Pasukan Kuning Semarakkan Pusat Kota Naga dengan Kampanye E-filing



Sebagai wujud pelayanan kepada Wajib Pajak, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tapaktuan mengadakan Kampanye Simpatik Penyampaian SPT Tahunan Melalui E-filing di pusat kota Tapaktuan, kemarin (12/3). Sebanyak 14 personil KPP berseragam kaos berwarna kuning membagikan brosur dan stiker e-filing di Bundaran Simpang Keude Aru kepada para pengguna jalan. Spanduk ajakan lapor SPT Online dibentangkan di bawah tugu buah pala untuk dua sisi jalan.

Baca Lebih Lanjut.

Ini Tiga Hal yang Harus Dicermati Anda Jika Ada Penagih Pajak Datang



Rabu (7/1) lalu sedang hangat diberitakan telah ditangkapnya penagih pajak gadungan di Malang. Andi Wahyu Wijaya, pria yang berasal dari Karanganyar ini berhasil meraup uang sebesar Rp 30 juta dari hasil operasinya sejak Maret hingga Oktober 2014.

Andi mendatangi toko dan usaha lainnya yang cukup besar agar mereka membayar pajak. Dengan bermodalkan ID Card Kementerian Keuangan ia mampu meyakinkan korbannya untuk menyetorkan pajak melalui dirinya. Tapi sayang uang itu tidak sampai ke Kas Negara. “Hasilnya saya berikan ke fakir miskin dan anak yatim,” katanya sebagaimana diberitakan Kompas.com.

Buat Wajib Pajak yang sudah melek tentang kewajiban perpajakannya dan tahu tentang modernisasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) peristiwa ini tentu tidak akan terjadi. Oleh karenanya hal-hal berikut ini perlu dicermati oleh Anda sebagai Wajib Pajak jika didatangi penagih pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #51: Surya Tenggelam



Surya tenggelam, ditelan kabut kelam

Senja nan muram, di hati remuk redam

Chrisye-Kala Sang Surya Tenggelam

Saya berangkat ke kantor jam tujuh pagi lalu mampir ke warung depan mes untuk membeli nasi bungkus ditambah krupuk gendar. Lalu dibawa ke kantor. Tidak di makan di sana. Sepertinya memang dari dulu saya kurang suka kalau makan di tempat.

Apa lauk nasi itu? Macam-macam. Setiap hari ganti lauk. Sehingga kita tak pernah tahu isi lauknya untuk hari itu seperti apa. Kita bisa ber-H2C. Berharap-harap cemas semoga lauknya menggugah selera. Tapi selama saya beli nasi bungkus di sana selalu tidak mengecewakan. Dan saya bisa jamin, hanya nasi bungkus yang dijual di warung depan itu yang paling enak daripada nasi bungkus lainnya se-Tapaktuan.

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #48: Kita Sama-Sama Gigit Jari


