aku menjelma bibir
dengan cecap pada segelas teh
yang panasnya pupus dua jam lalu
di pinggiran malam yang retak
gelas yang lupa
dentingnya yang berisik
menitahkan mata
agar tak nyalang di sembarang
sengkarut suratan
tapi aku melawan geming
di atas kursi rotan berkepinding
pada layar putih yang sedang bunting
buat memperanakkan sajak-sajak kering
tilam sudah terbentang, sayang…
sentosalah
***
riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
tapaktuan , 16 Agustus 2016