Percaya diri seperti singa jantan ini? Cool Man…
Bagi sebagian orang berbicara di depan umum serupa malapetaka. Padahal kegiatan memberikan presentasi , sebagai salah satu bentuk kegiatan berbicara di depan umum, adalah sebuah pekerjaan yang sering dijumpai dan mesti dilakukan di instansi kita. Entah dalam rangka pengarahan, pemarapan rencana kerja atau pelaporan apa yang telah kita lakukan.
Sebab yang menjadikan presentasi sebagai sebuah mimpi buruk hanya ada dua yaitu kurangnya persiapan, selebihnya hanya masalah kepercayaan diri. Yang terakhir ini berkaitan dengan cara berpikir. Kali ini akan disampaikan kiat-kiat membangun rasa percaya diri agar bisa memberikan performa yang terbaik. Kiat-kiat ini—dengan sedikit penyesuaian dari Penulis—diambil dari buku Memukau Audiensi dengan Pengaruh dan Kharisma yang ditulis oleh Steve Cohen dan sudah terbukti efektif terutama bagi penulis. Berikut kiatnya.
1. Anda Tuan Bukan Budak
Tanamkan dalam pikiran Anda bahwa Anda bukan seorang budak. Anda seorang Tuan yang memiliki segalanya. Andalah yang mengontrol presentasi, bukan mereka para penonton. Entah para penonton itu memiliki jabatan tinggi di kantor Anda atau tidak. Anda Tuan, bukan mereka. Mengubah cara berpikir Anda dari berpikir seorang budak menjadi seorang Tuan, akan Anda rasakan aura kepercayaan diri Anda bertambah besar. Anda mendominasi. Karena Tuanlah yang memiliki hak paling sempurna untuk mendominasi, bukan budak. Kali ini, di kantor kita, ubah kata-kata di atas, kata Tuan menjadi kepala kantor, dan ubah kata budak menjadi pelaksana.
2. Berpikirlah Seperti Seorang Pesulap
Apa yang ada dalam benak seorang pesulap sebelum memulai pertunjukannya? Seorang pesulap ketika memasuki arena pertempuran, di hadapan orang yang belum dikenalnya, dia menanamkan dalam pikiran bahwa para penonton sudah menyukai dirinya. Dia berbicara dengan para penonton seolah-olah sederajat.
Kini sebelum Anda memulai presentasi, maka tanamkan dalam pikiran Anda, bahwa mereka yang akan menyaksikan presentasi Anda itu sangat-sangat menyukai Anda, mereka sederajat dengan Anda, tidak ada yang lebih baik daripada Anda. Faktanya mereka tidak mengetahui slides yang akan Anda tampilkan, tidak mengetahui kalimat-kalimat apa yang akan Anda sampaikan, tidak mengetahui apa isi otak Anda. Itu selangkah lebih maju daripada mereka.
Di hadapan kepala kantor, kepala bidang, kepala seksi, atau teman-teman Anda, Anda itu sederajat dengan mereka. Perlakukan mereka sebagai orang-orang yang sejajar dengan kita. Jangan angkuh, tapi berbanggalah. Berbicaralah dengan orang lain seperti Anda ingin diajak berbicara. Anda berhak untuk diperlakukan dengan penghargaan dan respek yang sama dengan orang yang paling dihormati. Intinya, menurut Steve Cohen, ketika Anda memiliki kepercayaan diri, orang akan lebih menghormati Anda. Anda berhak.
3. Tatap Mata Mereka
Tepatnya tatap mereka di sebuah titik di antara kedua alis. Jangan pernah lepas dari titik itu, tatap titik itu setajam mungkin, mencoba menembus apa yang ada di balik kepalanya, sampai mereka mengalihkan pandangan. Bukan untuk tidak sopan, melainkan sekadar untuk mendapatkan derajat intensitas yang lebih, karena pada saat itu—saat mereka mengalihkan pandangannya, saat ia mulai merasa tidak nyaman ditatap Anda—Anda telah mendapatkan otoritas dan dominasi.
Dalam sebuah tayangan National Geographic yang mempelajari bagaimana tingkah laku primata sekelas gorila dan simpanse hanya jantan dominan yang berhak menatap gorila dan simpanse lain. Di sebuah sistem pemerintahan yang menganut feodalisme dan monarki, mereka yang hanya mempunyai trah bangsawan yang berhak menatap, Anda sekelas rakyat jelata sebagai lawan bicaranya, dilarang untuk menatap kecuali diizinkan. Dua-duanya sekadar menunjukkan dominasi. Demikian pula Anda. Dominasi meningkatkan kepercayaan diri Anda.
