TIPS BUAT YANG LAGI BIKIN SKRIPSI DAN TESIS


TIPS BUAT YANG LAGI BIKIN SKRIPSI DAN TESIS

Skripsi atau tesis menjadi momok yang menakutkan. Menjadi mimpi buruk. Selalu hinggap di ingatan saat makan,
jalan-jalan, atau beraktivitas sehari-hari lainnya. Oleh karena itu begitu banyak para mahasiswa yang kedodoran dalam
penyelesaiannya, hingga berbulan-bulan, tak terasa biaya kuliah membengkak karena tetap harus bayar uang kuliah
ataupun ancaman drop out dari penyelenggara perkuliahan. Perlu diketahui
sampai saat ini masih ada teman saya yang belum juga menyelesaikan skripsinya sejak sama-sama masuk kampus di tahun
2000.

Apa daya, dengan sangat terpaksa, banyak dari mahasiswa tersebut menyewa jasa konsultan penulisan tugas akhir untuk
membantu mereka. Alhasil selain dana lebih yang harus dianggarkan untuk membayar fee, bantuan ini juga rawan dari masalah plagiat, serta tak lupa minimalis dalam
pertanggungjawaban di sidang komprehensif.

Ini semua hanya bertumpu pada kemalasan, tiadanya semangat di dada, dan tiadanya faktor pemicu untuk bergerak. Dan
tentunya seribu macam alasan lainnya.

So, pada kali ini ada yang harus saya tularkan kepada Anda semua tentang keberhasilan saya dalam menanggulangi
kemalasan yang mendarah daging. Terutama saat membuat tugas akhir kuliah kita berupa skripsi atau tesis. Karena
biasanya-dan sudah menjadi penyakit bagi masyarakat kita yang sedari kecil tidak pernah diajarkan untuk menuangkan
gagasan yang berada di otak kita dalam bentuk tulisan-mengarang menjadi pelajaran yang dibenci banyak siswa. Ia
adalah sesuatu yang menyulitkan tiada terperi, dulu hingga kini.

Mau bukti? saya tantang Anda untuk membuat satu paragraf yang terdiri dari empat kalimat tentang keadaan di sekitar
Anda dalam waktu lima menit. Dahi Anda akan mengerenyit, pikiran Anda akan berputar-putar mencari-cari kata demi kata
atau kalimat demi kalimat agar terbentuk satu paragraf, tersusun dengan pas dan sesuai dengan rasa bahasa. Bagi yang
sudah terbiasa, hal ini bukan sebuah kesulitan. Tapi bagi yang tidak biasa, ini akan memakan waktu lebih dari lima
menit. Saya pun sama dengan Anda.

Jadi bagaimana mungkin membuat skripsi atau tesis sedangkan untuk membuat satu paragraf saja susah. Sebenarnya satu
saja kuncinya: banyak latihan. Okelah saya sudah melenceng jauh dari keinginan saya untuk memberikan tips yang sesuai
judul di atas. Tapi setidaknya di saat kita sudah terbiasa menulis dan menuangkan gagasan di atas kertas (sekarang
bukan zamannya lagi) atau di layar komputer, ini akan sangat membantu sekali mempercepat masa penyelesaian penulisan
tersebut.

Jadi tips pertama adalah perbanyak latihan menulis.

Selanjutnya, agar kita segera bisa terpacu, coba berusaha untuk mengumpulkan teman-teman yang mempunyai problem sama.
Adakan pertemuan khusus membahas ini. Biasanya akan muncul gagasan baru, semangat baru, dan perencanaan baru secara
bersama-sama. Hal ini sukses dilakukan oleh salah seorang teman saya yang dapat mengumpulkan hingga kurang lebih
empat orang untuk bersama-sama membuat tesis.

Seringnya berkumpul, mencari data bersama-sama, hingga menulis pun bersama-sama mampu membuat mereka lulus pada tahun
yang sama. Saya pastikan bahwa tips yang kedua ini adalah: ajak teman
untuk bekerja sama.

