Maka senja yang separuh baya sungguh tak sabar menjadi malam yang renta. Benar-benar, ia tak kuasa membunuh maut yang lebih suka memburu herring-herring di fjord utara. Dan aku malah telah menghabiskan likat kulitmu, menggelombangkan getar sekujurmu, menidaksempurnakan aku, dan memikrajkan waktu menjadi pagi yang buta. Dan ketika ditanya kaummu, kauhanya mampu menjawab, “Aku menjadi perempuan swahili yang mengantuk.” Di situlah kita sadar, kita menjadi mahir untuk menjadi pemuncak di Aconcagua kerinduan. Untuk malam yang kemarin, malam ini, dan malam-malam selanjutnya yang kaunamai: malam-malam Sinta sebelum disentuh Rahwana. Dan aku cuma kera Alengka yang bisa melolong di sela-sela hela nafasmu. Usai sudah.
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
30 Desember 2017
Photograph by @paulnicklen
from @natgeo.
Keren banget. Serius!
LikeLiked by 1 person
Terima kasih.
LikeLiked by 1 person