“Kapan Abi bisa ke sini? tanya anak saya, Ayyasy, yang ada di pesantren di kawasan perbatasan Bogor-Sukabumi.
“Kayaknya enggak bisa hari ini Nak. Soalnya Abi harus persiapan buat ngajar besok,” jawab saya dari seberang telepon.
“Yaaaaaaah,” suara Ayyasy mengisyaratkan kekecewaan.
Ïya insya Allah besok, setelah ngajar Abi datang ke sana yah,” jawab saya sambil menahan perih karena ada lubang yang menganga tiba-tiba muncul di hati. Bagi saya yang jarang bertemu dengannya ini nada kecewa darinya tentu menyesakkan dada. Penugasan di Tapaktuan, Aceh Selatan, membuat saya hanya bisa pulang sekali dalam sebulan.