Testimoni yang Menginspirasi



Ada seseorang yang bertanya kepada saya dengan memakai jalur pribadi di sebuah aplikasi percakapan. Ia bertanya begini, “Mas Riza, masih jalan terus Freeleticsnya?” Sebuah pertanyaan yang biasa dan barangkali diajukan karena di blog saya sudah jarang artikel yang saya tulis bertemakan Freeletics.

Saya jawab waktu itu dengan kalimat, “Alhamdulillaah masih.” Sampai catatan ini saya tulis saya tetap konsisten untuk menjalankannya. Saya sudah di level 65. Telah 863 latihan saya jalani. Berat badan masih stabil di kisaran 60 kg sampai dengan 62 kg. Bahkan di Ramadhan 1437 H lalu berat badan saya sampai menyentuh angka 56 kg.

Walau saya belum menuliskan lagi di blog saya, saya tetap aktif mengunggah hasil latihan saya di situs atau aplikasi Freeleticsnya. Tetap seminggu ada lima hari latihan. Termasuk di dalamnya adalah lari jarak jauh seperti 5K, 10K, atau half marathon.

Walaupun saat ini saya sudah tidak pakai coach lagi, saya tetap mengulang latihan-latihan yang sudah-sudah itu. Tetapi dengan latihan yang tidak diforsir tentunya. Misalnya saya mengulang latihan di minggu keenam yang ada sepuluh menu latihannya yang harus diselesaikan dalam 5 hari, saya lalu menyelesaikan sepuluh menu latihan itu dalam tujuh hari.

Barangkali saya berpikirnya bahwa Freeletics itu adalah gaya hidup. Freeletics itu butuh nafas panjang. Jadi yang penting sedikit tapi konsisten daripada banyak tapi sesekali. Sedikit tapi saya melakukannya awet sampai bertahun-tahun kemudian.

Barangkali karena saya sekarang sudah tidak ikut coach lagi jadi bicara seperti ini. Kalau ikut coach kemungkinan saya tetap menuntaskannya sesuai jadwal. Hahaha. Kalau masih ada yang bertanya mengapa tidak ambil coach lagi saja, apalagi sekarang sedang diskon 25%? Saya masih belum bisa menjawabnya.

Bosan dan takut latihan sering muncul. Bosan latihan dan hampir kehilangan orientasi serta takut capek. Apalagi sudah mulai enggak jaga makanan lagi. Sepertinya saya sudah masuk zona nyaman kembali. Ingin semuanya berhasil tanpa kerja keras. Padahal semua yang sudah dicapai ini diperoleh dengan kerja keras dan tentunya kehendak Allah swt. Masak dibiarkan kembali seperti semula?

Dan pada saat itulah saya juga sebenarnya butuh motivasi terus menerus. Seringkali motivasi itu tiba-tiba muncul setelah membaca pengakuan dari beberapa teman yang melakukan transformasi dan melakukan Freeletics karena melihat saya mampu melakukannya.

Kalau sudah begitu saya jadi malu sendiri dan giat kembali untuk latihan. Syukurnya saya tetap konsisten berlatih. Tidak sampai membuat saya bermalas-malasan. Tidak ada hari yang terlewatkan untuk latihan jika memang jadwalnya.

Nah, salah satunya ada teman satu grup di Freeletics Indonesia yang memberikan testimoninya demikian. Saya edit agar tulisannya bisa terbaca dengan mudah. Berikut testimoni dari Novano Arya Wiraraja.

Ini saya di bulan April 2014 dengan tinggi badan 173 cm, berat badan 106-108 kg, body fat lebih dari 33%. Start mulai olahraga joging santai dan bersepeda di bulan Juni 2014. Berat banget awalnya. Bulan besoknya mulai ikut event lari biar kepaksa latihan terus. Alhamdulillah konsisten sampai Desember 2014.

Januari 2015 kenal Freeletics Bodyweight, start pre workout sebulan terus lanjut program 15 week pdf cardio-strength yang tetep dikombinasikan sama lari dan sesekali sepedaan. Di momen-momen ini saya termotivasi tulisan-tulisan mas Riza Almanfaluthi di blog-nya yang berisi journey Freeletics. Berasa ada yang senasib jadinya.

Dan juga postingan aki Eka Satria dengan muscleup unbroken-nya. Suatu saat nanti saya harus bisa juga. Waktu itu jangankan pullup, pushup saja masih susah. Alhamdulillah workout lari dan Freeletics Bodyweight-nya masih konsisten sampai Maret 2016. Awal April 2016 mulai ditambah dengan menu Freeletics Gym sampai sekarang.

Alhamdulillah setelah dua tahun lebih berjalan sekarang berat badan di 70-an kg, body fat rasanya sih udah di kisaran kurang 15% lah. Enggak pernah ngukur lagi. Tapi sudah ada kotak-kotaknya. Hehehe. Muscleup juga sudah bisa walau masih belum bisa yang strict. Jadi PR nih. Sekarang rasanya lebih fresh. Berasa lebih muda juga. 

Mudah-mudah terus konsisten ke depannya. Tetap semangat. Salam #clapclap.


Novano Arya Wiraraja dulu sewaktu berat badannya lebih dari 105 kg.


Sekarang Novano dengan tubuh idealnya.

Itu baru Novano yang luar biasa ketekunannya dan sekarang telah berubah. Ia masih terus menjalani latihannya sampai sekarang. Ada juga teman lain yang memberikan testimoninya tentang keberhasilannya dalam menjalani komitmen berlarinya. Ia bilang begini, “Inspirasi dari mas Riza. Di perantauan masih bisa maksimal walau ruang gerak terbatas. Olahraga lari minimal bisa kurus kayak Mas Riza Almanfaluthi itu loh.”

Dengan pengakuan-pengakuan mereka itu malah saya jadi termotivasi balik. Sudah jelas ini akan menjadi booster buat saya. Testimoni mereka menginspirasi saya untuk terus semangat menjalani hidup sehat. Fokusnya adalah hidup sehat. Ini titik poinnya. Hasil selain itu adalah efek samping dan keberkahan.

Terima kasih kepada teman-teman yang mengembalikan semangat saya untuk bisa hidup sehat dan senantiasa bergerak. Kebetulan, sehari sebelum saya menulis ini saya memposting di Facebook tentang kiat dan resep sehat dari Dokter Tan Shot Yen, salah satu ikon dunia kesehatan di Indonesia. Sebuah resep sederhana untuk dimengerti dan dilakukan, tapi bagi para–so called–penikmat hidup, pastilah sangat berat untuk dituruti. Tapi Alhamdulillah tiga dari empat resep itu sudah saya ikuti dan jalani sampai sekarang.

Resep Dokter Tan adalah pertama, tidak ada gula. Kedua, buah dan sayur sebagai sumber karbohidrat. Ketiga, tidak ada susu binatang. Keempat, banyak bergerak. Satu, dua, dan empat sudah saya lakukan.

Beratkah? Awal-awal sih berat. Tapi mengutip apa yang dikatakan Dokter Tan, “Sekarang Anda harus membayar harga nikmat tapi mematikan (gaya hidup tidak sehat) tersebut dengan berdisiplin mengikuti apa yang saya berikan.”

Ubah pola makan kita dan senantiasa bergerak. Karena yang tidak bergerak itu ibaratnya seperti air comberan. Kotor dan bau. Semoga kita semua bisa senantiasa istikamah. Salam.

***

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

11 September 2016


Advertisement

2 thoughts on “Testimoni yang Menginspirasi

Tinggalkan Komentar:

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.