DIGERTAK ANJING


pekanbaru


Biasa mulai lari jam 6.30 pagi waktu Tapaktuan, ini berarti waktu yang terlambat di Pekanbaru. Jalanan ramai, padat, dan tidak friendly dengan pelari atau sejatinya karena saya salah arah? Kehendak awal mau susuri jalan lebar pusat kota Pekanbaru malah menyasar ke perumahan dengan jalanan yang barangkali pelari Kenya pun setidaknya akan berpikir dua kali untuk memecahkan waktu terbaiknya.

Jalanan yang menanjak itu menggetarkan saya. Mental tangguh belum ajeg terbangun. Membuat saya harus mengubah rute lari pagi di kota Madani ini. Saya masuk ke sebuah perumahan yang mayoritas penghuninya adalah Tionghoa. Menyusuri pinggiran sungai, melewati banyak kelenteng yang semarak dengan hiasan menyambut tahun baru imlek, dan tentunya makhluk berkaki empat: anjing.

Anjing pertama nongkrong di pinggiran jalan. Warnanya hitam. Dia sempat menengok kepada saya. Dia bergeming. Saya cukup waspada. Tetapi dia asyik menikmati pagi, acuh dengan keberadaan saya yang bergegas dan terengah-engah menyusuri kilometer kelima.

Baca Lebih Lanjut.

RUNNING IN THE RAIN



Langit Cibinong mulai gelap di pagi itu. Tapi keramaian di Jalan Tegar Beriman Pemda Cibinong masih tampak. Jalanan yang bersih dari pedagang sekarang, banyak memberi ruang kepada para pengguna jalan terutama mereka yang mau berolah raga di pagi minggu ini.

Pemuda-pemudi jalan-jalan santai. Aroma parfum menguar kalau saya melewati serombongan dari mereka. Ke mal atau olah raga? Bisa dihitung dengan jari yang benar-benar olah raga atau lari.

Baca Lebih Lanjut.

Mereka Berhasil Menurunkan Berat Badannya



Kalau tulisan saya itu ternyata membawa manfaat buat orang lain, saya sudah cukup senang. Beberapa orang yang berhasil menurunkan berat badannya dan terinspirasi untuk menjalani Freeletics serta meniru apa yang saya lakukan memberikan komentar dan pendapatnya.

Dari Muhammad Iman Santosa yang berhasil menurunkan berat badannya dari 97 kg menjadi 83 kg.

Assalamualaikum,wr.wb…blog ini sangat berguna sekali untuk saya…tadinya saya pikir saya doang yg dibilang penyakitan krn berat badan drop krn workout…berat sy dr 97 Kg turun menjadi 83 kg..itu dalam waktu sekitar 4 bulan, tinggi saya 183..saya dibilang sakit gula, stress dll..saya blm sampe 5 minggu…menu latihan pun masih amburadul karna tdk pake coach..alhamdulillah dgn blog ini insaaallah latihan lebih teratur…terimakasih..

Lalu ada dari Evan Chandra yang berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 5 kg dalam dua minggu dari 97 kg menjadi 92kg. Berikut testimoninya.

Baca Lebih Lanjut.

2015 in review


The WordPress.com stats helper monkeys prepared a 2015 annual report for this blog.

Here’s an excerpt:

The Louvre Museum has 8.5 million visitors per year. This blog was viewed about 580,000 times in 2015. If it were an exhibit at the Louvre Museum, it would take about 25 days for that many people to see it.

Click here to see the complete report.

15 MINGGU KETIGA FREELETICS. DONE!



It hurts now, but one day it will be your warm up.

Itu salah satunya. Ada lagi kalimat yang lain.

Enjoy the difficult. Because the best view only comes after the hardest climb.

Faktanya memang demikian.

Akhirnya 15 minggu yang ketiga Freeletics ini usai saya jalani. Berarti ada 45 minggu saya menekuni secara serius olahraga individual ini. Di luar tiga minggu percobaan tentunya. Di 15 minggu awal adalah Freeletics Cardio & Strength yang fokus pada penurunan berat badan. Sukses menghancurkan lemak sebanyak 16 kg. Sedangkan di 15 minggu kedua dan ketiga adalah Freeletics Strength yang fokus pada penguatan otot. Berat badan tetap bertahan di kisaran 60 kg-an.

Banyak yang saya dapatkan. Yang paling serius adalah mengatasi rasa bosan dan lelah. Tapi akhirnya bisa juga melalui semua itu. No pain no gain-lah. Saya memang merasa capek dan lelah menjalani itu. Pertanyaan “what for” selalu menggantung di kepala saat menghabiskan detik-detik dalam hitungan waktu Freeletics. Tapi saya selalu ingat kalimat motivasi ini.

Baca Lebih Lanjut.

UNDER 6 MINUTES!



You may realize it or not, but you were born with great gifts and talents.

Let’s see what you can do every day to unleash your potentials!

~~Someone.

