Nusakambangan: Arketipe dan Eskapisme di Suatu Hari


Nusakambangan yang saya tahu adalah masa lalu. Ketika seorang penjahat bernama Johanes Hubertus Eijkenboom berusaha melarikan diri dari Nusakambangan. Lalu setelahnya festivalisasi para pengebom dan gembong pengedar narkoba. Tak dinyana, pada akhirnya waktu jua yang mengantarkan saya menginjakkan kaki di nusa yang pernah ada badaknya di tahun 1890-an ini.

**

Senin siang itu tiba-tiba saya ditugaskan sekonyong-konyong untuk segera berangkat ke Cilacap. Besok Selasa, ada dua peristiwa yang mesti dikabarkan. Pertama, penandatanganan Memo of Understanding (MoU) antara Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah II dengan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Batu, Nusakambangan. Kedua, melihat penyerahan penunggak pajak yang disandera dan dipindahkan dari Lapas Mataram, Nusa Tenggara Barat ke Lapas Batu, Nusakambangan.

Continue reading Nusakambangan: Arketipe dan Eskapisme di Suatu Hari

Advertisement

Nurul Faizun: Komplain Saja Langsung kepada Kami


Nurul Faizun sedang membersihkan toilet di salah satu gerbong Kereta Api Purwojaya yang sedang melaju kencang dari Cilacap menuju Jakarta saat seorang penumpang hendak memasuki kloset itu. Faizun bergegas keluar dengan membawa gagang pel dan semprotan berisi cairan pembersih.

Menjaga peturasan tetap resik dan tak berbau adalah salah satu tugas Faizun sebagai petugas CCAB (Care Clean and Board) selain mondar-mandir pada gerbong yang menjadi tanggung jawabnya sambil membawa kantung sampah besar berwarna hitam. “Saya baru satu tahun bekerja di sini,” kata pemuda kelahiran Cilacap 20 tahun lalu ini, saat ditemui di atas Kereta Api Purwojaya, Rabu (22 Maret 2017).

Baca Lebih Lanjut.