15 MINGGU KETIGA FREELETICS. DONE!



It hurts now, but one day it will be your warm up.

Itu salah satunya. Ada lagi kalimat yang lain.

Enjoy the difficult. Because the best view only comes after the hardest climb.

Faktanya memang demikian.

Akhirnya 15 minggu yang ketiga Freeletics ini usai saya jalani. Berarti ada 45 minggu saya menekuni secara serius olahraga individual ini. Di luar tiga minggu percobaan tentunya. Di 15 minggu awal adalah Freeletics Cardio & Strength yang fokus pada penurunan berat badan. Sukses menghancurkan lemak sebanyak 16 kg. Sedangkan di 15 minggu kedua dan ketiga adalah Freeletics Strength yang fokus pada penguatan otot. Berat badan tetap bertahan di kisaran 60 kg-an.

Banyak yang saya dapatkan. Yang paling serius adalah mengatasi rasa bosan dan lelah. Tapi akhirnya bisa juga melalui semua itu. No pain no gain-lah. Saya memang merasa capek dan lelah menjalani itu. Pertanyaan “what for” selalu menggantung di kepala saat menghabiskan detik-detik dalam hitungan waktu Freeletics. Tapi saya selalu ingat kalimat motivasi ini.

Baca Lebih Lanjut.

Advertisement

Freeletics Pada Saat Puasa



Berat badan saya 63 kilogram ketika meninggalkan Citayam pada saat tiga hari menjelang berpuasa. Selama Ramadhan 1436 H di Tapaktuan saya tetap latihan Freeletics dan tidak menyentuh timbangan. Karena memang tidak punya timbangan. Biarlah mengetahuinya nanti saja ketika saya sudah mudik di Citayam. Kemudian saat itu tiba. Saya menimbang. Hasilnya turun lima kilogram.

Puasa itu identik dengan tidur, lemas, dan tak terbayangkan untuk berolahraga. Ngapain coba olahraga saat puasa? Seperti tak ada kerjaan saja. Anyway, I hate it. Tetapi ternyata ini buat yang tidak paham saja. Seperti saya ini. Sampai suatu ketika, jasad 78 kilogram memenuhi kaca di depan saya. Ini mengejutkan dan menghentak saya. Saatnya berubah.

Freeletics membuat saya mampu mendobrak banyak kemustahilan. Dan ternyata memang benar impossible is just a word. Freeletics yang membuat saya sedari awalnya membenci menjadi gandrung dengan olahraga. Freeletics yang ternyata mengantarkan saya kepada sebuah pemahaman utuh tentang arti sebuah perjuangan dan pengorbanan. Dan Freeleticslah yang membuat saya mengerti bahwa puasa tidak menghambat aktivitas agar tubuh kita tetap fit.

Baca lebih lanjut.

FREELETICS WOCHE 8: Masih Sebagai Manusia Bebas



http://www.insideoutretreats.com

Bagaimana rasanya kalau kita terbangun di sebuah kamar hotel dan menyadari bahwa sebenarnya kamar itu adalah sebuah penjara? Ya, benar-benar penjara. Hanya diatur sedemikian rupa persis menyerupai kamar hotel. Ada kasur empuknya, televisi, kamar mandi, toilet, dan menu ransum setiap hari yang sama, chinese food.

Joe Doucett tidak tahu siapa yang menculik dan memenjarakan dirinya sedemikian rupa. Dan tak tahu pula apa salahnya. Memulai hidup sebagai orang yang terenggut kebebasannya ia stres. Tapi lama kelamaan kesadarannya tumbuh untuk tetap hidup, meloloskan diri, meraih kebebasan, dan mencari tahu siapa penyekapnya.

Baca Lebih Lanjut.

FREELETICS WOCHE 6: 5893 Meter



Lebih dari dua puluh tahun yang lalu saya memulai memakai jaket STAN Prodip Keuangan. Dan kini melihat anak-anak muda yang berjas sama di Balai Diklat Keuangan (BDK) Medan. Kelak mahasiswa D1 STAN ini akan menjadi generasi baru Kementerian Keuangan menggantikan para seniornya. Perilaku mereka sudah dibina sedemikian rupa. Kalau bertemu dengan seniornya selalu pertama kali mengucapkan salam.

*

Baca Lebih Lanjut.