Di sore ini, di sebuah stasiun, banyak orang singgah untuk melahirkan anak kembar sekaligus: jeda dan duka. Kamu tahu apa itu jeda? Sebuah keterpisahan dan ketakberdayaan kata-kata. Ia adalah anak jadah dari waktu yang menghamili arah: ibu segala tujuan. Dikandung selama sembilan bulan dan lahir ke muka dunia dari rahim kenangan. Kamu tahu duka itu apa? Kata seorang penyair, duka adalah mentega yang meleleh di penggorengan yang panas. Untuk ke sekian kali, kau mentega, aku adalah api yang menghanguskan segala kesementaraan.
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
8 Juni 2017