Salah satu orang yang menginspirasi saya untuk berlari adalah Roger Bannister. Tahu kan siapa dia? Dia itu Eliud Kipchoge pada 1954.
Kalau Eliud Kipchoge menjadi orang pertama yang mendobrak batas manusia berlari maraton penuh di bawah dua jam, maka Roger adalah orang pertama dalam sejarah yang berlari sejauh 1 mil di bawah empat menit.
Dulu para ahli olahraga bilang kalau berlari 1 mil di bawah empat menit itu mustahil dilakukan oleh manusia. Kepada Eliud Kipchoge juga sama. Para ahli bilang kalau berlari maraton penuh di bawah 2 jam itu hanya bisa dilakukan oleh manusia 75 tahun lagi. Dilihat dari catatan-catatan yang ada. Tetapi semua hanya di atas kertas belaka. Kenyataannya berbeda. Karena tekad dan kerja keras mereka berdua.
Bedanya prestasi Roger diakui oleh IAAF, sedangkan prestasi Eliud tidak. Mengapa? Karena rekor Roger dibuat dalam sebuah pertandingan resmi.
Cerita Roger Bannister itu ada dalam buku saya yang kedua yang berjudul Orang Miskin Jangan Mati di Kampung Ini. Masih dalam rangka mau jadi penulis yang pelari atau pelari yang penulis. Saya masih tetap sama: penulis yang pelari.
Namun, pada saat WFH begini bagaimana memelihara ingatan otot? Saya berlatih Freeletics di rumah saja. Tidak berlari. Pernah mencoba lari di dalam rumah, sudah berlari 9 menit kok GPS seperti tak sudi untuk menaikkan angka jarak, masih di sekitar 300 meter saja. Ya sudah.
Ya, terima saja dululah untuk tidak berlari di luar sembari berharap pagebluk ini cepatlah berlalu agar kita bisa berlari lagi. Menerima takdir untuk berlari seperti pemula. Mulai dari awal lagi, sedikit demi sedikit, insya Allah jadi. Kita kan juga pelari hobi belaka.
Penulis yang pelari dan sekadar hobi. Kamu bagaimana?
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
11 April 2020