Selamat ulang tahun puisi. Kuhadiahkan sepetak
pelukan di tubuhmu yang dingin
sehabis bangun tidur. Beruntung kau kuat
hingga tak merontokkan kata-kata, huruf-huruf
di sekujur tubuhmu yang rindang oleh luka.
Selamat ulang tahun puisi. Sekarang, aku yang payah
mengingatmu. Hingga tak tahu kalau hari ini
engkau mengulang ritual. Kuberikan sepetak dekapan
di tubuhmu yang dingin sehabis bangun tidur. Terberkatilah
matahari karena ia mendapatkan cahayanya dari
kumpulan kunang kata-katamu.
Selamat ulang tahun puisi. Sampai jumpa
tahun depan. Barangkali nanti ada
yang mendermakan sepetak rangkulan di tubuh yang dingin
sehabis bangun tidur. Didekap kata-kata.
Dipagut huruf-huruf. Gantian engkau yang memelukku.
Setelah air kata jatuh meleleh berdenting-denting.
Lelaki yang dipalun puisi: Aku.
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
Lantai 16, 28 April 2017
Memperingati Hari Puisi Nasional, 28 April 2017
Gambar dari: hadric-avalon.deviantart.com