RIHLAH RIZA #65: Mau Dibikin Apa?


image
Seplastik penuh jagung manis Meulaboh

Sehabis salat Jumat saya menuju pajak (pasar). Hari-hari “meugang” sudah lewat. Pasti sudah banyak yang berjualan. Niatnya mau beli bumbu-bumbu. Karena kemarin ada yang kasihan sama saya nyetatus masak seadanya begitu buat buka puasa.Iya memang betul, seadanya bukan karena diet atau apa melainkan karena tak ada yang bisa dibeli.

Nah siang ini niatnya mau beli telur, cabe merah, bawang putih, dan bawang merah. Yang penting beli dulu, buat apanya itu nanti. Paling buat menambah-nambah rasa gitu. Menu buka kemarin yang hanya kentang, bakso beku, dan ikan tongkol dijadikan satu tanpa diberi bumbu apa pun itu ternyata tetap asin. Barangkali sari pati dari ikan atau bumbu yang melekat di bakso sapi tadi sudah membaur dalam air sewaktu direbus. Begono.

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #63: Warung Pengelana, Warung Termahal di Dunia


image

“Berapa Bu? Tanpa nasi, pakai sayur, telor dadar, dan ikan itu? Tanya saya sambil menunjuk ikan merah di etalase.

“Lima belas juta…” jawabnya.

“What the…” tiba-tiba dada ini terasa memelihara Fir’aun.

Warung yang letaknya di terminal Tapaktuan ini warung “termahal” sedunia. Menu makanannya berharga jutaan rupiah. Dijual oleh wanita “tertua” sedunia pula. Entah “bego” entah kenapa,  tetap saja pengunjungnya banyak. Termasuk saya yang bersedia datang ke sana. Tak peduli tunjangan kinerja naik atau tidak.

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #62: Jangan Beri Mereka Harapan


image
Salah satu sudut Tapaktuan

Hope. It is the only thing stronger than fear. A little hope is effective. A lot hope is dangerous. A spark is fine, as long as it’s contained. ~~~President Snow dalam The Hunger Games.

Setelah beberapa minggu meninggalkan Tapaktuan karena tugas, akhirnya Senin (31/5) kemarin bisa ngantor  lagi. Ada yang patut saya syukuri dari perjalanan menuju Tapaktuan di hari Ahad kemarin itu.

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #61: Diserbu Densus 88


image

Suara tembakan pecah di dini hari. Memekakkan telinga. Saya yang sedang tidur lelap terbangun dan terperanjat. Tapi saya tahu ini akan terjadi. Anggota Densus 88 itu akan menyerbu kamar kami.

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #60: Siap Ndan…!!! 86


image

Lapangan Hijau Pusdik Reskrim

Pusat Pendidikan Reserse Kriminal (Pusdik Reskrim) yang punya moto “jeli bagai  rajawali, tangkas bagai macan kumbang, tangguh bagai batu karang” ini terletak di Mega Mendung, Puncak, Bogor. Di kaki gunung Gede Pangrango. Di sinilah tempat dididiknya penyidik dari seluruh Indonesia. Baik yang berasal dari Kepolisian Republik Indonesia ataupun Pegawai Negeri Sipil.  Kebetulan saya diberikan kesempatan untuk mengikuti Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) selama sebulan. Sebuah kesempatan dan amanah yang tak boleh disia-siakan.  

Continue reading RIHLAH RIZA #60: Siap Ndan…!!! 86

RIHLAH RIZA #59: Tiga bukan Empat


via sarahohm.com

 


Di Tapaktuan ini akhirnya saya mendapatkan satu keberkahan baru dalam seumur hidup saya. Jadi teman-teman di Tapaktuan, kalau kalian bisa tahu, sekarang saya sudah bisa makan tiga jenis buah. Bukan empat seperti yang dikatakan oleh Bapak Kepala Kantor kita. Hahaha

~~R Almanfaluthi

 

Saya tuh tidak suka buah. Semua buah. Memakan buah bikin saya enek dan mau muntah. Apalagi kalau mencium baunya. Melihat orang makan buah juga bikin pengen muntah. Menjijikkan. Saya harus tutup hidung dan mata kalau ada orang yang makan buah di hadapan saya. Apalagi dalam sebuah kendaraan umum jarak jauh misalnya. Sudah pasti itu bikin bete.

Baca Lebih Lanjut.

Rihlah Riza #58: Ini Dia Cara Bikin Minyak Kelapa Asli dan Blendo



Minyak Kelapa Asli Bikinan Sendiri

Hari ini hari Ahad. Di mes hanya saya sendiri. Yang lain pada pulang ke homebase-nya masing-masing. Kalau sudah begini saya harus berpikir keras agar banyak kegiatan yang akan menyita waktu saya. Daripada melamun tak karuan lebih baik mengerjakan sesuatu yang bermanfaat.

Jam setengah tujuh pagi saya sudah bersiap lari. Pemanasan terlebih dahulu tentunya. Sisa “Venus” hari Kamis sebelumnya masih terasa di paha. Deep Squats sebanyak 200 repetisi penyebabnya. Tidak masalah. Lari tetap jalan terus. Hanya bisa 5 kilometer jarak yang tertempuh. Dengan kecepatan yang saya usahakan lebih tinggi dari minggu sebelumnya. Alhamdulillah berhasil.

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #57: Assalaamualaikum Bojong



Saya dikirim oleh negara saya yang 5000 mil

jauhnya ke Meksiko untuk tetap berlari.

~~Akhwari di 1968

Ini bukan tentang sebuah pelarian. Melainkan lari dalam makna yang sesungguhnya. Melangkahkan kaki dengan cepat dan sesaat kedua kaki itu melayang tak menginjak bumi. Nafas terengah-engah dengan jantung berdegup kencang.

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #56: Inilah Caranya Orang Tua Kita Naik Kelas di Surga



“Oh yes, the past can hurt. But from the way I see it,

you can either run from it, or… learn from it.”

~~Rafiki to Simba, The Lion King

Ini catatan terakhir di tahun 2014. Tahun yang akan segera berakhir beberapa jam lagi. Tahun penuh keberkahan karena banyak nikmat yang Allah berikan dan tak sanggup saya menghitungnya. Sekaligus tahun kesedihan karena tiga orang dekat saya meninggal dalam tahun itu sedangkan saya berada di sebuah tempat yang jauh dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #55: Ronde Demi Ronde


.but I ain’t going no 10,000 miles

to help murder and kill other poor people.

If I want to die, I’ll die right here, right now,

fightin’ you, if I want to die.

~~Muhammad Ali dalam Ali

Kapan terakhir olahraga? Bertahun-tahun lamanya tidak pernah olahraga. Tidak tahu kapan terakhir mandi keringat karenanya. Barangkali seringnya mandi keringat kalau keluar dari Commuter Line di sore hari Jakarta yang padat. Pola makan pun tidak dijaga. Tidak tahu badan ini sehat atau tidak. Yang pasti hari-hari dilalui dengan rutininas bahkan setelah satu tahun di Tapaktuan. Sampai suatu hari tibalah hari yang mengejutkan itu.

Baca Lebih Lanjut.