Menerbitkan Buku Sendiri, Mengapa Tidak?


INTIMATE CLASS BERSAMA RIZA ALMANFALUTHI ✨

Eksklusif dan Terbatas!

Pernah merasa kebingungan bagaimana caranya menerbitkan buku? 🤔 Tidak ada orang yang bisa ditanya soal menerbitkan buku sendiri?

Kini saatnya kamu menemukan jawabannya dalam sesi intimate class yang dirancang khusus untukmu!

📚 Beli buku ‘Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang’ atau buku ‘Sindrom Kursi Belakang’ dan dapatkan tiket GRATIS untuk bergabung di Intimate Class ini! 🎟️

Di dalam sesi eksklusif ini, aku, Riza Almanfaluthi, akan berbagi secara mendalam tentang:
Menyiapkan materi buku
Menerbitkan buku
Memasarkan buku

Kenapa harus ikut?

🔹 Kelasnya akan sangat personal, dengan jumlah peserta terbatas untuk menciptakan pengalaman belajar yang dekat dan interaktif.
🔹 Kamu akan mendapatkan ilmu praktis yang nggak hanya ada di buku, tetapi juga dari pengalaman pribadi yang bisa langsung diterapkan.
🔹 Sesi ini dirancang agar kamu bisa lebih percaya diri untuk menulis dan menerbitkan buku sendiri.

🗓️ Tanggal: 2 Oktober 2024
🕑 Pukul: 19.30 s.d. selesai

Cara ikutnya?
1. Beli buku ‘Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang’ atau buku ‘Sindrom Kursi Belakang’ sekarang juga!
2. Aku akan mengirimkan tautan Zoom Intimate Class ini pada 1 Oktober 2024.

💥 Peserta terbatas untuk menjaga keintiman kelas, jadi segera amankan tempatmu! 💥
🔗 Klik tautan berikut untuk detail lebih lanjut dan pembelian buku https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi

Jangan lewatkan kesempatan langka ini untuk belajar langsung dengan Riza dan berbagi pengalaman menerbitkan buku!

Daftar Isi Buku Matanya Bukan Mata Medusa: 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang


Membuat bubur kacang hijau di tanah rantau yang jauh dari mana-mana itu adalah sebuah kemenangan kecil buat saya. Ini pengalaman yang sangat luar biasa. Dan ingat, hargailah selalu setiap kemenangan-kemenangan kecilmu karena itu menambah kepercayaan dirimu, karena itu menghargai proses, dan karena itu awal dari kemenangan serta keberuntungan berikutnya.

Sebuah cerita dari sekian cerita yang ada di dalam buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang. Buku yang merangkum 41 kiat-kiat jitu bertahan hidup jauh dari keluarga, tetap berpikir positif, menghadapi banyak orang dan permasalahan, menerima kedukaan bertubi-tubi, dan diselamatkan dari segala musibah.

Kiat-kiat jitu itu ternyata tidak jauh-jauh amat, ada di sekitar kita, bahkan ada di dalam isi kepala kita. Manusia sudah dipersenjatai dari ribuan tahun lalu untuk bisa bertahan hidup di segala kondisi. Buku ini adalah borang yang mengumpulkan senjata itu.

Daftar isinya sebagai berikut:

Pemesanan buku langsung di https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi

Everything Else is Made in China, but Courage is Made in …


Di bawah tenda yang terbuat dari potongan-potongan kain yang disambung-sambungkan, seorang kakek berasal dari Gaza mengeluarkan kalimat yang menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya. Begini bunyinya.

**

Kalian mengirimkan kapal tempur induk karena apa yang telah kalian lakukan?

Kalian membuat kami bangga akan diri kami sendiri. Aku mengangkat kepalaku tinggi-tinggi karena seluruh penindas di dunia bersekongkol melawan kami. Dan persekongkolan mereka yang melawan kami bukan sekadar omongan saja. Tidak!

Baca Lebih Lanjut

Kalau Punya Utang Jangan Lari


Di suatu masa, saya pernah menonton siniar keuangan di Youtube. Host bertanya kepada narasumber soal buku yang wajib dibaca untuk mereka yang ingin sukses dalam berinvestasi. Ada empat buku yang ia sodorkan, salah satunya adalah The Richest Man in Babylon.

Saya tertarik dengan sarannya dan sempat mencari buku itu secara daring, tetapi tidak menemukannya. Sampai suatu Ketika, pada dua pekan lalu, saya berkunjung ke toko buku dan mendapatkannya di salah satu rak. Saya langsung membeli dan membacanya.

