Ari Maulana, Penjaga Puncak Kunjungan

Ari Maulana, 31 tahun, mengecek aplikasi percakapan di telepon genggamnya. Dahinya mengerut. Rupanya itu pesan darurat dari kawan sejawat yang berada di help desk Amnesti Pajak. “Kawan saya menanyakan apakah aplikasi e-spt bisa diunduh melalui pajak.go.id?” ujar Ari, di ruang kerjanya di Gedung Mar’ie Muhammad, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Selasa (14/3) ini.

Maul, biasa dirinya dipanggil, sebagai admin Content Management System segera mengecek situs web pajak.go.id, situs web resmi DJP. Dari penilikannya, aplikasi itu masih bisa diunduh dan berjalan dengan normal. Segera ia membalas pesan dari kawannya itu. Sampai saat ini kondisi situs web berjalan aman dan lancar.

Maul memang harus selalu berjaga-jaga agar situs web yang digawanginya ini tidak bermasalah, karena situs web pajak.go.id ini urat nadi DJP dalam memberikan pelayanan dan informasi secara daring kepada wajib pajak seperti aplikasi e-filing dan informasi terkait Amnesti Pajak.

Apalagi di Bulan Maret 2017 ini, saat musim penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan wajib pajak orang pribadi sekaligus masa berakhirnya Amnesti Pajak. Banyak orang akan berbondong-bondong mengakses situs web pajak.go.id. “Bulan ini biasanya akan menjadi puncak kunjungan,” ujar pria yang sudah menjadi admin selama 2,5 tahun ini.

Menurutnya ia harus senantiasa mengecek situs web masih bisa diakses atau tidak. Kalau tidak bisa diakses Maul harus segera melapor ke Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan, DJP tempat peladen berada. Maul juga harus memperbarui konten-konten terkait SPT seperti laman Lapor SPT, e-Form, dan Download. Juga tak kalah penting adalah memastikan semua formulir dan aplikasi bisa diunduh dan dipakai oleh wajib pajak.

Maul mengenang, sebagai admin yang harus dituntut siap siaga, kapan pun dan di mana pun berada, dirinya punya pengalaman unik saat lebaran 2016 lalu. Waktu itu, Undang-undang Pengampunan Pajak baru saja diundangkan. Sedangkan ia sudah berada di kampung halaman istrinya di Garut. Maul mendapat pesan dari Jakarta untuk mengubah semua konten yang berisi dua kata “Pengampunan Pajak” menjadi “Amnesti Pajak”. Ini terkait dengan strategi kampanye yang akan dilakukan DJP.

Rumah mertua Maul  yang berada di pelosok Garut tentu menyusahkan lulusan D3 Khusus STAN 2012 ini untuk mendapatkan sinyal telepon dan internet. Ia terpaksa harus ke luar rumah untuk terhubung dengan dunia maya. Ketika sudah tersambung dengan susah payah, hanya bermodalkan telepon cerdasnya Maul bergegas memperbaiki seluruh konten yang diminta. “Lega rasanya bisa menyelesaikan tugas walaupun sedang cuti dan dengan akses terbatas,” katanya sembari tersenyum sumringah.

Berdasarkan catatan Alexa, laman yang menyediakan informasi peringkat suatu situs web, situs web DJP menjadi situs web pemerintahan berbahasa Indonesia terbaik di 2016 lalu. Maul masih mempunyai optimisme besar terhadap perkembangan situs pajak ini. Menurutnya masih banyak hal yang bisa dikembangkan dengan laman ini melalui rencana terprogram. Yang paling krusial adalah kecepatan akses internet yang seyogianya dimiliki Seksi Pengelolaan Situs, Subdirektorat Hubungan Masyarakat Perpajakan, Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat, DJP, tempatnya bekerja sebagai admin situs ini. “Masih lambat. Padahal kecepatan akses itu mutlak di sini.” 

***

Riza Almanfaluthi

Dedaunan di ranting cemara

Lantai 16, 14 Maret 2017