Musibah paling besar yang menimpa orang bijak ialah bila sehari yang dilaluinya tidak menyebabkan ia mendapatkan hadiah dari Tuhannya, yakni hikmah yang baru.
~~~Yahya bin Mu’adz.
Menu latihan minggu ke-12 ini adalah sebagai berikut:
Dengan dua tantangan yaitu memecahkan Personal Best (PB) Aphrodite dan Burpee Max. Hasilnya selama satu pekan ini adalah sebagai berikut:
Tantangan memecahkan PB Aphrodite gagal, padahal dilakukan di pagi hari. Semua ronde Aphrodite terselesaikan dalam jangka waktu 23 menit 30 detik. Di pekan ke-10 lalu Aphrodite mampu diselesaikan dalam jangka waktu 21 menit 39 detik. Ya tidak masalah, yang penting sudah berusaha.
Berikut perkembangan Aphrodite saya dari waktu ke waktu:
Pertama kali Aphrodite waktunya bisa satu jam lebih. Lama kelamaan karena sudah terbiasa bisa mencetak PB hingga 21 menitan. Wajar saja satu jam karena berat badan masih 78 kg. Jadi Aphrodite ini latihan cardio yang efektif. Semakin banyak kita lakukan maka semakin bisa mengurangi berat badan, dan ketika berat tubuh kita semakin ringan maka semakin cepat pula kita bisa menyelesaikannya dengan cepat.
Latihan bonus pekan ini adalah lari lima kilometer di hari Ahad. Alhamdulillah bisa lari lebih cepat dengan pace 06:32 menit/kilometer. Masih belum bisa menambah jarak lari. Tetap dengan mimpi bisa lari half marathon, 21,1 kilometer.
PB Burpee Max sebelumnya adalah 70 repetisi dalam jangka waktu lima menit. Pekan ini akhirnya bisa terpecahkan. Mampu 77 repetisi dalam jangka waktu lima menit. Padahal itu dilakukan saat sore hari, ketika sedang lelah-lelahnya sehabis bekerja. Dalam kamar yang panas lagi. Nah, di minggu ke-12 ini pun bisa pecah PB Hades dua hari berturut-turut di bawah menit ke-25.
Sayangnya dengan penampakan yang sudah kurus ini banyak yang bilang saya sakit. Insya Allah saya sehat. Suatu hari, di minggu yang lampau, saya ke tempat laundry. Pemiliknya seorang ibu muda yang sudah lama tak berjumpa dengan saya lebih dari sebulan lamanya sampai terkaget-kaget melihat saya.
“Ini Pak Riza?” tanyanya memastikan.
“Iyalah.”
“Kok kurus begini Pak? Sakit?”
“Ndaklah. Sehat saya Bu.”
“Dulu kan Pak Riza begini,” lanjutnya lagi sambil membuat tanda lebar dengan kedua tangannya.
“Alhamdulillah. Saya sekarang rajin olahraga Bu.”
“Ooo…”
Tidak hanya dia sebenarnya yang bilang begitu. Banyak orang. Mereka barangkali prihatin dengan muka saya yang pucat dan sepertinya kekurangan cairan. Kelihatannya mereka saja. Disyukuri juga. Insya Allah bentuk perhatian mereka terhadap saya. Saya berusaha menjaga kondisi agar tidak dehidrasi. Makan pun tetap dijaga, yang sayangnya di minggu ke-12 banyak makan enaknya. Makanya beratnya pun di akhir minggu ini cuma turun 1 ons.
Tidak ada lagi yang banyak diceritakan, terkecuali bahwa pada tanggal 27 Maret 2015 ini adalah 16 tahun usia pernikahan kami. Berasa saja sudah tua. Masih punya cita-cita yang sama. Kumpul bareng sama keluarga di surga-Nya Allah bersama Kanjeng Nabi Muhammad saw–manusia mulia yang tak seorang pun dapat mengalahkannya dalam bidang syukur. Walaupun untuk mencapai semua itu, saya seringkali ketiadaan hikmah dan tertatih-tatih bertahan unggul di antara amal baik dan amal buruk. Semoga Allah kehendaki.
Foto saya dengan istri, Ria Dewi Ambarwati, saat saya masih gendut begitu. Hahahaha
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
28 Maret 2015
suatu saat ibu muda itu akan terkejut kembali, “Oh mas Rambo mau laundry”. ha..ha..ha… Pak Riza apa kabarnya? kalau sekarang pakai ihrom lagi pasti keren dah……
LikeLike
Hehehe… amin pak tomi… makasih. 🙂 On Sep 9, 2015 12:43 PM, “Blog Riza Almanfaluthi” wrote:
>
LikeLike