Tiga Buku yang Wajib Dibaca Sekali dalam Seumur Hidupmu


Ada tiga buku yang saya rekomendasikan untuk dibaca.

Buku ini bicara soal ekonomi makro, keuangan, dan investasi dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti. Ini karena ketiga buku tersebut menggunakan anekdot, tokoh fiktif, dan teknik penceritaan dalam penulisannya.

Langsung saja kita bahas ketiga buku ini.

 

  1. Bagaimana Perekonomian Tumbuh dan Mengapa Runtuh

Saya tidak tahu, saya mendapatkan buku ini dari mana. Saya sudah memiliki buku yang ditulis oleh Peter d. Schiff dan Andrew J. Schiff pada 2019. Saya juga sudah membaca buku ini dua kali.

Duo Schiff menjelaskan akar dari pertumbuhan ekonomi, pentingnya perdagangan, tabungan dan risiko, penyebab inflasi, dampak tingkat suku bunga, peran bank sentral, dan stimulus pemerintah dengan menggunakan ilustrasi dan gambar tiga orang yang terdampar di sebuah pulau.

Buku ini menggunakan alegori yang ciamik seperti ikan untuk mengilustrasikan uang, Usonia untuk menyebut Amerika Serikat, dan Sinopia mengganti nama China.

Pesan yang disampaikannya juga jelas, yaitu soal bukan belanja yang membuat perekonomian tumbuh, tetapi perekonomian tumbuhlah yang akan membuat kita bisa belanja. Pesan yang bertolak belakang dengan Keynesian yang mendominasi hampir mayoritas negara di dunia.

Buku ini sangat kontekstual dan berkaitan erat dengan kondisi pada saat ini ketika ada sebuah negara adidaya yang menggunakan kekuasaannya tanpa batas untuk mencetak uang terus menerus tanpa ada jaminan apa pun.

Membaca lebih detail tentang apa saja isi buku ini dapat dibaca pada resensi buku yang telah saya buat dan bisa dibaca di: Jangan Menjelaskan Ini kepada Ekonom dan Politikus.

Baca: Daftar Isi Buku Sindrom Kursi Belakang

  1. The Richest Man in Babylon: Orang Terkaya di Babilonia

Secara tak sengaja saya menemukan siniar (podcast) yang merupakan iklan sebuah produk. Narasumbernya ini menyebut buku-buku keuangan yang wajib dibaca untuk mereka yang ingin sukses berinvestasi. Ada empat buku yang disodorkan dan salah satunya buku yang ditulis oleh George S. Clason ini.

Awalnya Clason tidak menulis buku. Sebenarnya ia menulis pamflet tentang kiat sukses bisnis dan keuangan dengan latar belakang Babilonia kuno untuk menyampaikan pemikirannya kepada masyarakat di tahun 1926.

Jadi sebenarnya buku klasik ini menerangkan fondasi dasar supaya kita bisa mengatur keuangan dengan benar. Buku ini menghadirkan prinsip-prinsip mendapatkan, mempertahankan, dan mengembangkan kekayaan. Salah satunya kalau mendapatkan penghasilan dalam sebulan, sisihkan sepersepuluhnya untuk disimpan. Itu yang tidak boleh diutak-atik. Sisanya untuk mencukupi kebutuhan. Sepersepuluhnya jangan didiamkan, tetapi—dengan bahasa sekarang—diinvestasikan supaya bisa berkembang.

Sayang sekali saya baru menemukan buku ini pada akhir tahun 2023. Kalau saja dari dulu saya menemukan, membaca, dan mempraktikkannya, saya mestinya sudah jadi investor tajir mlintir. Usai membaca buku ini saya langsung mempraktikkan prinsip-prinsip dalam buku Clason. Tidak ada kata terlambat.

Silakan Anda baca resensi buku klasik yang telah saya buat dan bisa dibaca di mari: Kalau Punya Utang Jangan Lari.

Baca juga: Puluhan Testimoni Buku Sindrom Kursi Belakang

  1. A Dog Called Money

Bodo Schafer menulis buku ini. Bodo adalah pembicara dan penulis buku keuangan yang mengubah hidup jutaan orang. Bukunya sudah diterjemahkan ke dalam 39 bahasa. Saya menemukan secara tidak sengaja pada saat mencari buku lain di toko buku daring.

Jadi, buku ini menyajikan tip dan teori investasi melalui sudut pandang seorang gadis kecil bernama Kira dan anjing yang bisa bicara bernama Money. Bodo yang jelas pintar ini menyisipkan berbagai pemahaman dasar mengenai uang, cara mendapatkannya, mengatur sesuai prioritas, hingga menginvestasikannya.

Hal yang baru saya ketahui dari buku ini adalah soal angka 72. Bagi saja 72 dengan persentase laba yang diperoleh dari uang kita per tahun. Hasilnya adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menggandakan uang. Ini penuturan Bu Trenton, salah satu tokoh fiktif yang ada dalam buku itu.

Saat saya membaca buku ini, saya seperti membaca buku petualangan Lima Sekawan yang ditulis Enid Blyton. Karena ilustrasi uang yang digunakan di dalam buku Bodo ini adalah poundsterling dan penny, saya pikir Bodo adalah orang Inggris, ternyata bukan. Ia orang Jerman.

Untuk menambah ilmu dan wawasan, saya sangat merekomendasikan buku-buku terjemahan di atas untuk dibaca minimal sekali dalam seumur hidup Anda, kecuali soal membungakan uang sebagai cara berinvestasi yang disarankan dalam ketiga buku itu. Membungakan uang itu riba dan riba itu haram.

Dua buku terakhir yaitu A Dog Called Money dan The Richest Man in Babylon: Orang Terkaya di Babilonia, ingin saya rekomendasikan kepada anak-anak saya sebagai bekal di masa depan supaya tidak bermasalah dalam keuangan. Anak-anak Anda juga bukan?

Baca: Mengapa Dipergilirkan. Pasti Ada Maksud dan Tujuannya. Ulasan Buku Sindrom Kursi Belakang

***
Riza Almanfaluthi
28 April 2024
Memesan buku Sindrom Kursi Belakang dan Kita Bisa Menulis di tautan berikut: https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi.

Tinggalkan Komentar:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.