Bangunkan yang Tidur Itu!


Melania Trump, Grace Eline, dan Joshua Trump duduk di tribun.

Kinan tertidur saat mengantre untuk menyetorkan hafalan Alquran kepada ustaz pembimbingnya pada sore itu. Teman Kinan berusaha membangunkannya. “Tidak usah. Biarkan saja,” kata sang ustaz.

Di lain waktu dan tempat, bocah sepantaran Kinan, Joshua Trump duduk di sebelah kiri Melania Trump. Hanya diselingi satu bangku saja yang diduduki Grace Eline, bocah penderita germinoma. Namun Joshua tertangkap kamera sedang tertidur lelap.

Saat itu Donald Trump sedang berpidato di hadapan anggota DPR AS, Washington DC, Selasa (5/2/2018). Bahkan ketika Trump memanggil salah seorang undangan untuk diperkenalkan kepada khalayak, tempat duduknya tak jauh dari Joshua, Joshua masih terlelap.

Anak kecil berumur 11 tahun itu bukan anggota keluarga Trump. Joshua hanya memiliki nama belakang yang sama dengan presiden AS ke-45 itu. Sebab itu di sekolahnya ia ditindas. “They curse at him. They call him an idiot. They call him stupid,” kata ibunya.

Tak tahan penindasan, Joshua tak mau sekolah. Ia belajar di rumah (homeschooling). Sebagai bentuk dukungan kepada Joshua, ibu negara AS Melania Trump mengundangnya untuk hadir dalam acara kenegaraan.

Turut diundang oleh Gedung Putih adalah Buzz Aldrin, orang yang bersama Neil Armstrong menginjakkan kakinya ke bulan pada 50 tahun lalu.

Dari Wilmington, Delaware, Joshua datang untuk mendengarkan pidato Trump yang naskahnya setebal 15 halaman dan menghabiskan waktu 1 jam 22 menit. Trump membacanya melalui teleprompter, sehingga ia seolah-olah berpidato tanpa teks.

Di tengah pidato Trump, Joshua duduk di bangku yang nyaman di malam yang telah larut. Secara naluriah ia menyandarkan kepalanya di senderan kursi dan terlelap dengan mulut yang setengah terbuka.

Saya jadi teringat dengan buku lawas yang ditulis Tjipta Lesmana yang berjudul Dari Soekarno Sampai SBY, Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa.

Buku itu merekam saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegur salah satu peserta Kursus Singkat Lemhanas khusus untuk para bupati, walikota, serta ketua DPRD seluruh Indonesia pada 8 April 2008.

“Bangunkan yang tidur itu. Kalau tidur, di luar saja! Bagaimana pemimpin memimpin rakyatnya kalau dia tertidur?!”

SBY masih melanjutkan, “Malu, sedang membicarakan upaya memajukan daerah, kok tidur. Jangan main-main dengan tanggung jawab. Berdosa! Bersalah kepada rakyat!”

SBY lalu meminta kepada Lemhanas untuk tidak meluluskan peserta yang tertidur saat ia berpidato kendatipun peserta itu pintar.  “Jangan diluluskan, biar rakyat tahu. Bukan karena tidak pandai, tapi karena kepribadiannya jelek.”

Gubernur Lemhanas Muladi, mantan Rektor Universitas Diponegoro, mengakui tertidur sewaktu presiden RI berpidato perbuatan salah, namun menolak untuk tidak meluluskan peserta itu, “Jadwal belajar di Lemhanas amat padat. Sementara fisik peserta didik rata-rata sudah cukup berumur.”

Saya tidak pernah membangunkan mahasiswa yang ketahuan tertidur di ruang kelas saat saya mengajar di kampus PKN STAN. Tidak juga pernah meminta mereka keluar ruangan atau mencuci paras mereka. Saya berusaha mencoba memahami dan berpikir positif: mereka kelelahan belajar (semoga tidak lelah karena PUBG)..

Di saat acara resmi kepresidenan, Bill Clinton dan Gus Dur saja tertidur.

 

***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
18 Februari 2019

Tinggalkan Komentar:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.