BEBERAPA***teman saya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tapaktuan berbelanja ke negeri Cina. Melalui lapak daring tentunya. Semacam Bukalapak atau Tokopedia di sini. Mereka memanfaatkan harga murah dan ongkos kirim gratis.
Konsekuensinya mereka terima: barang itu baru sampai sebulan atau dua bulan kemudian. Tak jadi soal sembari menunggu pula musim mutasi yang lama tak kunjung tiba. Dari merekalah saya mengenal nama Alibaba.
Tokoh dibaliknya adalah Jack Ma. Walaupun kutipan dan potongan tayangan visualnya sudah bersileweran di lini masa media sosial, tetapi itu tak mampu membuat saya tertarik mengetahui lebih jauh tentangnya.
Sampai suatu masa saya berkunjung ke toko buku. Di sebuah rak mata saya tertuju kepada suatu buku dengan foto Jack Ma di sampulnya. Ada satu buku yang plastik pembungkusnya sudah tiada. Saya mengambil dan membaca buku itu dengan cara cepat. Tanpa terasa sudah berhalaman-halaman saya membacanya.
Sudah jelas saya tertarik betul dengan segala informasi yang ada di buku berjudul Alibaba: Kerajaan yang Dibangun oleh Jack Ma. Duncan Clark—penulis buku yang terbit tahun lalu ini—mengisahkannya dengan ringan dan apik. Tak berpikir panjang lagi, buku itu saya beli. Ia benar-benar menyedot perhatian saya hingga membacanya sampai selesai pun tak butuh waktu lama.
Mengapa Nama Itu?
Bisnis awal Alibaba itu adalah pasar daring yang mempertemukan pemasok dan pembeli dengan konsep Business to Business (B2B). Yang membuatnya lebih berjaya lagi adalah karena Alibaba menguasai segmen pasar eceran setelah merintis bisnis B2B.
Alibaba menjadi pusat perbelanjaan virtual terbesar di dunia saat ini dan menjadi perusahaan internet termahal di dunia setelah Google dengan nilai sahamnya setara gabungan nilai saham Amazon dan eBay.
Alibaba juga memiliki nama yang unik dan mengundang penasaran karena nama itu berasal dari bahasa Arab. Cina dan Arab tentunya bertolak belakang antara etnis dan budayanya.
Jack Ma memilihnya karena nama itu mudah diucapkan dalam berbagai bahasa dan dikenal banyak orang. Kisah 1001 malam, 40 pencuri, dan mantra “open sesame” adalah hikayat yang terkenal.

Pada saat Jack Ma akan memulai menggunakan nama itu untuk situs webnya, orang Kanada telah memiliki terlebih dahulu nama domain Alibaba.com. Ia meminta bayaran US$4.000 kepada Jack Ma kalau mau memakainya.
Berbeda dengan pengusaha lain yang tidak mudah percaya kepada orang yang baru dikenalnya, Jack Ma berani untuk mentransfer uang sejumlah itu. “Baiklah, saya percaya kepada orang ini,” kata Jack Ma.
Sebuah harga yang wow mulanya, namun pada akhirnya tak seberapa buat Jack Ma sebagai pebisnis tangguh kelak. Padahal dulu, ia sendiri bukanlah siapa-siapa.
Musuhnya adalah Matematika

