Banyak cerita di balik pembuatan puisi yang dibacakan pagi ini di hadapannya. Tapi cukuplah di suatu waktu kuceritakan kelak kepadamu.
Setabah-tabahnya Mataku
~~~Kepada Ani Natalia (@aniwinner)
Setabah-tabahnya mataku
berkarib dengan malam
ternyata sekali tak pernah tabah
mataku untuk berlelah
membuatkan puisi
untukmu
Sejinak-jinaknya kata-kataku
bersahabat dengan sajak
ternyata sekali tak pernah jinak
kataku untuk beternak
puisi yang ingin kugembalakan
untukmu
Sesayang-sayangnya
penghujan pada dedaunan
ternyata sekali
ia tak pernah sayang,
semalam ia lupa cara
menjatuhkan dirinya
karena melihatku
tak mampu menuliskan puisi
untukmu
perihalmu: segala kerap
yang tak bisa kuperangkap
dengan kata-kata
dan kupenjara
dalam puisi
sebab
engkau puisi itu sendiri
yang penyayang
dan rendah hati.
Sentosalah.
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
Commuter Line, 27 Desember 2017
Foto: Rora