Continue reading Kalau Punya Utang Jangan Lari

Berjuang dengan Apa yang Kita Bisa. Salah Satunya Melalui Media Sosial


Membasmi binatang di Gaza adalah kalimat yang dilontarkan oleh Menteri Pertahanan israel Yoav Gallant pada Ahad, 8 Oktober 2023. Pernyataan penuh penghinaan itu sudah biasa dilontarkan para zionis.

Salah satu pemimpin israel, Moshe Dayan, di hari-hari awal dari 35 tahun pendudukan militer di Palestina, pernah mengatakan kepada rekan sejawat di kabinetnya kalau israel harus memberi tahu orang-orang Palestina bahwa mereka akan “hidup seperti anjing dan siapa pun boleh pergi jika mau”.

Baca Lebih Lanjut

Risalah Pembaca Buku Bekas


Dunia kerja ASN dan PNS pada umumnya adalah dunia pengabdian yang sarat rutinitas dan tugas. Setidaknya 84 persen mereka yang memasuki dunia itu mengaku karena ingin berkontribusi kepada negara. Ini kata survei Kemenpan RB tahun lalu. Sayangnya, entah disadari atau tidak, banyak awak ASN yang akhirnya terjebak dalam rutinitas sistem itu sendiri, seolah dunia lain di luar sana sudah mati. Mereka tenggelam dalam SOP tugas harian—pagi ke malam—dan sebagian mengubur talenta yang sebenamya pernah mereka cita-citakan. Kalaupun dilakukan, talenta itu akhirnya tak lebih dari sekadar hobi pengisi jeda rutinitas semata. Haruskah lingkungan kerja ASN menjadi kuburan bagi berkembangnya talenta lain orang-orang di dalamnya? Bukankah seharusnya masing-masing bisa tumbuh beriringan, bahkan saling melengkapi?

Baca Lebih Lanjut

Seperti Umur Manusia, Serupa Usia Dunia, Perjalanan Ini Singkat Belaka


Perjalanan ini singkat belaka.

Kamis sore itu, usai mengikuti diklat di bilangan Pancoran, Jakarta, saya langsung menuju Stasiun Pasar Senen.

Saya diantar oleh tukang ojek pangkalan yang biasa mangkal di depan Kantor BPJS Ketenagakerjaan di Jalan Jenderal Gatot Subroto. Karena sudah berlangganan, pria asal Madura itu bersedia menjemput di mana dan kapan saja saya membutuhkan jasanya.

Sebelum sampai di Stasiun Pasar Senen, saya memintanya untuk singgah sebentar ke Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Menteng Satu. Ada barang yang harus saya titipkan ke Pak Satpam di sana: pena Galaxy Samsung S8. Pena itu milik Mbak Ais, teman diklat, yang kebetulan terjatuh di tempat parkir mobil dan syukurnya berhasil saya temukan.

Baca Lebih Lanjut

Ikut Arus Dunia Perbatuan


Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan testimoni ini di akun Instagram teman saya, yaitu Mbak Adella Septikarina. Pemilik akun @adella_septikarina ini menyampaikan ulasan singkat terkait buku Sindrom Kursi Belakang.

Darinya saya mendapatkan ide untuk mempromosikan buku ini kepada teman-teman yang mutasi atau promosi di lingkungan kantor dan ditempatkan di seluruh penjuru negeri. Buku ini benar-benar relevan dengan seluruh kondisi yang dialami oleh teman-teman saya tersebut.

Baca Lebih Banyak

Ada Kisah yang Sehalaman pun Tak Sampai


Testimoni buku baru Sindrom Kursi Belakang ini sebenarnya ditulis oleh penulisnya hampir sebulan yang lalu. Namun, saya baru mengetahuinya saat saya dihubungi secara langsung oleh beliau. Ia adalah penulis beken yang telah mengeluarkan banyak buku, di antaranya adalah Negeri Para Laki-laki dan Menjadi Laki-Laki.

Terima kasih kepada Pak Eko Novianto alias Ekonov yang telah memberikan ulasan terhadap buku saya ini. Kepada Anda pembaca, silakan menikmati.

Baca Lebih Lanjut

Kutulis Nyawamu, Senyawa Nyawaku: Reviu Buku Sindrom Kursi Belakang


Sudah dua pekan lamanya saya di kantor baru, tenggelam dalam pekerjaan yang menumpuk, dan bungah dengan rendezvous setiap malam.

Pun, baru pada kesempatan ini saya bisa membarui blog saya. Untuk kali ini saya ingin membagi salah satu reviu singkat buku Sindrom Kursi Belakang. Reviu ini dibuat oleh sahabat saya pelahap buku yang setia membaca buku-buku saya: Sigit Raharjo.

Baca Lebih Lanjut