Seperti biasa saya mengecek formulir pemesanan buku Orang Miskin Jangan Mati di Kampung Ini. Pemesanan yang sampai saat ini belum bisa tertangani semuanya.
Saya menjumpai salah satu nama dalam formulir itu. Ia memberi catatan khusus dalam kolom keterangannya. Apa yang ia catat?
Ia menulis seperti ini: “Untuk mengenang saat-saat hidup kita yang sulit di Jatibarang.”
Bagi saya membaca pilihan katanya itu memancis tumpukan memori saya saat masa-masa SMP dulu. Yang sebagiannya mesti saya lupakan, sebagiannya hilang tanpa pamit, sebagiannya ada di sudut-sudut otak.
Ia memang sahabat kental saya. Main, belajar, dan berpetualang bareng. Masing-masing tahu bagaimana kondisi hidup kami waktu itu.
Kini beberapa warsa tak bertemu dan terpisahkan oleh jarak dan waktu. Hanya terhubung ke dalam sebuah grup alumni SMP yang saya hanya menjadi pembaca sunyi.
Terima kasih, kawan. Saya tanda tangani buku untukmu ini sambil mengenang semua yang telah kita jalani bareng. Sulit dan mudahnya.
Pertanyaannya. Apa lawan katanya kenangan? Saya tak berharap jawabannya adalah “kamu”.
Salam.
Pemesanan buku Orang Miskin Jangan Mati di Kampung Ini, silakan isi formulir berikut:
https://forms.gle/2XtH4KEPG9wqgYVq9
Sinopsis buku ini bisa dibaca pada tautan berikut: https://rizaalmanfaluthi.com/2020/02/24/buku-kedua-itu-terbit-orang-miskin-jangan-mati-di-kampung-ini/
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
25 Februari 2020
Buku bagus …
Yang belum pesan ayo pesan
LikeLike
terima kasih banyak… 😀
LikeLike