Sebagai wujud kecintaan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terhadap Wajib Pajak yang telah turut serta berkontribusi dalam pembangunan dengan melaksanakan kewajiban perpajakannya, di awal Maret ini jutaan wajib pajak orang pribadi mendapatkan surat elektronik (e-mail) dari DJP, mengingatkan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan lebih awal dan tidak mendekati tanggal jatuh tempo pada 31 Maret 2019.
Menariknya adalah, sebagaimana halnya dengan surat cinta lainnya, banyak pikiran dan perasaan yang dicurahkan dalam penulisan surel-surel tersebut. Narasi surel yang dikirim kepada wajib pajak tersebut sebenarnya telah ditulis dengan memperhatikan perilaku wajib pajak. Sederhananya, konsep narasi surel tahun ini telah diuji berdasarkan hasil penelitian dan survei.
Pada 2018 lalu, DJP telah menguji coba implementasi pendekatan perilaku dalam upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak. Uji coba ini merupakan hasil kerja sama antara DJP, World Bank, dan Behavioural Insights Team asal Inggris. Tujuan penelitian ini untuk membantu wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunannya lebih awal. Narasinya dibuat bertujuan untuk membantu wajib pajak menyampaikan SPT Tahunannya lebih awal dibandingkan dengan narasi lainnya, sehingga wajib pajak mendapatkan pengalaman yang nyaman saat menyampaikan SPT Tahunan. Selain itu, narasi ini juga teruji dapat membuat lebih banyak wajib pajak yang melaporkan SPT Tahunannya dibandingkan dengan narasi lainnya.
Di seluruh dunia, wajib pajak dengan jumlah yang signifikan cenderung menunggu untuk menyampaikan SPT Tahunannya saat mendekati tanggal jatuh tempo. Dari sisi wajib pajak, hal tersebut menimbulkan berbagai hambatan, di antaranya adalah harus menghadapi antrean panjang saat menyampaikan SPT Tahunan di kantor pajak maupun pelambatan laman web pajak karena banyaknya wajib pajak yang mengakses secara bersamaan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh DJP, wajib pajak cenderung menunda dan telah menjadi kebiasaan dalam menyampaikan SPT tahunan. Hasil survei ini menjadi salah satu latar belakang dilakukannya penelitian berbasis perilaku wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunannya. Dalam uji coba tersebut DJP memiliki populasi sebanyak 11,2 juta wajib pajak. Jumlah sebanyak itu akan dibagi ke dalam 7 kategori secara acak. Satu kategori tidak akan dikirim surel. Sedangkan kepada enam kategori lainnya akan dikirim dengan jenis surel yang berbeda isinya masingmasing.
Enam jenis surel itu adalah control, simple reminder, guidance, planning, guidance and planning, dan national pride. Pembedaan jenis konten ini dimaksudkan untuk dapat mengukur efektivitas tiap konten surel terhadap perilaku wajib pajak. Pengiriman surel menggunakan aplikasi Newsletter Pajak berdomain pajak.go.id.
Aplikasi Newsletter Pajak sendiri adalah aplikasi yang digunakan oleh Kantor Pusat DJP untuk mengirimkan informasi perpajakan kepada para wajib pajak dengan menggunakan basis data surel yang ada pada master file wajib pajak. DJP mengirimkan surel tersebut 6 minggu sebelum batas terakhir penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Control
Pada jenis surel ini, naskah surel dimulai dengan satu paragraf panjang yang berisi dasar hukum ketentuan tentang batas waktu penyampaian SPT Tahunan. Persuratan dengan jenis ini adalah hal yang biasa dilakukan oleh DJP dan unit-unit kerja di bawahnya ketika berkirim surat kepada wajib pajak. Kemudian di sana disebutkan empat metode pelaporan: datang langsung ke kantor pajak, pos tercatat, kurir, atau online. Dalam surel ini juga diberikan tautan khusus jika wajib pajak ingin langsung menyampaikan SPT Tahunan pada saat itu juga.
Simple Reminder
Konten dalam surel ini tidak terdapat dasar hukum ketentuan seperti pada surel berjenis control dan langsung memulainya dengan 4 metode penyampaian SPT yang tersedia. Untuk mempromosikan pelaporan lebih awal, surel menekankan agar wajib pajak tidak menunggu menyampaikan SPT Tahunan sampai batas waktu terakhir. Dalam surel itu juga dinyatakan bahwa “Saat ini semakin banyak masyarakat Indonesia yang telah patuh melaporkan SPT”. Bukan tanpa maksud, melainkan banyak penelitian menunjukkan bahwa orang menyesuaikan perilakunya dengan mayoritas orang di sekitar mereka berperilaku.
