Satu Daun yang Tak Pernah Risau


Berulangkali kau memuntahkan lahar dari perutmu yang bergolak sedari tengah malam. Yang jatuh di lantai kamar mandi yang mengilat itu adalah secuplik dua cuplik kata-kata dan kalimat  berwarna hitam yang langsung kauguyur dengan air kemudian menghilang menuju lubang pembuangan, menuju selokan kecil, ke selokan yang lebih besar, ke sungai, dan memuara ke Laut Jawa.  Semrawut apa yang kaumakan sebelumnya? 

Coba kauingat dulu. Atau barangkali kau memakan mimpi-mimpimu sendiri. Getir dan manisnya yang kaucoba mamah dengan setiap perasaan yang timbul dan tenggelam. Perasaan ini adalah perihal yang paling sulit diterima dari seorang pemimpi sekaligus pecinta. Mabuk dengan mimpi-mimpi kesturi namun dijerembabkan kepada kenyataan yang sebenarnya ketika terbangun di suatu Subuh yang suaranya parau memanggil-manggil.

Baca Lebih Lanjut.