Kau pernah membayangkan dirimu hanyalah selembar kertas yang ditulis hujan. Ia yang menuliskan di tubuhmu, “Selamat pagi. Apa kabar?” Tetapi setelah itu, kau hanyalah tinta yang memudar. Pelan-pelan samar. Lalu hanya bisa bersabar agar hujan datang lagi esok pagi membawa api untuk membakar. Membakar lelah dan gigilmu. Tetapi kau cuma membayangkan. Hanya membayangkan. Sekadar.
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
27 Januari 2018