DJP Bukan Google


Hari ini saya dan keluarga mengurus pembuatan paspor di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Dalam rangka memperingati Hari Pajak, Kantor Pusat DJP bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Imigrasi mengadakan pembuatan paspor untuk pegawai Kantor Pusat DJP. Sebelumnya Kantor Pusat DJP bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya juga memberikan layanan pembuatan SIM.

Sepengetahuan saya layanan dalam rangka Hari Pajak seperti di atas itu baru terselenggara tahun ini. Sebelumnya belum ada. Biasanya Kantor Pusat DJP memberikannya kepada pihak eksternal seperti DJP Peduli dan donor darah. Kali ini istimewa, kepada internal pun Kantor Pusat DJP memberikan layanannya.

Buat saya yang selalu tidak sempat dan selalu tak berhasil untuk memesan nomor antrean di aplikasi daring pembuatan paspor, kegiatan ini sangat membantu dan bermanfaat banget.

Tahu Google, kan? Saya tidak akan membandingkan DJP dengan Google karena tidak apel dengan apel. Namun teringat dengan satu layanan istimewanya Google kepada karyawannya yaitu TechStop Google.

Kalau ada perangkat elektronik, mesin fotokopi, telepon genggam yang dimiliki karyawan Google mengalami kerusakan maka ada bagian yang siaga untuk mengatasi itu selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Dan tidak main-main penjaganya, yaitu mereka yang memiliki spesialisasi teknologi informasi terbaik. Wajar sih, perusahaan teknologi kelas dunia masak harus termehek-mehek dengan urusan membetulkan komputer pegawainya sendiri.

Itu baru satu dan masih banyak hal lain layanan Google kepada karyawannya. Maka wajar juga kalau Google pernah didapuk sebagai tempat kerja idaman pada 2015. Walau pada 2019 lalu Google hanya di peringkat ke-11. Peringkat Google ini turun karena tindakan perusahaan di bawah Sundar Pichai ini yang melakukan intimidasi kepada serikat pekerja karyawan.

Ini—mengutip Agus Kusworo—sejalan dengan hasil riset selama 30 tahun dari Great Place to Work Institute yang menemukan fakta bahwa karyawan yang merasakan tempat kerjanya sebagai tempat kerja idaman atau tempat kerja yang hebat adalah ketika para pegawainya secara konsisten:

  1. Memercayai (trust) orang-orang di tempat kerja mereka (atasan dan koleganya);
  2. Mempunyai kebanggaan (pride) dalam pekerjaan mereka;
  3. Merasakan persahabatan (camaraderie) dengan rekan-rekan kerjanya.

Sekali lagi, bukan dalam rangka membandingkan DJP dengan Google, namun buat saya dan tentunya teman-teman yang telah mendapatkan layanan itu, maka kegiatan itu sangatlah berfaedah. Juga menjadi modal untuk menumbuhkan tiga hal di atas: kepercayaan, kebanggaan, dan persahabatan.

Dan Hari Pajak adalah mulanya.

Terima kasih kepada Panitia Hari Pajak 2020, teman-teman Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak, dan direktorat lainnya yang bekerja dalam senyap (menghadirkan dua institusi itu) dan telah mengusahakan dua kegiatan di atas.

Selamat Hari Pajak.

 

***
Salam persahabatan
Riza Almanfaluthi
12 Juli 2020
Gambar dari wallpaperflare

Advertisement

One thought on “DJP Bukan Google

Tinggalkan Komentar:

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.