Dari Padang ke Burj Khalifa: Seperti Binar Bapak Dulu


Kanwil DJP Sumbarja. Coba lihat di kejauhan, bentangan luas Samudra Hindia.

Sewaktu saya kecil, bapak sering menceritakan tentang perjalanannya berkeliling Sumatra saat menjual tenda payung berwarna-warni. Salah satunya ia pernah mampir di Padang. Raut muka dan suaranya saat ia menceritakan kota itu begitu penuh binar dan gelora. Entah kenapa.

Padang, sebuah kota yang belum pernah saya singgahi, namun baru pe​​kan lalu saya berkesempatan menginjakkan kaki di kota terbesar di Pantai Barat Sumatra. Pada saat puasa Ramadan kali ini.

Baca Lebih Lanjut

Advertisement

Kelak Mereka adalah Siborg, Bahkan Sekadar Hologram


Saat ini para pengguna jalan tol sering melihat banyak gerbang tol yang dulunya berdiri megah sudah tidak terpakai dan hanya menyisakan kekosongan saja.

Dulu banyak petugas yang melayani pemberian dan pembayaran tiket tol, namun sekarang sudah tidak ada lagi. Semua telah tergantikan dengan mesin. Seluruh pengguna jalan tol dipaksa untuk memakai uang elektronik.

Baca Lebh Lanjut.

Matanya Penuh Kenangan, Tercecer di Mana-mana


Saya tersentak. Mimpi itu membangunkan saya. Padahal pesawat terbang ini belum juga lepas landas dari Bandara Adi Sumarmo. Dalam mimpi itu saya seperti berada dalam sebuah penjara gelap.

Topeng besi dengan lubang hanya untuk kedua belah mata menutupi seluruh wajah. Tak ada lubang untuk mulut. Saya merasa seperti dibekap dan berada di ruang sempit. Perasaan takut tempat sempit itu tiba-tiba datang lagi.

Baca Leboh Lanjut.

RIHLAH RIZA #62: Jangan Beri Mereka Harapan


image
Salah satu sudut Tapaktuan

Hope. It is the only thing stronger than fear. A little hope is effective. A lot hope is dangerous. A spark is fine, as long as it’s contained. ~~~President Snow dalam The Hunger Games.

Setelah beberapa minggu meninggalkan Tapaktuan karena tugas, akhirnya Senin (31/5) kemarin bisa ngantor  lagi. Ada yang patut saya syukuri dari perjalanan menuju Tapaktuan di hari Ahad kemarin itu.

Baca Lebih Lanjut.