Perjalanan saya ke Bandung pertengahan September lalu tak sia-sia. Selain bertemu banyak orang dalam sebuah Forum Grup Discussion, saya juga bertemu dengan satu lagi orang hebat di Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Petuahnya yang terngiang-ngiang di kepala saya membuat perbedaan pada hari minggu (4/10/2015) ini. Ya benar, pagi ini.

Dia pelari handal yang sering mengikuti even lari maraton. Terakhir adalah BII Maybank Bali Marathon 2015 di akhir Agustus lalu. Namanya Bambang Tejomurti. Pemeriksa pajak di Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung. Kesempatan bertemu dengannya saya manfaatkan betul untuk bertanya-tanya tentang pengalaman larinya. Tentunya juga konsultasi.

Baca lebih lanjut.

MY FIRST HALF MARATHON



Di Tapaktuan saya masih ragu bawa sepatu lari atau tidak. Tapi daripada kelamaan mikir akhirnya saya bawa ke Banda Aceh. Kebetulan Senin nanti ada dinas di sana.

Dari Tapaktuan malam hari naik travel Sempati. Di travel saya usahakan sebisa mungkin buat tidur. Alhamdulillah bisa. Jadi insya Allah belum berasa capek walau menempuh jarak 500km-an. Tiba di Banda Aceh jam 7.45 pagi.

Sampai di hotel langsung ganti kostum dan pakai sepatu lari walau belum sarapan. Sayang banget kalau hari Ahad tak dipakai buat lari. Kali ini saya punya tekad buat lari sejauh 21,1 km. Belum pernah mencoba. Paling jauh 15 km, itu pun bulan Maret 2015 lalu.

Setelah pemanasan sebentar dan aktifkan GPS di Garmin langsung lari. Tentu sebelumnya doa dulu buat dikuatkan oleh yang Maha Kuat, Allah swt. Bismillah.

Baca Lebih Lanjut.

Buang Empat Mitos Ini



Email yang dikirim di medio Juni lalu oleh Freeletics.com ini punya isi yang bener kabeh. Tentang banyak mitos ketika kita akan benar-benar menjalani Freeletics. Mitos yang tidak berguna dan kudu dibuang jauh-jauh. Karena pada faktanya itu semua sudah saya rasakan dan berguna buat pencapaian “goal” saya.

Di email itu, Freeletics.com kurang lebihnya bilang, “Begitu banyak terdengar mitos di sekitar kita. Di manapun kita pergi, kita mendengar hal-hal yang berbeda. ‘Jangan lakukan ini. ‘Makan itu saja.’ Dan masih banyak lagi yang lainnya. Mana yang bisa dipercaya? Begitu banyak jawaban yang berbeda.”

Apa mitos-mitos itu? Dan kebenaran seperti apa yang ada di baliknya?

Baca Lebih Lanjut.

Freeletics Strength: It’s time to move out the way



Forget myths. Fears. Doubts. Failure. The only thing standing between you and your goal is yourself. It’s time to move out the way.

Akhirnya 15 minggu Freeletics Strength selesai dijalani. Banyak hal yang saya dapatkan dari menekuni semua ini. Pelajaran hidup tentunya. Tentang arti kata pantang menyerah, perjuangan, dan pengorbanan. Freeletics Strength itu program Freeletics yang memfokuskan pada pengembangan otot tubuh.

Ini saya ambil setelah Freeletics Cardio Strength saya tempuh sebelumnya selama 15 minggu juga. Program yang saya sebut terakhir ini fokus pada penurunan berat badan sekaligus penguatan otot. Hasil yang lebih signifikan buat menaikkan massa otot tentunya ada di Freeletics Strength ini.

Baca Lebih Lanjut.

Freeletics Pada Saat Puasa



Berat badan saya 63 kilogram ketika meninggalkan Citayam pada saat tiga hari menjelang berpuasa. Selama Ramadhan 1436 H di Tapaktuan saya tetap latihan Freeletics dan tidak menyentuh timbangan. Karena memang tidak punya timbangan. Biarlah mengetahuinya nanti saja ketika saya sudah mudik di Citayam. Kemudian saat itu tiba. Saya menimbang. Hasilnya turun lima kilogram.

Puasa itu identik dengan tidur, lemas, dan tak terbayangkan untuk berolahraga. Ngapain coba olahraga saat puasa? Seperti tak ada kerjaan saja. Anyway, I hate it. Tetapi ternyata ini buat yang tidak paham saja. Seperti saya ini. Sampai suatu ketika, jasad 78 kilogram memenuhi kaca di depan saya. Ini mengejutkan dan menghentak saya. Saatnya berubah.

Freeletics membuat saya mampu mendobrak banyak kemustahilan. Dan ternyata memang benar impossible is just a word. Freeletics yang membuat saya sedari awalnya membenci menjadi gandrung dengan olahraga. Freeletics yang ternyata mengantarkan saya kepada sebuah pemahaman utuh tentang arti sebuah perjuangan dan pengorbanan. Dan Freeleticslah yang membuat saya mengerti bahwa puasa tidak menghambat aktivitas agar tubuh kita tetap fit.

Baca lebih lanjut.