
Jadi ditulisnya menggunakan spasi. Bagaimana dengan vokal e atau i seperti he he he atau hi hi hi?Menurut saya bisa saja, tetapi tetap ada spasi. Semoga bermanfaat.
Salah satu jabatan di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang menggunakan bahasa Inggris adalah account representative (AR). Jabatan ini muncul sejak pemerintah mulai memodernisasikan institusi perpajakan pada 2002.
Dengan jabatan ini, pemerintah ingin agar ada orang yang bertanggung jawab mengawasi wajib pajak secara mendetail dan menyeluruh. Wajib pajak sendiri ketika ingin menjalankan hak dan kewajibannya cukup berkonsultasi dengan orang itu dan tidak perlu mendatangi banyak meja. Sederhananya demikian tugas dan fungsi AR.
Continue reading Menulis Account Representative dengan Benar
Seringkali editor di situs web pajak.go.id menemukan para penulis artikel, berita, dan flash photo masih salah dalam menggunakan kata “di” sebagai awalan atau preposisi (kata depan). Kesalahan seringkali ditemukan untuk kata di sana dan kemana.
Kalau kita kembali mengulik pelajaran bahasa Indonesia kelas 3 SD dengan menggunakan buku yang ditulis oleh Muh. Darisman dkk. berjudul Ayo Belajar Berbahasa Indonesia ada bagian buku yang mengulas ini.
Kemarin petang, Ayyasy dikejar tenggat untuk karya esai yang harus dibuatnya.
“Kapan paling lambat?” tanya saya.
Setiap hari Jumat, laki-laki muslim wajib menunaikan salat Jumat di masjid. Sebelum waktu salat itu tiba, pengurus masjid akan mengumumkan beberapa pengumuman. Biasanya terkait siapa yang akan berkhotbah (khatib), siapa yang akan mengumandangkan azan (muazin), kapan waktu salat tiba, dan jumlah saldo kas masjid pekan itu.
Sayangnya, seringkali kita mendengar, pengurus masjid yang bertugas mengumumkan pengumuman itu kepleset lidah (sebut saja demikian). Kita mendengar kalimat seperti ini:
Baca Lebih Lanjut
Kita mengenal nama jabatan atau istilah dengan menggunakan bahasa asing di institusi kita, Direktorat Jenderal Pajak ini. Contohnya Account Representative yang kita singkat menjadi AR atau Operator Console menjadi OC.
Atau seperti in house training (IHT), Compliance Risk Management (CRM), Tax Knowledge Base (TKB), atau yang campur aduk seperti internalisasi corporate value (ICV) ini.
Kalau malam ini Anda sedang menonton film Penumpasan Pengkhinatan G 30 S PKI maka Anda akan melihat Aidit sebagai tokoh sentral di sana.
Kalau Anda tahu, tokoh Aidit ini diperankan oleh Syu’bah Asa, wartawan majalah Tempo.
Sebagaimana kebiasaan majalah Tempo yang sering berkreasi dalam menggunakan kata-kata baru di selingkungnya, pada 1970-an, Syu’bah Asa menggunakan kata baru “berkelindan” sebagai padanan kata “saling mempengaruhi” atau “saling membelit”.
Demikian. Sebersit info.
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
30 September 2019
Sejak narasi pemindahan ibu kota negara marak dan diikuti pula wacana pemindahan Aparatur Sipil Negara, saya tertarik untuk mencermati berbagai siaran (broadcast) pesan yang menyebar di aplikasi percakapan.
Ada yang menggunakan kata ibukota. Kata ibu dan kota digabung menjadi satu sehingga menjadi satu kata. Ada juga yang menuliskannya secara terpisah ibu kota. Nah, yang betul bagaimana?
Progress berasal dari bahasa Inggris yang memiliki makna kemajuan atau berkembang. Kamus Besar Bahasa Indonesia sebenarnya sudah menyerapnya dengan kata “progres” yang berarti kemajuan. Artinya ketika mendapatkan dan memilih kata progress untuk pembentukan suatu kalimat maka kita lebih memilih progres tanpa perlu kata itu dimiringkan sebagai tanda istilah asing yang belum diserap oleh bahasa Indonesia.
Namun jika kita mengingat pesan dari Badan Bahasa tentang slogan berikut: Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing, tentu kita selayaknya memilih kata “kemajuan” daripada “progres”.
Mengutip Ahmad Sahidah di Majalah Tempo, 10 Januari 2011: “Kegagalan menggunakan kata Indonesia dan lebih memilih menggunakan serapan kata-kata bahasa Inggris hakikatnya mencerminkan kekhawatiran banyak orang bahwa bahasa Indonesia yang berakar pada bahasa Melayu dipandang tidak memadai untuk dijadikan bahasa pengetahuan.”
Kita tidak ingin, bukan?
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
12 Agustus 2019