Cerita Lari Mandiri Jogja Marathon 2018 (3): Menghilang di Rerimbunan Kembang Kenikir


Mandi di sendangmu (Foto milik sendiri).

Asyik. Aku tiba juga di Water Station (WS) kilometer (KM)-26. Di sana ada Fruit Station. Yang jelas ada pisang. Aku mengambil pisau yang ada di meja lalu memotong potongan pisang yang sudah kecil kemudian menyantapnya. Aku menikmati potongan itu tanpa ada keinginan untuk muntah.

Air yang keluar dari Water sprinkler memancur deras. Aku sekalian mandi. Segar rasanya disiram butiran air. Ini Svarloka. Tempat sungai mengalir dan buah-buahan tumbuh. Sudah cukup. Jalan saja.

Baca Lebih Lanjut.

Advertisement

Cerita Lari Mandiri Jogja Marathon 2018 (2): Melangit Menuju Svarloka


Tampak Belakang

Prambanan masih gulita saat aku dan Mas Hafidz berada tak jauh di belakang garis start yang sudah dipenuhi para pelari. Sebagian besar dari mereka memakai kaos komunitas larinya.

Beberapa dari mereka ada yang memakai balon yang diikatkan di kaosnya. Mereka para pacer yang akan memandu kecepatan berlari sampai tiba di garis finis dengan beberapa kategori waktu.

Baca Lebih Lanjut.

Cerita Lari Tugu To Tugu 2017: Pelukan dan Kehangatan


30 Kilometer yang Sebegitunya.

Pengalaman hidup adalah mufti yang memang memfatwakan
banyak hal kepada saya sebagai mustafti.

Setelah menerima medali dan kaos sebagai penamat, saya segera membereskan peralatan saya. Tiba-tiba kembali rasa mual itu muncul. Saya segera cari tempat sepi. Di bawah pohon palem yang baru tumbuh, saya memuntahkan semua isi perut. Semuanya cairan yang tadi saya minum di sepanjang pelarian itu. Lega.

Setelah itu saya menuju tenda besar panitia. Di sana ada wadah plastik besar berisi air es untuk merendamkan kaki. Saya memasukkan kaki. Dan tidak butuh waktu lama, itu saja membuat tubuh saya menggigil tidak karuan. Tidak hanya di kaki, tetapi ke seluruh tubuh. Ini seperti dingin yang menyerang saat kita demam atau meriang. Saya segera angkat kaki. Saya sudah merasa sangat kelelahan.

Baca Lebih Lanjut.

Cerita Lari Tugu To Tugu 2017: Banyak Drama


Capek Bro. 🙂

Tetapi pada saat malam hari, kebanyakan minum malah bikin kembung.

 

Saya tiba di PDAM Cibinong. Ini penghentian pertama. Sudah 1 jam 31 menit saya berlari. Itu kira-kira 12,5 kilometer. Belum ada cairan yang masuk sama sekali. Baru dua butiran kecil gula jawa yang saya habiskan.

Di sana, setelah dilakukan pengecekan oleh panitia, saya langsung mengambil minuman botol warna biru itu dan menenggaknya sampai habis. Hal yang nantinya membawa saya kepada sesuatu.
Baca Lebih Lanjut.

Cerita Lari Tugu To Tugu 2017: Kelinci dan Kura-kura


 
Malam itu, sebagian manusia mencari kemeriahan,

sebagiannya lagi mencari Tuhannya, sedang aku?

 

Setahun nan lampau berlari di malam tahun baru masih menjadi sebuah angan-angan. Di Tapaktuan, di sebuah kantor yang masih memantau target tahunan, akhir tahun 2016 menjadi momen yang tak bisa diabaikan. Kami harus stand by. Dua puluh satu hari kemudian, saya dipindah ke Jakarta.

Setahun kemudian angan-angan itu menjadi nyata. Di malam terakhir 2017, saya berdiri di tengah kelimunan pelari yang akan memulai pelarian itu. Bersiap-siap menempuh jarak 30 kilometer dari Polres Depok sampai Kantor Walikota Bogor.
Baca Lebih Lanjut.