warganet paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Microsoft mendaulat itu pada Februari 2021 dengan mengeluarkan laporan yang berjudul Digital Civility Index (DCI). Laporan itu mengumumkan tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya.

Baca Lebih Lanjut

Keluar dari Kuldesak


Sengkarut yang menimpa Direktorat Jenderal Pajak akibat imbas kasus penganiayaan yang dilakukan salah satu anggota keluarga pegawai pajak sudah sampai ke tahap yang di luar masuk akal.

Imbas itu dirasakan oleh teman-teman unit vertikal di bawah. Layanan chat imbauan kepada wajib pajak untuk menyampaikan SPT Tahunan dibalas oleh wajib pajak dengan pertanyaan, “Sudahkan lapor LHKPN?” atau dalam bentuk makian dan teror lainnya.

Continue reading Keluar dari Kuldesak

Luka Kemanusiaan yang Tidak Bisa Dilupakan


Stadion Hillsborough, Sheffield, Inggris saat ini.

Takdir menyelamatkan Steven George Gerrard. Namun, tidak dengan sepupunya.

Seandainya ia mendapatkan tiket menonton secara langsung pertandingan sepakbola di semifinal piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest pada 15 April 1989, bisa jadi ia tidak akan pernah menjadi Kapten Sepakbola Liverpool dan tim nasional Inggris kelak.

Baca Lebih Lanjut

Sebagian Kita Menggunakan Kalender dengan Cara Keliru


Foto Leeloo TheFirst

Yusuf mengambil secarik kertas kosong untuk menuliskan daftar pekerjaan yang hendak diselesaikan seharian itu. Yusuf melakukannya setiap pagi sebelum bekerja.

Itu yang disebut sebagai merencanakan. Yang membedakan Temujin dan laki-laki seumurannya di seluruh Mongolia adalah Temujin membuat rencana, sedangkan yang lain tidak. Kelak dari sana, ia kemudian menyematkan namanya menjadi Jengish Khan dan mewariskan cikal bakal kemaharajaan yang luasnya tidak pernah tertandingi sampai saat ini.

Baca Lebih Banyak