Entah sampai kapan rihlah ini menemukan tempat perhentiannya. Mungkin sampai ia menemukan tempat yang pas untuk berkalang tanah? Wallahua’lam bishawab. Hanya kepada-Nyalah kembali semua urusan. Bukan manusia. Bukan juga kamu.

~~~R. Almanfaluthi

Setelah acara forum itu usai, kami berempat—para fiskus yang ditempatkan di Aceh—menyempatkan diri pergi ke Senggigi. Pantai yang konon indah dan menawan. Belumlah dikatakan pergi ke Lombok kalau tidak pergi ke pantai itu. Begitulah kata para pujangga pelancong.

Suatu malam dahulu kala, saya sempat menonton sebuah film televisi. Lokasi sutingnya di pantai Senggigi itu. Ada adegan dua tokoh pemeran utama film itu menyusuri tebing dan pantai. Saya terpukau. Pemandangannya luar biasa indah. Sejak saat itu saya setidaknya berkeinginan pergi ke sana. Tapi itu jauh sebelum penempatan saya di Tapaktuan.

Baca Lebih Lanjut.

[HALO NUSANTARA] Jinayat dan Ganja


Gerak rampak para santri dalam zikir maulid (Foto Riza Almanfaluthi)

Jinayat

Hari Jumat, ratusan orang berkumpul di pelataran Masjid Raya Tapaktuan, Istiqamah. Bukan untuk apa-apa, melainkan mereka akan melihat prosesi pencambukan orang-orang yang melanggar Qanun. Biasanya karena perbuatan maisir (perjudian) dan khalwat (mesum).

Sebelumnya aparat Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan berkeliling kota memberitahu masyarakat melalui pengeras suara. Usai salat Jumat pencambukan dilaksanakan. Tidak banyak cambuk itu mendera di punggung para pelanggar qanun. Bisa lima sampai sembilan pukulan saja.

Algojo bertopeng dari Polisi Syariah (Wilayatul Hisbah) yang akan melakukannya. Aparat Kejaksaan Negeri sebagai yang punya gawe harus bisa memastikan acara tersebut berjalan dengan lancar.

Baca Lebih Lanjut.

[HALO NUSANTARA] Antara Legenda dan Takdir: Ini yang Menarik di Tapaktuan


Surfing di suatu senja (Foto Syukrunaddawami-Pegawai KPP Pratama Tapaktuan.)

Tapaktuan, tempat eksotis berjuluk Kota Naga ini terletak 440 km arah selatan Banda Aceh. Ibu kota Kabupaten Aceh Selatan ini bisa ditempuh dengan menggunakan perjalanan darat dari Kota Banda Aceh ataupun Kota Medan selama kurang lebih 8 sampai 9 jam.

Anda disarankan untuk menempuhnya di siang hari agar mata bisa termanjakan dengan pantai nan memukau di sepanjang jalan lintas barat Provinsi Aceh. Sekalian merenungi asar-asar tsunami tahun 2004 yang masih tampak. Atau menikmati keteduhan Berastagi dan hutan Pegunungan Leuseur yang berkelok-kelok jika Anda memula kembara dari Kota Medan.

Sesampainya di kota pala ini siapkan kamera agar semua ciptaan luar biasa Yang Maha Kuasa ini terabadikan dan bisa terceritakan ke anak cucu. Ya, karena Anda telah pernah menjejakkan diri ke sebuah situs luar biasa yang menjadi landmark tak pernah tergantikan: Jejak Kaki Raksasa Tuan Tapa.

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #46: Ketika Tiba di Permukaan Tanah



Ilustrasi via lunar.thegamez.net

Empat tahun lalu, Luis Urzua adalah penambang terakhir yang diselamatkan dari kedalaman 700 meter di bawah permukaan laut. Bersama 32 temannya ia menjadi korban kecelakaan runtuhnya terowongan tambang dan terkubur hidup-hidup selama 69 hari. Setelah keluar dari kapsul penyelamat yang membawanya naik ke atas, Urzua memeluk Presiden Chili, Miguel Juan Sebastián Piñera Echenique. Kepada Sang Presiden, Urzua mengatakan, “Kami memiliki kekuatan dan iman untuk berjuang mempertahankan hidup kami.”

**

Baca Lebih Lanjut.

RIHLAH RIZA #43: SAAT LAPANG BARU BERBAGI, SEMPIT EUWEUH



…dan Kami lebih dekat kepadanya

daripada urat lehernya. (Alqaaf:16)

Stasiun Kereta Api Medan. Tiga hari sebelum Ramadan 1435 H usai. Saat itu menjelang waktu berbuka puasa. Saya duduk di bangku tunggu stasiun dekat musala. Sembari menunggu pengumuman keberangkatan kereta yang akan mengantarkan saya ke Bandara Kualanamu.

Tidak seberapa lama, seorang laki-laki yang membawa troli bagasi penuh tas dan kardus datang mendekat. Mungkin ia akan ke toilet yang berada di sebelah tempat salat ini, pikir saya. Memandang wajahnya seperti sangat dekat. Pernah saya kenal.

Saya berinisiatif untuk menyapa duluan, “Mas, kayaknya saya kenal. Di mana yah?” Langsung dia menjawab, “Mas Riza yah?” Ia menyebut nama. “Kita pernah satu kos dulu,” katanya lagi. Ingatan saya langsung menuju kampus STAN dulu. Setelah itu kami hanyut dalam perbincangan masa lalu dan sekarang.

Baca Lebih Lanjut.

Sekrup-Sekrup Kecil: Empat Modus Perkaya Diri Jadi Masa Lalu


 


Pagi itu telepon berdering. Nomornya tidak dikenal. Kemudian terdengar suara seorang perempuan di ujung sana. Tak lama saya baru ngeh. Ternyata suara itu berasal dari seorang perempuan yang pernah saya kenal sewaktu saya menjadi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing (PMA) Empat. Perempuan ini dulu pernah menjadi tax manager sebuah perusahaan di Sidoarjo. Perusahaan pembalut buat ibu setelah melahirkan ini termasuk ke dalam kategori Wajib Pajak yang taat pajak.

Walaupun saya sudah bertahun lampau meninggalkan kantor itu dan sekarang berada di ujung negeri, ia masih menyimpan nomor telepon saya. Seperti waktu dulu, ia pun bertanya-tanya kepada saya mengenai kasus perpajakan yang ditanganinya. Bedanya, sekarang ia telah menjadi seorang konsultan manajemen. Penanganan kasus perpajakan hanyalah bonus yang diberikan kepada klien yang menyewa jasa konsultasi manajemennya.

Baca Lebih Lanjut

RIHLAH RIZA #42: ANTARA TAPAKTUAN DAN GAZA: DI KARNAVAL INI TERSELIP DOA UNTUK MEREKA


ANTARA TAPAKTUAN DAN GAZA:

DI KARNAVAL INI TERSELIP DOA UNTUK MEREKA

Kemarin, ada petugas datang ke rumah dinas, mengecek dan menanyakan kepada para penghuni, “Mengapa bendera merah putih belumlah berkibar?” Esok Paginya merah putih itu telah kami kibarkan. Sensitivitas di daerah bekas konflik.

(Uswan, Ulee Kareng, Banda Aceh)

Karnaval peringatan HUT RI yang ke-69 berlangsung meriah hari ini (16/8). Sebanyak 17 gampong di Kecamatan Tapaktuan menjadi peserta pawai. Selain berbusana daerah dan tampilan khas para pejuang kemerdekaan, para peserta karnaval menampilkan atraksi-atraksi hebat yang dipersembahkan kepada masyarakat.

Titik pusat karnaval berada di Jalan Merdeka, Tapaktuan. Di sana didirikan panggung tempat Bupati dan Wakil Bupati hadir dan melihat jalannya acara. Yang menarik dari panggung tersebut adalah pesan yang ditulis di atas sebuah papan dan berada di depan meja Bupati. Pesan itu berbunyi: “DOA KAMI UNTUK GAZA”. Pesan yang mengingatkan kepada dunia bahwa masyarakat Aceh Selatan yang jaraknya ribuan kilometer dari Palestina ini sungguh peduli terhadap nasib penduduk Gaza yang ditindas dan dibantai Israel.

Baca lebih lanjut