Kibul Besar di Suatu Malam



Sebenarnya begini, lagi asyik menulis malam-malam begini, fokus saya sedikit terusik dengan catatan pengamat ini. Ada beberapa hal yang perlu dikritisi dari apa yang diungkap oleh Salamuddin Daeng.

1. Saya belum menemukan beritanya kalau Jokowi mengumumkan penerimaan Tax Amnesty (TA) ada Rp 1000 triliun yang masuk. Barangkali teman-teman ada yang kasih tahu saya?

2. Soalnya target dana yang masuk ke APBN sampai berakhirnya periode TA di tahun depan adalah Rp 165 triliun bukan Rp 1000 triliun. Cuma itu. Walaupun banyak juga yang meragukan target ini.

3. Soal dana Rp 1000 triliun, itu adalah target awal pemerintah berkenaan dana repatriasi yakni dana yang pulang ke indonesia karena TA ini. Tentu PERLU DIGARISBAWAHI bahwa dana repatriasi ini tidak masuk ke APBN. Dana ini masih milik Wajib Pajak yang ikut TA. Dana ini kudu ditempatkan di instrumen-instrumen inventasi di NKRI baik di pasar keuangan atau selainnya dalam jangka waktu 3 tahun.

4. Kalau berita yang berkaitan dengan Rp 1000 triliun pada dua hari belakangan ini tentu maksudnya adalah Rp 1000 triliun dana deklarasi TA berdasarkan Surat Pernyataan Harta (SPH).

Saya kasih ilustrasi berdasarkan statistik TA dari laman DJP. Hari ini, Selasa, 20 September 2016, dana deklarasi berdasarkan SPH sebesar 1.131 Triliun. Terdiri dari:

(A) Rp 775 triliun dana deklarasi harta dalam negeri.

(B) Rp 298 triliun dana deklarasi luar negeri

(C) Rp 58,6 triliun dana repatriasi yg masuk ke NKRI.

Saya terangkan satu persatu. Yang A itu jelas tidak masuk APBN dan tidak masuk instrumen investasi baru apapun, karena harta itu milik wajib pajak yang ikut TA. Harta itu sudah berada di NKRI sejak lama yang dimiliki masing-masing wajib pajak. Ini setara 68,5 % dari deklarasi. Karena tidak masuk dan yang sebenarnya harta itu sudah berada di NKRI sejak dahulu kala, maka wajar kalau pasar keuangan dikatakan sepi-sepi saja oleh Salamuddin Daeng.

Sedangkan huruf B, itu tidak masuk ke NKRI. Jadi ini harta milik WNI yg berada di luar negeri, tidak dimasukkan ke NKRI. Jelas tidak ada pengaruhnya ke instrumen investasi NKRI. Ini sekadar woro-woro harta WNI yang ada di luar negeri.

Sedangkan huruf C itu baru benar-benar masuk ke NKRI dan masuk ke instrumen investasi dan bukan pula masuk ke APBN kita.

Yang benar-benar masuk ke APBN kita per hari ini dari hasil TA adalah Rp 32 triliun. Ini diluar 1131 T di atas. Dana sebesar Rp 32 triliun Ini buat nambah kas negara. Buat membiayai pembangunan sampai akhir tahun ini.

5. Sayang banget nih Salamuddin Daeng menuduhnya enggak karuan begini. Dan untuk menghaluskannya, ia menutupinya dengan frasa “jika benar”.

Salamuddin Daeng:

Pertanyaannya, kemana uang tax amnesty itu menguap? Apakah ini masuk ke kantong kantong pribadi pemungut pajak? Jika itu benar, betapa banyaknya uang mereka. Atau apakah uang tax amnesty yang tertutup tersebut dijadikan sebagai bancakan untuk memeras?

Jawab saya sih begini yah. Zaman sekarang tuh bayar pajak via bank/pos dan jaringannya. Untuk soal uang tebusan TA juga sama, bayarnya via bank yg ditunjuk. Bukan bayar dan masuk ke kantong petugas pajak. Masak yang kayak gini bae kudu diceritain terus ya…

Tuduhannya serius loh ini, dua soal: petugas pajak banyak uangnya karena nilep uang TA. Petugas Pajak jadikan uang TA sebagai bancakan untuk memeras. Wadaw….

