Kepada Air
Aku pernah tersesat di sebuah hutan kelabu tempat engkau mendiami dan mendiangi segala. Engkau yang pernah selalu menyebut huruf-huruf namaku yang telah menghunjam dan merobek jantungmu di setiap waktu. Waktu yang telah berubah menjadi detak-detak jarum jam dinding yang dua-duanya mati menunjuk angka tiga. Mereka dikuburkan di sebuah pusara. Di pinggir danau Bohinj. Di suatu sore, wanginya menyeruak, menari-menari, membaca obituari, untuk mengucapkan sesuatu: Aku mencintaimu seperti aku menyesatkan diriku sendiri.
Tertanda:
Batu
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
28 Februari 2018
Photo by @veraveraonthewall