Mulai saat ini berlatihlah Anda menatap orang. Ketika di jalan tatap mata orang-orang yang berpapasan dengan Anda. Jangan pernah alihkan tatapan Anda dengan alasan apa pun. Ada tiga hal yang akan Anda temui. Sebagian orang berlalu begitu saja tanpa memperhatikan. Sebagian yang lain menatap Anda, dan mereka mengalihkan pandangannya. Dan sebagian yang lain akan terus menatap Anda. Jika menemui hal yang terakhir, ingat aturan yang tadi: Jangan alihkan tatapan Anda.
Menatap mata orang adalah cara berlatih membangun karakter percaya diri Anda. Mudah dipraktikkan.
4. Buang Cemas Anda, Pikirkan Keberhasilan
Anda merasa tertekan dengan tugas presentasi Anda. Tekanan itu Anda alami berhari-hari sebelum hari H. Kecemasan mendominasi. Ketakutan merajalela. Takut gagal. Takut salah. Bahkan sampai detik-detik menjelang detik D. Karena satu hal—walau Anda sudah merasa level percaya diri Anda di titik tertinggi—yakni berbicara di depan orang banyak.
Daripada memikirkan “bagaimana kalau saya gagal” dan “bagaimana nanti orang menertawakan saya” lebih baik Anda pikirkan saja “bagaimana kalau saya berhasil” dan “bagaimana kalau Anda tertawa bersama dengan mereka”.
Daripada memikirkan kecemasan dan kekhawatiran yang sebenarnya belum tentu terjadi lebih baik energi Anda disalurkan untuk mempersiapkan bahan presentasi dan berlatih berbicara. Karena latihan presentasi termasuk variabel penting dalam kesuksesan performa Anda. Latihan itu tentu tidak dengan cara Anda berbicara di dalam hati, melainkan Anda berbicara dengan menggunakan suara keras yang dikeluarkan dari mulut Anda. Latihlah otot-otot mulut Anda. Agar mulut Anda terbiasa berbicara di depan umum.
Daripada Anda menahan keringat dingin agar tidak keluar karena ketegangan jelang detik D, lebih baik ketegangan itu jangan ditahan. Biarkan saja ketegangan itu ada. Jangan melawan. Dan manfaatkan itu untuk kepentingan Anda. Ketegangan itu sesungguhnya membuat refleks Anda menjadi tajam, penglihatan menguat, wajah Anda cerah, dan Anda terlihat energik dan hidup. Sesungguhnya penonton itu pasif dan Andalah yang aktif. Andalah yang bergerak. Anda tetap satu langkah di depan daripada orang-orang yang diam. Anda itu air terjun Victoria, air terjun terbesar di dunia.
5. Latihan Berdiri
Ini salah satu teknik untuk bisa meningkatkan rasa percaya diri Anda. Biasanya kantor kita sering mengadakan in house training, workshop, seminar, atau apalah namanya dalam sebuah ruangan bioskop atau yang pintu masuknya berada di hadapan peserta yang sedang menunggu acara dimulai. Saat Anda masuk Anda jangan langsung duduk. Tapi berdiri dulu di hadapan mereka seakan-akan Anda mencari seseorang di antara kerumunan peserta yang telah duduk. Sebenarnya Anda sedang melatih diri Anda nyaman berdiri di hadapan banyak orang.
Anggaplah orang yang menatap Anda itu individu bukan siapa-siapa—bukan sekelompok orang. Hanya orang lain. Orang biasa. Manusia yang bangun pagi, sarapan, berangkat kerja, memiliki pemikiran, dan mengambil keputusan yang sama seperti Anda. Lakukan ini berulang-ulang.
Inilah sedikit kiat-kiat meningkatkan rasa percaya diri Anda. Lakukan seusai membacanya, suatu saat kepercayaan diri Anda serupa Burj Khalifa dan berbicara di hadapan orang banyak bukan lagi malapetaka melainkan anugerah. Karena Anda dipercaya.
***
Riza Almanfaluthi
25 April 2014
Ditulis untuk dan disalin dari Situs Internal DJP: Tax Knowledge Base (TKB) DJP.
Gambar diambil dari sini.