Review Buku The Wolf of Wall Street, Miliarder Saham di Usia 26, Narapidana di Usia 36


Ironis, lembaga-lembaga keuangan Amerika terbaik yang dianggap paling punya legitimasi justru mengakali pasar uang, membangkrutkan Orange County, California, dan mencuri uang pensiun para nenek dan kakek sampai 300 juta dolar.

Jika berharap buku ini seperti The Collapse of Lehman Brothers yang ditulis oleh Lawrence G McDonald dan Patrick Robinson maka Anda harus kecewa.

Buku berjudul The Wolf of Wall Street, Milarder Saham di Usia 26, Narapidana di Usia 36 ini bukan buku yang menceritakan dari halaman pertama sampai akhirnya tentang bagaimana cara pialang saham mengelabui Wall Street. Salah.

Ini sekadar biografi laki-laki yahudi bernama Jordan Belfort yang dijuluki sebagai Wolf of Wall Street. Dimulai pada 1987, di hari pertama menjadi pekerja di sebuah perusahaan pialang saham. Tepatnya sebagai penghubung dengan menelepon 500 sambungan telepon dalam sehari. Berusaha menembus sekretaris dan pemilik bisnis. Bagian menawarkan sahamnya bukan dia. Itu tugas orang lain. Mereka yang sudah bekerja lebih lama di sana.

Enam tahun kemudian dia sudah menjadi pemilik firma investasi brutal Stratton Oakmont bersama yahudi lainnya bernama Danny Porush. Firmanya memiliki 1000 pialang saham. Dari sana Jordan mengeruk uang dengan memanipulasi harga saham lalu mencuci uangnya di Swiss.

Salah satu modus Jordan memperkaya dirinya adalah memaksa klien Stratton Oakmont untuk memberi saham baru di bawah harga pasar yang kemudian bisa dijual dengan keuntungan sangat besar. Sebuah permainan pemerasan uang yang Stratton Oakmont tiru dari perusahaan-perusahaan paling terhormat di Wall Street.

“Ironis, lembaga-lembaga keuangan Amerika terbaik yang dianggap paling punya legitimasi justru mengakali pasar uang (Salomon Brothers); membangkrutkan Orange County, California (Merrill Lynch); dan mencuri uang pensiun para nenek dan kakek sampai 300 juta dolar (Prudential-Bache). Namun, semuanya masih berbisnis—masih hidup sehat di bawah perlindungan payung para WASP.” Halaman 81.

Lalu cerita berlanjut seputar kehidupannya bersama istrinya yang kedua, Nadine Caridi, Duchess dari Bay Ridge dan kecanduan parah terhadap narkotika dan obat-obatan. Sampai pada suatu titik ia harus direhabilitasi selama beberapa minggu setelah bertengkar hebat dengan Nadine dan hampir mencelakakan anaknya.

FBI masuk di bab terakhir. Tak kurang dari dua puluh agen lengkap dengan senjata api, rompi anti peluru, peluru cadangan memasuki rumahnya. “Saya harus bilang ke Anda, Anda ini lawan yang cerdik. Saya mungkin sudah mengetuk seratus pintu dan tak seorang pun mau bekerja sama melawan Anda,” kata Agen Colleman terkagum-kagum dengan kesetiaan orang-orang Stratton kepada Jordan.

“Ya, uang bisa membuat orang jadi seperti itu, kau tahu, kan?” kata Jordan. Dengan uang itu juga ia menghabiskannya sebanyak yang ia bisa untuk pesta pora, obat-obatan, seks, menghancurkan yacht supermewah, menabrakkan jet Gulfstream, tagihan hotel senilai US$700 ribu.

Buku ini bertaburan cacian, keglamoran crazy rich, perzinaan, dan adegan seronok. Maka selain label New York Times Best Seller di sampul depan bagian atas, pembaca buku terjemahannya di Indonesia harusnya jeli dengan dua kata di bagian bawah sampul depan buku itu: Buku Dewasa. Saya tak jeli.

Salah satu kegiatan di sela-sela Work from Home (WFH) adalah mencari-cari buku di toko buku daring yang menawarkan diskon gila-gilaan di masa wabah Corona Virus Disease 2019. Biasanya buku yang dilabel seperti itu adalah buku-buku lawas. Di antaranya itu pasti terselip buku-buku bagus.  Pakem saya cuma satu: membeli buku yang hanya benar-benar akan dibaca sampai habis.

Berhalaman-halaman layar tampilan buku sudah saya geser. Saya fokus kepada pilihan buku nonfiksi. Beberapa buku saya letakkan ke keranjang virtual.  Salah satunya adalah buku Jordan Belfort ini. Tebalnya 500-an halaman. Tentu ini masuk radar saya yang sangat menyukai buku nonfiksi yang ketebalannya hampir seperti dua tumpukan talenan kayu.

Selain itu saya melihat ada tanda New York Times Best Seller di sampul bukunya itu.  Itu berarti jaminan kalau buku itu buku bagus. Di Amerika Serikat, daftar itu adalah salah satu daftar buku tepercaya untuk peringkat buku paling laku di toko buku.

Di negeri asalnya buku ini terbit pada 2007, setelah ia dibebaskan dari penjara pada 2006. Saya tak tahu kalau buku ini sudah difilmkan pada 2013 yang pemeran utamanya adalah Leonardo DiCaprio. Barangkali karena buku ini sudah difilmkan dan dibintangi oleh bintang film ternama, maka buku ini baru diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia pada 2015.

Sebagaimana kebiasaan saya saat membaca buku, saya seringkali memegang pulpen untuk mencoret lembaran halaman buku yang memuat hal-hal atau kutipan penting dan memiliki makna. Untuk buku ini, pulpen itu tak berguna.

***

Riza Almanfaluthi

Dedaunan di ranting cemara

22 Mei 2020

Advertisement

2 thoughts on “Review Buku The Wolf of Wall Street, Miliarder Saham di Usia 26, Narapidana di Usia 36

Tinggalkan Komentar:

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.