
Waktu itu senja, di sebuah warung kecil di tepian pantai yang berada di atas teluk berair tenang. Perempuan berparas ayu berjilbab rapat itu yang duduk di bangku sebelah kami bangkit menuju ke belakang warung dan tak lama ia sudah berkaos putih, bercelana pendek warna merah mempertontonkan putih pahanya, tanpa jilbabnya yang terbang entah kemana memperlihatkan pendek rambutnya, lalu bersalto menceburkan dirinya ke laut.
**
Di Rihlah Riza sebelumnya (Nomor 71) telah diceritakan aktivitas kami memulai perjalanan menuju Sinabang, Simeulue dan kegiatan kami di hari pertama itu. Kini izinkan saya untuk melanjutkan cerita perjalanan ini.
Sinabang hujan pagi itu. Sekalipun masih gelap aktivitas warung kopi sudah ramai dengan orang-orang yang kongko-kongko.Saya tetap memulai hari ini dengan lari lima kilometer. Syukurnya saya masih sanggup berlari dengan waktu di bawah 30 menit. Entah kenapa jam Garmin saya tidak bisa merekam peta lari saya.
Baca Lebih Lanjut.
Bagikan Tulisan Ini Jika Bermanfaat:
Like this:
Like Loading...