Cerita Lari Mandiri Jogja Marathon 2018 (1): Aku Membutuhkanmu



Foto di depan monitor BIB. (Foto milik Mas Afif)

Preambule

Ria Dewi Ambarwati, nama yang perlu kututurkan pertama kali dalam cerita lariku ini. Ia yang melepaskan kepergianku untuk pergi ke Yogyakarta. Untuk berlari menyelesaikan Full Marathon pertamaku di Mandiri Jogja Marathon 2018, Ahad, 15 April 2018 ini.

Sabtu siang itu (14/4), istriku hanya senyum sambil melet ketika kuberi kiss bye di atas motor abang ojek daring yang akan mengantarkanku ke Stasiun Citayam. Baiklah. “Doamu kubutuhkan buat mengkhatamkan pekerjaan gila ini,” kataku dalam hati.

Pekerjaan gila? Iya. Menyelesaikan jarak 42,195 kilometer ini adalah gila. Dan aku tak mengira, aku akhirnya bisa berhadapan dengan kesempatan ini sejak November 2014, ketika aku pertama kali bertaaruf dengan Freeletics dan bisa lari. Kesempatan itu datang esok.

Singkat cerita, empat jam kemudian aku sudah berada di mobil Mas Binanto Suryono yang menjemputku di Bandar Udara Internasional Adisutjipto. Ia bersama istri dan Abrar, Sang Penari Jawa itu.

Mas Bin mengantarkanku mengambil race pack collection (RPC) di Ambarrukmo Plaza. Tidak butuh waktu lama, selagi mobilnya berputar arah aku sudah mendapatkan RPC-ku bahkan sebelum mobil mereka sampai untuk menjemputku kembali. Yogyakarta macet nian Sabtu sore itu.

Kok cepat? Ini semata karena Mas Afif Nur Akhirudin berkenan mengambil race pack-ku. Mas Afif sebagai anggota DJP (Direktorat Jenderal Pajak) Runners Ahad besok itu akan mengambil half marathon (HM) pertama kalinya.


Foto bersama Mas Afif yang bertekad untuk menyelesaikan HM-nya dengan Pace 7:07 menit/kilometer. Sebelah kiri saya adalah Mas Arif Rahadian Gunawan dan Chenio zain. DJP Runners dari KPP Pratama Sidoarjo Barat. (Foto milik Mas Afif)

Sorenya aku sudah sampai di rumah Mas Bin di dekat alun-alun kidul. Menjelang Magrib, Mas Arief Hartono yang biasa dipanggil Mas Ais menjemputku. Mas Ais ini besok akan mengambil HM juga. Mas Ais jauh-jauh datang dari Jakarta untuk ikut kegiatan ini.

Kami berdua menuju Hotel Sheraton untuk menjemput Bang Patar Marlon Siregar yang mulai giat berlari sejak 2017. Kemudian kami bertiga menunggu Nurlaila Ika Puspitaningtyas (Panggil saja dia Leccy) yang datang dari Ponorogo.

Aku, Mas Ais, Mas Afif, Bang Patar, dan Leccy adalah bagian lebih dari 50 pelari DJP Runners yang mengikuti perhelatan lari MJM 2018 ini dalam berbagai kategorinya. Ada yang FM, HM, 10 kilometer, dan 5 kilometer.

Bang Patar, Leccy, dan aku akan menjalani FM untuk pertama kalinya. Aku dan Leccy jelas tanpa persiapan matang untuk mengikuti FM ini. Leccy, katanya, paling jauh lari sebanyak 21 kilometer.

Sedangkan saya 35 kilometer. Itu dua minggu sebelumnya dengan hasil kaki kram-kraman, tubuh drop, serta flu selama dua minggu. Berlari 35 kilometer itu kelak menjadi pelajaran berharga buatku dalam mengarungi perjuangan besok Ahad ini.