Tolong pengamatannya dipertajam, baca datanya diperbaiki, agar tidak serba menuduh, kibul besar, dan memfitnah kayak gitu.

Ini sekadar interlude di sebuah malam. Maaf kalau ada salah-salah kata.

*

Riza Almanfaluthi

Dedaunan di ranting cemara

Salam dari jauh.

Tapaktuan, 20 September 2016.

***

Catatan di atas untuk menanggapi yang ada di bawah ini:

Wawat Kurniawan

10 hrs ·

Masuk 1000 Trilyun kok Anggaran malah dipotong??? 😛 Melucu saja kalian tonk ! Kalau Nipu Rakyat yah Kira2 jgn keterlaluan…Ga suka diKritik tapi kok kaga ada yg Bener?

PENERIMAAN TAX AMNESTY MENDEKATI Rp 1000 TRILIUN;

“INI ADALAH MANIPULASI TERBESAR SEPANJANG SEJARAH UMAT MANUSIA”

Oleh : Salamuddin Daeng (PUsat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno)

Baru baru ini Pemerintah Jokowi mengumumkan bahwa uang tax amnesty yang sudah masuk telah mendekati angka Rp. 1000 triliun. Wah ini hebat sekali…! Belum pernah sepanjang sejarah Republik ini ada pembentukan asset baru sebesar itu hanya dalam tempo 3 bulan. Tax amnesty diklaim telah membawa hasil yang sangat fantastis. Top markotop

Tapi anehnya ? mengapa justru pemerintahan Jokowi dan menteri keuangan Sri Mulyani justru melakukan pemotongan anggaran Anggarab Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)? Sebagaimana diketahui APBN 2016 telah dipotong sebelumnya melalui APBN Perubahan (APBN-P) 2016 senilai Rp. 160-an triliun. Tidak hanya itu Sri Mulyani juga melakukan pemotongan anggaran Rp. 130 triliun tanpa persetujuan DPR dan memicu keresahan seluruh pemerintah daerah. seharusnya Pemerintah Daerah menolak keras pemotongan ini..! Tidak hanya itu, menteri keuangan juga berencana akan melakukan pemotongan tahap II yang diperkirakan angkanya lebih besar dari pemotongan tahap pertama.

Pertanyaannya ? kemana uang tax amnesty itu menguap? Apakah ini masuk ke kantong kantong pribadi pemungut pajak? Jika itu benar, betapa banyaknya uang mereka. Atau apakah uang tax amnesty yang tertutup tersebut dijadikan sebagai bancakan untuk memeras? Itu sangat mungkin terjadi. Bagaimana tidak. Pajak yang normal yang aturan hukumnya sudah ketat saja masih bisa dimanipulasi dalam jumlah besar. Apalagi tax amnesty yang abu abu..

Jika benar ada uang mendekati Rp 1000 triliun hasil tax amnesty, dimana uang uang tersebut ditempatkan? Kalau diperiksa satu persatu tempat tempat mengalirnya uang, tampaknya semua sepi sepi saja. Dalam catatan BI nilai cadangan devisa tidak bergerak baru 113 miliar dolar, devisa yang tipis sekali.

Sementara bursa saham juga tidak bergerak dan bahkan cenderung turun. Bukti paling nyata adalah nilai tukar rupiah terhadap US dolar yang jalan ditempat dan cenderung turun, padahal katanya ada ratusan triliun masuk dari repatriasi asset.

Pengumuman pemerintah bahwa nilai repatriasi sudah hampir mencapai Rp. 1000 triliun merupakan propaganda manipulative terbesar dalam abad ini. Pemerintah ini ibarat orang fakir lagi miskin yang mengemis dipinggir jalan, tapi sesumbar memiliki puluhan gedung pencakar langit di jalan Sudirman Jakarta. Apa tidak kuatir nanti dituduh orang gila?


Advertisement

2 thoughts on “Kibul Besar di Suatu Malam

Tinggalkan Komentar:

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.