
Sewaktu saya masuk gerbong KRL, saya melihat perempuan pekerja kantoran yang tidak memakai sepatu di barisan terdepan.
Karena banyak yang masuk, perempuan itu terdorong ke belakang. Ia berteriak, “Sudah penuh, cukup. Jangan paksain.” Di jam sibuk, teriakan itu tak diacuhkan.
Yang tak mengenakkan adalah keluar makian dari mulutnya, “Bangsat!!!” Sambil terus menggerakkan sikut tangannya ke mana-mana. Ia bergeser dan kemudian berdiri persis di belakang saya.
Mendengar makian itu, telinga saya jerih. Kalau dibandingkan dengan jalur Bogor-Jakarta di jam sibuk, jalur Serpong-Tanah Abang ini belum ada apa-apanya, masih tak padat dan tak ‘seganas’ jalur itu.
Orang masih tak mengacuhkannya dan KRL berangkat. Semua sibuk dengan pikiran masing-masing atau melihat ponsel. Beruntung yang di dekat jendela atau pintu KRL, matanya masih melihat segala keramaian.
Saya berpikir positif barangkali pagi tadi ia mengalami kejadian yang tak mengenakkan. Ketika masuk pintu KRL, sandal jepitnya terjatuh ke bawah. Tinggal satu di kaki, sekalian saja sandalnya ia tinggalkan di peron.
Sewaktu di Stasiun Palmerah, saya melihat ia terburu-buru bergegas mendahului yang lain dan memasuki toko serba ada untuk membeli sandal.
Sebelumnya, malam senin, saya pun melihat dengan mata kepala saya sendiri, kejadian yang sama. Makian yang dilontarkan oleh laki-laki kepada kasir toko lantaran dia harus kembali ke toko itu karena celana yang ia bawa bukan celana yang dibelinya. Kasir salah memberikan celana.
“Goblok!!!” Suaranya keras, tetapi itu sudah membuat mental Mbak Kasir itu ciut. Saya sendiri berdiri terpaku. Namun, bersiap untuk kejadian selanjutnya. Setelahnya Mbak Kasir tidak terlihat lagi di meja kasir.
Untuk kesalahan seperti itu, tak semestinya makian yang terlontar. Bahkan untuk kesalahan apa pun. Ini karena mulianya akhlak orang dapat dilihat dari lisannya yang selalu terjaga dan tidak mudah memaki.
Saya teringat perkataan Kanjeng Nabi Muhammad Saw., “Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan orang yang keji, dan bukan pula orang yang kotor omongannya.”
Insyaallah.
*
Riza Almanfaluthi
7 Februari 2023
Foto sekadar ilustrasi dari teman di KPP Pratama Menteng Tiga