Propaganda israel dalam ChatGPT


Dalam sebuah komentar atas sebuah postingan di akun Instagram Arab Saudi dan Indonesia, salah satu warganet menyalahkan Hamas yang membuat warga Palestina terbunuh sebanyak 32 ribuan orang dan melukai 78 ribuan orang lainnya. Bahkan warganet tersebut menyebut Hamas sebagai organisasi teroris.

Penyebutan tersebut tentunya keliru karena beberapa hal. Pertama, sebutan Hamas sebagai organisasi teroris dari seorang muslim (saya memastikannya demikian) adalah sebuah sebutan yang terburu-buru dan tidak layak diucapkan. Fitnah ini akan dituntut dan berat pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Sabda Nabi Muhammad saw., “Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR. Bukhari).

Kedua, menyebut Hamas sebagai organisasi teroris berarti mengikuti gendang yang ditabuh oleh Amerika Serikat dan israel. Bahkan tidak bedanya dengan rakyat israel yang menyebut Hamas sebagai teroris. Padahal Hamas telah memenangkan hati rakyat dengan pemilu legislatif di tahun 2006. Hamas meraih 74 kursi dan lebih tinggi daripada Fatah yang hanya mendapatkan 45 kursi legislatif. Ini membuktikan rakyat Palestina percaya dengan kerja Hamas.

Pemilu adalah alat demokrasi. Hamas sudah merebut kekuasaan dengan cara demokratis. Namun, itu tidak diakui oleh Amerika Serikat dengan standar ganda demokrasinya. Kita memakluminya karena Amerika Serikat punya standarnya sendiri, yaitu demokrasi itu mendukung kepentingannya atau tidak. Kalau tidak, jangan harap Amerika Serikat mengakui kesahihan demokrasi negara itu.

Baca: Sinopsis dan Deskripsi Buku Sindrom Kursi Belakang

Ketiga, menyebut Hamas sebagai organisasi teroris berarti pula menyakiti rakyat Palestina yang sedang berjuang melawan penjajahan israel. Padahal, mereka yang mengangkat senjata dan berkorban untuk melawan penindasan itu. Kita memaklumi bahwa warganet itu sekadar menjadi komentator, tak melihat dan mengalami penindasan dan kondisi nyata penduduk Palestina. Tidak ada keluarganya yang meninggal karena ditembak atau dibom israel.

Keempat, kalau menyebut Hamas sebagai organisasi teroris karena “manhaj” dan urusan politik tentu ini bisa berbahaya lagi. Penilaian itu merupakan penilaian sangat subjektif dan sangat merendahkan nilai kemanusiaan. Efek dari sikap ini sangat berbahaya, yaitu tidak peduli dengan perjuangan rakyat Palestina, tidak tergerak ikut membantu, dan bahkan berdoa saja tidak. Bisa pula menjurus kepada memaki-maki perjuangan rakyat Palestina. Hanya karena berbeda “manhaj”, sampai menutup hati dan menafikan perjuangan dan pengorbanan. Bahkan menyalahkan rakyat Palestina karena tidak berhijrah sejak dulu.

Kelima, menyebut Hamas sebagai organisasi teroris juga tidak ada bedanya dengan Belanda yang menyebut para pahlawan dan para pejuang kemerdekaan Indonesia sebagai ekstremis, teroris, dan pengacau rakyat. Kalau tak percaya, silakan baca buku Bisikan Nurani Seorang Jenderal yang ditulis oleh Abdul Haris Nasution dan Bakri A.G. Tianlean.

Baca: Daftar Isi Buku Sindrom Kursi Belakang

Amerika Serikat dan israel memiliki kepentingan besar menyebut Hamas sebagai organisasi teroris karena hanya Hamas yang berani melawan dan menentang israel. Dengan pelabelan itu, maka akan mematikan perlawanan Palestina terhadap penjajahan israel karena sanksi sudah menanti apabila ada negara, badan, atau individu yang akan membantu Hamas dan perjuangan Palestina.

Perlawanan Hamas mulai 7 Oktober 2023 sampai sekarang membuka mata dunia bahwa kekejian israel ditunjukkan secara nyata kepada masyarakat dunia yang beradab. israel tidak malu-malu melakukannya dan dunia pada saat ini sudah mulai melawan melihat ketidakadilan ini.

Semoga ini dapat menjelaskan. Semoga warganet yang menyebut dengan keji Hamas sebagai organisasi teroris menjadi paham dan sadar bahwa penyebutan itu menyakiti masyarakat Palestina secara keseluruhan. Apalagi dilontarkan seorang muslim, kecuali dia memang pendukung israel atau sekadar taklid kepada syekhnya.

Tidak ada bedanya dengan ChatGPT yang ketika ada satu kata “Hamas” tertulis dan terkirim ke ChatGPT, mesin itu hanya menjawab dengan satu paragraf propaganda israel seperti ini:

My knowledge cut-off date is January 2022. Hamas is designated as a terrorist organization by several countries and international bodies due to its history of conducting violent attacks targeting civilians and its stated goal of destroying israel.

Baca: Mengapa Dipergilirkan. Pasti Ada Maksud dan Tujuannya. Ulasan Buku Sindrom Kursi Belakang

Artinya kurang lebih demikian:

Batas pengetahuan saya adalah Januari 2022. Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara dan badan internasional karena sejarahnya melakukan serangan kekerasan yang menargetkan warga sipil dan tujuannya untuk menghancurkan israel.

Apabila kita mengunjungi halaman ChatGPT tanpa login ke dalamnya, seberapapun panjang lebarnya pertanyaan diajukan kepada ChatGPT dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan Hamas lalu diselipkan kata “Hamas”di dalamnya, ChatGPT akan memberikan jawaban robot seperti di atas.

ChatGPT sudah diprogram untuk tidak menjawab lebih ketika ditanya atau dinyatakan tentang Hamas. Ia hanya menjawab dengan satu paragraf propaganda israel di atas.

ChatGPT memang mesin, tidak mempunyai hati. Warganet adalah manusia, harusnya punya akal dan hati.

Salam.

***
Riza Almanfaluthi
23 Mei 2024
Memesan buku Sindrom Kursi Belakang dan Kita Bisa Menulis di tautan berikut: https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi.
Gambar AI dari eraspace.com

 

Tinggalkan Komentar:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.