“Centang satu, Bro!” teriak Bibing kepada seisi ruangan Subdirektorat Penyuluhan Perpajakan, Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (P2humas)sesaat berita pesawat jatuh di Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat memenuhi layar kaca televisi pada Senin pagi (29/10).
Tanda centang satu itu berarti pesan Bibing kepada Tri Haska Hafidzi, teman sejawatnya, baru diterima di peladen Whatsapp, namun belum sampai ke ponsel Haska. Haska menjadi salah satu penumpang Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 jurusan Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh itu.
Kabar pun menyeruak dengan lekas. Haska menjadi bagian dari 12 pegawai Direktorat Jenderal Pajak atau 20 pegawai Kementerian Keuangan yang berada dalam pesawat nahas itu.
“Pesan saya dan juga teman-temannya tidak dia jawab lagi. Kami saling memandang dan masih berharap,” kata Kepala Subdirektorat Penyuluhan Perpajakan Aan Almaidah Anwar.
Aan pernah menjadi atasan Haska, sebelum Haska pindah menjadi Fungsional Pemeriksa di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pangkalpinang pada Juli 2017 lalu.
Aan mengenalnya karena Haska menjadi bagian keluarga besar Subdirektorat Penyuluhan Perpajakan. Tempat duduk Haska persis di depan pintu ruangan Aan.
“Saya sangat ingat pada menit-menit menjelang pukul lima sore. Apabila ada hal-hal mendesak untuk keluarga, dia melirik ke ruangan saya dan menantikan alarm saya berupa kata “pulanglah”. Ia seorang pekerja keras dan pecinta keluarga,” cerita Aan.
Setelah di Pangkalpinang itu, pulang menjadi rutinitas pekanan Haska ke Jakarta bersama rekan-rekan kerjanya yang lain di KPP Pratama Pangkalpinang atau pun KPP Pratama Bangka. Haska tidak membawa serta istri dan dua orang anaknya ke Pangkalpinang. Ia tinggalkan mereka bersama mertuanya.
“Ketika kelahiran Prabu, anak kedua Haska, saya ke rumahnya. Bertemu Haska, istrinya Della Farhana, dan Nadine tentunya. Nadine selalu melihat ke arah adiknya. Keluarga kecil yang penuh tawa. Saya mengenal garis bibirnya yang membuka saat tertawa. Juga binar matanya,” tutur Aan.
Pelahap Ilmu
Menurut Aan, Haska itu brilian. Aan pernah membuat Haska tertawa dan geleng-geleng kepala saat meminta materi Power Point yang isinya gambar lilin menyala-nyala. Haska memang kreatif, oleh karena itu ia tergabung dalam Grup Whatsapp Tim Kreatif DJP seluruh Indonesia dan sering diminta Aan untuk membuat bahan paparan.
“Waktu itu akan ada paparan di Forum Kantor Penyuluhan, Pelayanan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di Yogyakarta. Walaupun geleng-geleng kepala, whoylaa! Materi itu sempurna. Foto saya dengan salindia lidah nyala lilin saat itu, sungguh merupakan foto yang istimewa,” terang Aan. “Foto-foto yang ada di kalendar meja tahun 2017 adalah karya Haska juga.”
Lantas satu hal, ketika Haska bicara tentang autisme. Haska menawarkan Aan e-book yang membahas soal itu. Aan langsung tertarik dan meminta Haska untuk memindahkan buku-buku elektronik itu ke iPad Aan. Haska mengarsipkannya dalam folder bernama Haska.
Ternyata isi folder itu bukan hanya soal autisme, melainkan juga tentang seni, infografis, kisah-kisah, penulisan, bisnis, ekonomi, akuntansi, sumber daya manusia, fotografi, Islam, pidato, dan statistik.
“Semua folder itu belum semua saya baca. Semua folder itu gambaran otak geniusnya yang haus ilmu bekerja. Saya membayangkan bagaimana seorang Haska melahap ilmu demi ilmu,” kenang Aan.
Di pergerakan roda kereta api yang membawa Aan ke Jakarta, Aan kembali terkenang saat 25 Juli 2018. Waktu itu Aan ditugaskan menjadi pembicara di KPP Pratama Pangkalpinang. Malamnya, seusai acara, Haska bertemu dengan Aan dan rombongan. Mereka bersama-sama makan malam. “Saat mengantar itu, saya jelas melihat senyumnya. Yang ada di batin saya hanya satu, anak ini baik sekali,” kata Aan.
Hal yang “mengecewakan” Aan adalah ketika Direktorat P2humas mengundangnya sebagai peserta lokakarya tim kreatif materi penyuluhan dan Haska tidak bisa hadir karena tanggung jawabnya atas pekerjaan. Jabatannya sebagai pemeriksa pajak benar-benar menyibukkannya.
“Saat itu Haska sempat mengirim pesan kepada saya dengan untaian kata maaf dan terima kasih, di penghujung September 2018. Saya hanya bisa menjawab dengan doa kesuksesan untuknya,” ingat Aan.
Lantas berita pun pecah.
Kode
Semasa hidupnya Haska sering mencurahkan perasaan dan pikirannya melalui akun media sosialnya terutama di Facebook. Haska menulis status pada 31 Mei 2018 yang membuat Aan merenung dalam-dalam.
Dua orang yang harus kamu buat bangga. Diri kamu ketika masih kecil. Diri kamu ketika di ambang maut. Jangan buat mereka menyesal.
“Membaca itu, saya yakin Haska menyongsong kehidupan dan batas akhirnya dengan senyuman,” ujar Aan.
Sepuluh hari menjelang kejadian itu, tepatnya pada 19 Oktober 2018, di akun Facebooknya, Haska mengeposkan status berupa empat foto hasil olahannya dengan menggunakan teknik smudge painting dan vector. Salah satunya adalah foto dengan warna biru gradasi dari muda ke tua memenuhi ruang gambar dan di tengahnya ada sosok hitam seperti mengambang atau melayang.
Bahkan persis tujuh hari sebelumnya, Haska juga memberikan semacam tanda. Salah satu pegawai KPP Pratama Bangka Valentina Simalango mengunggah video dan menulis keterangan gambar di akun Instagramnya.
Valentina menulis, seminggu sebelum tragedi jatuhnya pesawat Lion Air, dalam kegiatan Kemenkeu Mengajar (KM), relawan KM Bangka mengadakan operet singkat yang menceritakan garis besar profesi di Kementerian Keuangan. Haska berperan sebagai pengusaha yang mengimpor barang elektronik dari luar negeri dan menjadi salah satu penumpang pesawat.
Tibalah giliran Haska tampil di depan peserta didik. Berinisiatif menghibur, dalam video itu, Haska berlari dengan tangan terbuka dan memiringkan badan layaknya pesawat terbang sembari menyusuri lapangan. Semua terkesima, tak hanya peserta didik, terlebih para relawan yang bahagia melihat caranya membangkitkan suasana.
“Namun siapa yang menyangka aksinya berujung pada “kode” bagaimana nantinya dia pergi meninggalkan kami semua. Tak ada yang menyangka. Bang Haska pun pasti tidak. Namamu harum dalam benak kami, Bang,” tulis Valentina.
Aan dan Valentina adalah sebagian dari banyak orang yang memiliki kenangan baik terhadap Haska. Kenangan yang sekarang tersimpan dalam folder-folder ingatan.
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
Artikel ini ditulis untuk dan telah dimuat dalam edisi khusus Intax Bulan November 2018.
Foto tabur bunga milik Direktorat Jenderal Pajak.