Di masa yang penuh serpihan-serpihan sujud, sujud-sujud yang pura-pura atau setengah khusyuk, atau dengan sungai air mata, seharusnya aku ingat dengan ribuan lalai yang mengelilingi perasaan para pendosa. Di atas hamparan yang sama, para pendosa menjelma menjadi pendoa, menaikkan kata-kata ke langit untuk menjadi apa yang sering kausebut rinai bahagia tak henti-henti, beternak hening, menanam tenang, dan membuang hama cemas dalam ladang kalbu dan jenak pikiran. Terberkatilah kita semua.
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
4 Juni 2017