Jika tips kedua ini tak bisa dilaksanakan karena ternyata tidak ada teman yang mau diajak bekerja sama atau
pergerakan teman kita terlalu lambat sedangkan kita sudah mempunyai semangat yang membara di dada, maka saya anjurkan
kepada Anda untuk langsung jalan sendiri saja. Tips ketiga ini adalah: jika engkau tidak menemukan teman, segera restart diri Anda.

Setelah itu, tips yang keempat adalah: jangan pernah terlewat satu hari
pun untuk tidak memikirkan skripsi/tesis
. Implementasi dari tips ini adalah dengan minimal sehari ada satu
jurnal atau referensi yang harus dibaca, mencari data ke perpustakaan dan sumber-sumber referensi lainnya. Jangan
berputus asa bahwa sehari itu Anda belum mampu membuat satu paragraf tertera dalam karya tulis Anda. Karena bagi
saya, dengan sedikit saja Anda sudah membaca atau setidaknya memikirkan skripsi/tesis, itu berarti Anda sudah punya
proggres yang baik. Sekali lagi: ciptakan progess sekecil apapun.

Tips kelima adalah mencari satu contoh skripsi/tesis sebagai rujukan
utama.
Hal ini sudah saya buktikan dengan sukses oleh saya. Saya mencari di internet dengan menggunakan
search engine terkemuka Goggle. Eureka…! Eureka…! Eureka…! Ketemu dan langsung saya cetak.
Karena bagi saya lebih enak membaca hardcopy dibandingkan dengan
memelototi layar komputer. Temuan itu dijadikan rujukan untuk bisa diketahui alur berpikirnya, cara penyajiannya,
metode-metode penulisannya dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tips keenam: jalin hubungan baik dengan dosen pembimbing. Ini
sudah lazim dan kudu dilakukan oleh kita sebagai mahasiswa yang memang
lagi butuh kebijakan, saran, dan tentunya kemurahan sang dosen, lebih-lebih kalau dosennya langsung menyetujui
proposal penelitian ataupun karya lengkap kita. Ini yang patut disyukuri.

Tips ketujuh: struggle,
man!
Sekuat tenaga dah kita lakuin, kalo perlu jabanin ampe gak bisa tidur ngerjain skripsi/tesis. Semua ini memang butuh pengorbanan.
Main games, chating,
fordis harus dilupakan dulu agar fokus kita tidak pecah. Dan tentunya
agar kita punya waktu untuk memikirkan semua ini.

Yup, mungkin ini saja yang baru bisa saya sampaikan kepada Anda. Tujuh tips ini tidak akan berguna kalau Anda sendiri
tidak menyerahkan segala daya dan upaya kepada Allah Yang Mahakuat, karena sesungguhnya IA-lah yang membuat saya dan
Anda mampu melewati masa-masa sulit. Semoga kita tercerahkan.

***

Sepuluh bulan kuliah, setahun nganggur, dua bulan ngebut, selesai juga akhirnya. Saya bisa Anda pasti bisa.

