Kita dua pungguk, berteduh di bawah daun, saat penghujan. Mendekatlah ke sini, bahkan ketika barulah gerimis, bahkan saat mengalir di kedua matamu yang belum sempat memejam, bahkan ketika menyentuh jari-jari kakimu, bahkan ketika ia akan meratap ke tanah, bahkan ketika semua usai, bahkan ketika penghujan akan cuma sisa, bahkan kalau daun itu mulai mengering, bahkan ketika aku menjelma matamu, bahkan ketika aku menjadi hoo-hoo-hoo-hoo mu, bahkan ketika aku menjadi bulumu, bahkan ketika aku adalah sayapmu, bahkan saat waktu adalah aku yang rindu repetisi. Kita dua pungguk, berteduh di bawah daun, saat penghujan. Mendekatlah ke sini, bahkan…
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
Citayam, 24 September 2017
“bahkan saat waktu adalah aku yang rindu repetisi” 👍
LikeLiked by 1 person
😊😊😊
LikeLiked by 1 person
“menjadi hoo hoo hoo mu’ masih gagal paham dengan kalimat itu, bang
LikeLiked by 1 person
Hahaha itu suara burung hantunya Kak Liza. Hu…hu…hu…hu…
LikeLike