National Pride
Surel ini menekankan pada kontribusi pajak terhadap pembangunan dan menegaskan wajib pajak merupakan pahlawan pembangunan. Surel melampirkan ilustrasi postur APBN 2018. Struktur pesan lebih konsisten dengan komunikasi Indonesia yang konvensional, yaitu mengutarakan secara tidak langsung. Contohnya, surel dimulai dengan penjelasan mengapa email itu dikirim dan tidak menjelaskan secara langsung manfaat dari penyampaian SPT Tahunan lebih awal.
Guidance
Untuk mempermudah wajib pajak, surel ini memberikan tautan (link) ke panduan kelengkapan pengisian SPT dan Soal Sering Ditanya (FAQ). Lalu diberitahukan konsekuensinya kalau wajib pajak menunda-nunda dan menyampaikan SPT pada akhir bulan Maret seperti penolakan dari petugas karena menyampaikan SPT secara tidak lengkap akibat tergesagesa, laman web yang lambat, antrean panjang di kantor pajak, dan pengenaan denda jika melewati batas waktu.
Planning
Surel jenis ini bertujuan untuk memperkuat tujuan penyampaian SPT Tahunan lebih awal dan memberikan bantuan perencanaan kepada Wajib Pajak. Untuk itu di dalam surel, DJP mencantumkan masalah-masalah yang dapat dihindari oleh wajib pajak jika melaporkan lebih awal. Kemudian surel memberikan opsi untuk memilih tanggal pelaporan sebelum 16 Maret dengan mengklik tautan. Atau jika tidak mau maka wajib pajak diberikan tautan untuk memilih tanggal lain sebelum tanggal 31 Maret. Mereka yang memasukkan tanggal akan dikirim surel pengingat dua hari sebelum tanggal yang dipilih. Surel pengingat menyarankan wajib pajak untuk menyiapkan dokumen pelaporan dan memvisualisasikan langkah-langkah yang mereka ambil dalam pelaporan SPT Tahunan, serta memberikan panduan khusus pelaporan SPT Tahunan.
Guidance and Planning
Surel jenis ini menggabungkan dua jenis sebelumnya. Wajib Pajak diberikan panduan dan meminta komitmen mereka dalam penyampaian SPT Tahunan dengan dua pilihan tanggal. Untuk mengurangi panjang email, maka di dalam surel telah dihilangkan daftar masalah jika wajib pajak menyampaikan SPT Tahunan pada hari terakhir bulan Maret.
Hasil pengiriman surel pada 2018 menunjukkan surel berjenis Planning yang membantu perencanaan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan memiliki jumlah statistik yang paling tinggi. Wajib pajak yang dikirim surel dengan jenis ini melaporkan SPT Tahunannya (sebelum tanggal 16 Maret 2019) lebih banyak daripada jenis surel lainnya dan lebih tinggi 2,1% daripada yang tidak dikirim surel sama sekali. Selisihnya ini setara 233.500 SPT Tahunan jika surel berjenis Planning dibagikan kepada 11,2 juta populasi.
Pada Maret 2019 ini telah dikirim e-mail blast kepada 11 juta wajib pajak orang pribadi yang memiliki surel. Itu setelah dikurangi dengan jumlah wajib pajak yang sudah menyampaikan SPT Tahunannya. Jadi yang dikirim oleh DJP adalah benar-benar wajib pajak yang belum melaporkan SPT Tahunan. Per tanggal 1 Maret 2019 saja terdapat lebih dari 2,7 juta wajib pajak yang telah menyampaikan SPT Tahunan.
Pada akhirnya upaya mengirimkankan email blast berdasarkan perilaku wajib pajak ini semata untuk mendorong kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Untuk 2019, kita akan melihat hasilnya sebentar lagi. Usai musim SPT ini berakhir.
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
Artikel ini ditulis untuk dan telah tayang di APBN KITA Edisi Maret 2019.
Bisa diunduh di: https://www.kemenkeu.go.id/media/12133/apbn-kita-maret-2019.pdf