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

22.30 22 Januari 2007

Tesis Lagi, Tesis Lagi


30.01.2006 – Tesis Lagi, Tesis Lagi (Ada yang mau membantu…?)
Saya terus terang saja selalu trauma kalau sudah memikirkan tugas akhir. Dulu waktu mau menyelesaikan skripsi di strata satu saja sudah pusingnya minta ampun. Sebenarnya bukan masalah pada pembuatannya namun susahnya ada pada saat mau memulainya. Benar-benar malasnya luar biasa. Malah keasyikan main game.
Lalu, baru terasa mood saat melihat kawan-kawan satu angkatan sudah pada lulus kuliah semua. Walaupun demikian tetap saja saya terlambat lulus selama satu semester dan wisudanya baru dilaksanakan satu tahun kemudian. Diklat Penyesuaian Ijazah pun ketinggalan juga. Yang berimbas pada keterlambatan saya untuk bisa naik pangkat secepatnya.
Walaupun demikian, saya masih bisa bersyukur dapat mengikuti ujian penerimaan account representative (ar) gelombang kedua. Yang pada akhirnya saya dapat diterima untuk menjadi salah satu AR di kantor yang lama.
Nah, seharusnya pengalaman itu tidak boleh terulang lagi. Setelah selama setahun penuh saya mengikuti kuliah strata dua, saya harus dihadapkan pada pemenuhan tugas akhir berupa pembuatan tesis. Kalau mau lulus dan diwisuda pada tahun ini, maka tesis itu harus diselesaikan paling lambat bulan September 2006. Karena acara wisudanya akan diselenggarakan pada Oktober 2006, dan hanya sekali dalam setahun.
Nah, kembali lagi hambatan psikologis saya yang terbesar adalah benar-benar belum ada mood. Yang kedua adalah tidak ada yang harus dikejar, karena kenaikan pangkat saya masih dua tahun lagi ke depan. Mungkin pada waktu pembuatan skripsi saya harus mengejar supaya bisa ikut DPI dan bisa naik pangkat serta ikut tes AR. Kali ini coba pikir apa yang harus saya kejar?
Hambatan yang ketiga, mungkin kesibukan sebagai AR. Alasan ini alasan klasik saja. Kalau benar-benar sibuk, kenapa masih sempat lihat-lihat blog, ikut forum di DSHNet atau Fordis Umum/Komputerisasi. Sebenarnya, saya masih bisa menangani seluruh pekerjaan itu. Tapi ya, itu tadi. Terkadang tidak ada pekerjaan yang rumit sama sekali. Namun sekali pekerjaan itu ada, datang dengan tumpukan berkas yang lumayan banyaknya di tambah ada batas waktu untuk menyelesaikannya.
Hambatan keempat adalah, saya benar-benar menemukan dunia di mana saya bisa menyalurkan hasrat yang terpendam dalam jiwa. Yakni menulis, menulis apa saja. Menulis di Ciblog yang baru saya temukan pada 20 Mei 2005. Atau ikut berpartisipasi di DSHNet sejak 06 Desember 2005 lalu. Sehingga banyak waktu saya disalurkan untuk itu.
Padahal kalau dipikir-pikir, saya bisa menyelesaikan minimal satu halaman dalam satu hari untuk menulis. Kenapa tidak untuk menulis tesis saja. Hentikan dulu hasrat yang ada pada hambatan keempat itu, lalu bertekad untuk membuat tesis. Tapi lagi-lagi ini menyangkut pada hambatan yang kelima. Apa coba?
Ya, saya ternyata masih blank dengan tema apa yang harus saya ambil. Dan saya juga masih blank dengan teori-teori kepenulisan tesis, yang sepertinya rada-rada ribet daripada saat membuat skripsi. Sebenarnya semua ada pada buku pedoman, namun lagi-lagi saya malas membacanya. Duh…
So, sekarang saya sudah mempunyai lima hambatan atau permasalahan yang menghalangi saya untuk bisa segera menyelesaikan tesis. Tinggal mencari solusinya. Tapi yang pasti saya harus mempunyai tekad yang amat sangat kuat (maaf, saya pergunakan kaidah bahasa hiperbola ini). Hanya dengan itu saya bisa memulainya. Tentu dibalik semuanya karena Allah menghendakinya.
Dan sampai saat ini solusi itu belum saya pikirkan masak-masak. Pula saya sudah cukup lelah untuk melanjutkan tulisan ini. Jadi pembahasan solusinya lain kali saja, ah…Atau kalau ada teman-teman punya solusi jitu, bisakah membantu saya? Sehingga tidak akan terdengar dari mulut saya keluhan: ”tesis lagi, tesis lagi.”
riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
10:53 29 Januari 2006

http://10.9.4.215/blog/dedaunan