Malamnya kami berempat langsung carbohydrate loading di Toean Watiman. Carbo-loading ini penting sebagai strategi untuk memaksimalkan persediaan glikogen (baca: energi) di otot dan hati. Aku belum makan dan sudah lapar sejak siang hari. Aku memesan nasi warna hijau, ayam goreng, dan teh manis panas. Itu sudah cukup.


Bang Patar, Leccy, ia yang tak perlu disebut-sebut namanya, dan Mas Ais. (Foto milik Mas Ais)

Setelah makan, kami mampir ke toko untuk membeli perbekalan buat besok pagi. Dan sesudah itu kami menuju rumahnya Mas Agus, kakaknya Mas Ais, yang berada di tengah kota Yogyakarta.

Di kamar yang bisa muat sebanyak 12 orang itu, sebelum tidur, aku dan Mas Ais mempersiapkan seluruh pernak-pernik yang dibutuhkan pada saat lari. Itu agar tak terburu-buru besok paginya, karena kami harus bangun jam tiga dini hari.

Aku sudah menyiapkan kaos lari DJP Runners yang warna merah muda itu, sepatu, kaos kaki, jam tangan, nomor BIB (nomor dada), gelang penanda, Gu Gel—semacam gel penambah energi—sebanyak empat biji, Gu Roctane—semacam salt stick—sebanyak empat kapsul, dan Fitbar sebanyak dua batang.

Sebelum tidur aku tidak lupa meminum no wind (baca: tolak angin). Kata Mas Ais ketika bangun, “Tidurmu nyaman banget.”

Di sepertiga malam terakhir aku menyempatkan diri salat dua rakaat. Aku meminta sama Yang Mahakuat dan Maha Menutup Aib-aib agar pelarian ini bisa berhasil. “Aku membutuhkan-Mu, Rabb.”

Aku tak punya target muluk. Targetnya sekadar bisa finis sehat. Tidak sampai sakit dan drop. Bukankah kita lari itu untuk cari sehat dan bukan sebaliknya? Kata Ria Dewi Ambarwati sih begitu.

Akhirnya, jam 03.30 kami berangkat ke Kompleks Candi Prambanan yang terakhir kukunjungi terakhir hampir 20 tahun lampau. Di pagi buta, peninggalan monumental wangsa Sanjaya lebih dari satu milenium lalu itu sudah ramai dengan kelimunan orang.

Azan Subuh berkumandang pada 04.20 waktu Prambanan. Aku sudah mengambil air wudu sebelumnya dan memilih posisi di teras musala. Waktu Subuh sangat mepet dengan saat start pada pukul 04.45.

Di sini aku bertemu dengan Mas Hafidz sesama DJP Runners. Aku pun bersua juga dengan pegiat Freeletics Tangerang Mas Novano Arya. Mereka akan mengambil FM.

Setelah salat, saya dan Mas Hafidz langsung melakukan pemanasan. Sesudah kutuntaskan Freeletics Dynamic Warmup, kami berdua bergegas menuju garis start. Panitia sudah melantangkan suaranya kepada para pelari FM untuk segera mengambil posisi di garis start.

Sebentar lagi. Ya, sebentar lagi perjuangan itu akan dimulai. Untuk menjadi Pheidippiddes masa kini. Bergulat untuk mengalahkan diri sendiri. Sendirian. Tanpa dibantu ribuan dedemit.

Baca cerita berikutnya:

Cerita Lari Mandiri Jogja Marathon 2018 (2): Melangit Menuju Svarloka
Cerita Lari Mandiri Jogja Marathon 2018 (3): Menghilang di Rerimbunan Kembang Kenikir
Cerita Lari Mandiri Jogja Marathon 2018 (Terakhir): Inong, Apakah Aku Anak Ikan?


***

Riza Almanfaluthi

Dedaunan di ranting cemara

Lantai 16, 19 April 2018



Advertisement

6 thoughts on “Cerita Lari Mandiri Jogja Marathon 2018 (1): Aku Membutuhkanmu

Tinggalkan Komentar:

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.