Namanya Ma Yun. Lahir di Hangzhou. Sejak kecil menyukai bahasa dan sastra Inggris. Untuk mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya ia menjadi pemandu wisata turis yang berkunjung ke West Lake, tujuan tamasya pelancong asing di Hangzhou. Ia tak memungut bayaran. Sebagai imbalannya, ia meminta mereka mengajarinya bahasa Inggris. Nama Jack sendiri diperoleh dari salah seorang turis Amerika Serikat yang dipandunya.
Pada usia 15 tahun, Jack Ma berkenalan dengan keluarga Morley dari Australia yang berkunjung ke West Lake. Perkenalan yang membawanya kepada persaudaraan dan kunjungan ke Australia.
Selepas SMA, Jack Ma ingin kuliah, tetapi gagal karena soal matematika.
Ia hanya dapat skor 1/120, bahkan ketika ia mengulang untuk kedua kalinya ia cuma mendapat skor 19/120. Jack Ma pantang menyerah. Ia belajar kembali sampai mendapat skor 89/120. Skor yang tetap tak bisa menembus perguruan tinggi terkenal di Beijing ataupun Shanghai. Ia hanya diterima di Hangzhou Teachers College Perguruan tinggi kelas 3 atau 4 di kotanya.
Saat kuliah itu, keluarga Morley membantu keuangan Jack Ma. “Nilai bantuan kami tidaklah banyak, hanya sekitar 5-10 dolar per minggu kalau tidak salah.Jadi saya mengirimkan cek tiap 6 bulan sekali kepada Jack,” kata Ken Morley.
Pada 1988 ia lulus kuliah lalu menjadi guru bahasa Inggris di Hangzhou Institute of Electronic sambil merintis bisnis pertamanya yaitu perusahaan penerjemahan Hope Translation. Sayang perusahaan itu tak berkembang karena sedikitnya pemakai jasa penerjemahan. Dengan cara berkomunikasinya yang bagus ia kemudian mendapat kepercayaan untuk menangani krisis antara perusahaan lokal dan perusahaan asing yang berada di Amerika Serikat.
Pertama Kali Sentuh Keyboard
Kepercayaan itu yang membuatnya terbang ke Amerika Serikat dan untuk pertama kalinya mengakses internet di Seattle. “Itu pengalaman pertama saya ke Seattle, pertama kali saya menyentuh keyboard komputer, pertama kali terhubung ke internet, dan pertama kalinya saya memutuskan untuk berhenti mengajar dan mulai mendirikan perusahaan,” tutur Jack Ma.
Saat kembali ke Cina Jack Ma mendirikan perusahaan dengan konsep Yellow Pages Online yang ia beri nama China Pages pada April 1995. Tujuannya membantu perusahaan Cina untuk mencari jalur ekspornya melalui internet.

Tidaklah mudah buat Jack Ma mengembangkan perusahaan ini. Apalagi Hangzhou belumlah memiliki jaringan internet. Sampai waktunya China Pages kekurangan dana untuk menggaji karyawannya. Jack Ma menggabungkan China Pages dengan perusahaan BUMN sebagai solusi. Namun upaya ini membuat komposisi di dewan direksi China Pages berubah. Suaranya mengecil dan seringkali usulannya tidak diterima. Karena kalah suara itu ia melepas China Pages pada November 1997.
Jack Ma pindah ke Beijing dan bekerja di Kementerian Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Ekonomi untuk mengembangkan situs web milik pemerintah: http://www.moftec.gov.cin. Sebagai general manager Infoshare Technology ia mengembangkan chinamarket.com, sebuah situs web berisi 8000 komoditas yang mampu menarik pemasok dan pembeli.
Jack Ma hampir kehilangan momentum jika tidak memiliki bisnis sendiri. Waktu itu teknologi, jaringan, dan bisnis internet sudah semakin berkembang di Cina. Ia ingin segera keluar dari birokrasi untuk memulai bisnisnya. Di negeri komunis ini, agar tak mendapat masalah dengan bisnis barunya karena ia keluar dari perusahaan pemerintah, ia harus punya alasan yang bisa diterima. Satu-satunya alasan yang masuk akal adalah alasan sakit.
Alien—panggilan salah seorang teman kepada Jack Ma—ini punya keyakinan bahwa e-commerce (niaga-el/niaga elektronik) tak bisa dikembangkan oleh birokrasi. Ini hanya maju oleh wirausahawan. Dari pemikiran seperti itu ia mendirikan Alibaba. Untuk itu ia bertemu dengan Joe Tsai, investor Taiwan yang kemudian menjadi tangan kanan Jack Ma sampai 17 tahun kemudian.
Sebuah keputusan yang tepat untuk mengembangkan bisnis Alibaba berikutnya dan satu proyek yang amat dirahasiakan.
Baca lanjutannya: Alibaba (2): Dari Proyek Rahasia Sampai Indonesia
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
18 Juli 2018.
One thought on “Alibaba (1): Alien yang Menciptakannya”