Cerita Mudik 2017: Tak mau Mengulang Brexit


Musim mudik usai. Besok Senin semua pekerja akan menjalani rutinitasnya masing-masing. Saya termasuk di antaranya. Dengan menyisakan perjalanan mudik 2017 di kepala sebagai perjalanan yang tidak memberatkan. Mudik atau baliknya. Salah satunya adalah saya akan menepi kalau saya sudah mengantuk mengendarai mobil. Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lebih baik antisipasi.

Sebenarnya banyak hal dilakukan agar tidak mengantuk seperti menampar-nampar pipi, memukul-mukul paha, mengusap-usap wajah dan kepala berulang-kali, minum air putih banyak-banyak, cuci muka, dan minum kopi. Tapi kalau sudah mengantuk ya ternyata semua tidak mempan. Obatnya cuma satu: tidurlah yang nyenyak.

Continue reading Cerita Mudik 2017: Tak mau Mengulang Brexit

Advertisement

Cerita Mudik (2): Brexit Sampai Akhir Perjalanan



Berburu Bensin

Penunjuk bensin tinggal dua strip lagi. Saatnya untuk mengisinya. Tapi di mana? Di dekat pintu tol Brexit? Jelas tidak mungkin. Antriannya panjang. Saya bertanya ke tetangga yang juga sudah duluan mudik via grup Whatsapp. Belum ada jawaban. Namun dering telepon dari tetangga saya yang lain memberi tahu info yang cukup penting, bahwa nanti isi bensin di SPBU yang kedua di jalan Dampyak Tegal. Itu berarti SPBU Muri yang dikenal dengan toilet bersihnya.

Brebes kami lewati dengan kemacetan parah. Begitu pula di kota Tegalnya walaupun para pemudik sudah diarahkan ke jalan lingkar luar via terminal, bukan ke arah kotanya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Saya mulai ngantuk lagi. Contra Flow sudah dibuat di sepanjang Tegal tapi tetap saja macet.

Baca Lebih Lanjut.

Cerita Mudik: Dari Citayam, Brexit, Sampai Semarang


kendaraan-memasuki-pintu-tol-brebes-timur-pejagan-brebes-jawa-tengah-_160709184446-290


Akhirnya setelah satu bulan persis di Tapaktuan dan tidak bertemu dengan anak dan istri, saya bisa berkumpul lagi dengan mereka pada Jumat tanggal 1 Juli 2016. Tepatnya pada malam ke-27 RamadanĀ 1437 H. Masih ada waktu untuk sahur dan berbuka puasa bersama dengan mereka. Terpenting lagi melakukan perjalanan mudik untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara di kampung.

Kami merencanakan mudik berangkat ke Semarang pada Senin siang (4 Juli 2016). Kami berangkat bertujuh. Saya dan Ummi Kinan, Kinan, Mas Haqi, Mas Ayyasy, Hendrik (adik istri), dan Mbak Alfi (keponakan). Sebelumnya kami telah mempersiapkan diri untuk membawa bekal buat berbuka puasa di tengah jalan. Seperti kejadian tahun lalu kami berbuka puasa di pinggir jalan tol Palikanci.

Kami berangkat dari rumah di Citayam pada pukul 12.30 dengan membaca Bismillah. Mengingatkan kepada semua bahwa perjalanan ini adalah perjalanan dalam rangka kebaikan dan bukan dalam rangka kemaksiatan. Sehingga dengan itu kami senantiasa berharap agar Allah melindungi perjalanan kami.

Baca Lebih Lanjut.