Dhimas Wisnu Mahendra, teman saya sekaligus penulis novel, membuat ulasan kecilnya terhadap buku saya yang berjudul Dari Tanzania ke Tapaktuan, Titik Tak Bisa Kembali, Kisah Lelaki Menaklukkan Ego dengan Berlari yang terbit pada awal November ini. Berikut ulasannya.
Dia bukan Forrest Gump. Beratnya dulu 78 kg. November 2014, Tapaktuan, Aceh Selatan. Memungut bola pingpong yang jatuh, menatap kaca, ia melihat sosok kegendutan menatap balik. Itu awalnya.
Jangankan gesit berlari, duduk saalat saja susah! Tetapi tekadnya kuat sudah bulat, harus berubah! Lima belas minggu kemudian, beratnya sudah 62 kg, berkat disiplin keras menggeluti Freeletics dengan persistensi tinggi! Dari semula tidak bisa lari, hingga kini empat kali menuntas Full Marathon sejauh 42.195 km tanpa henti! Riza Almanfaluthi mengalahkan rekor diri berulang kali dengan berlari dan ia masih tak henti berlari!
Baru empat bulan lalu, saya berkesempatan membedah buku sang kepala seksi rendah hati ini pada rangkaian kegiatan peringatan Hari Pajak, 9 Juli 2020. Buku kedua yang berjudul Orang Miskin Jangan Mati di Kampung Ini (OMJMDKI) dan telah cetak berulang kali itu tiba-tiba saja disusul meluncur buku ketiga, sesuai janjinya saat wawancara.
Kali ini tentang pengalaman berlari, “Dari Tanzania ke Tapaktuan: Titik Tak Bisa Kembali, Kisah Lelaki Menaklukkan Ego dengan Berlari”, yang merupakan bukti nyata konsistensi bertransformasi sekaligus rekam jejak apik perubahan drastis seorang DJP Runner, Riza Almanfaluthi.
Baginya yang terkisah dipukau perjuangan Akhwari membawa nama bangsa Tanzania pada Olimpiade 1968, meski terseok dan tiba paling akhir, menuntas misi berbalut persistensi adalah kehormatan. Maka lecutnya, “Impossible is nothing! Impossible is just a word! Quitting is not an option! And no excuse for free athlete!”
“Sekilo deui… Sekilo deui…” kata Riza dalam pikirannya ketika berlari.
Unleash your potential! Reach personal best!
Salam takzim! Selamat dan terus semangat! Matur nuwun, Mas Riza. Inspiratif dan memotivasi! Seperti pesan personalnya, “Untuk Mas Dhimas: Tetap menulis dan berpuisi…” Agaknya ini kode keras dan tamparan agar saya juga harus mulai menulis lagi! Insyaallah, saatnya berubah dan ikut berlari!
💪🏃🏿♂️👍🏼
Rekaman bedah buku OMJMDKI bisa ditonton lagi di sini:
Untuk pemesanan buku Dari Tanzania ke Tapaktuan, Titik Tak Bisa Kembali, Kisah Lelaki Menaklukkan Ego dengan Berlari dan buku lainnya yang berjudul: Orang Miskin Jangan Mati di Kampung Ini, silakan untuk mengeklik tautan berikut: