tasik mata
menakar tawar air waduk
di senja yang jatuh tersungkur di belakang
berkilau dengan kelap-kelip keramba
di deret tiga raksasa bisu bukit gelap
dan kau duduk di tepian
bercerita apa saja
dengan sebuah tatap lekat
ketika aku hidangkan padamu
kisah tentang awal sebuah pertemuan
saat itu binatang malam tak mau menjadi pecundang
berlomba-lomba menyeruakkan tala
kau mewujud menjadi halimun
melipur lara memilin rasa
senandungkan apa saja
di depanku
katamu: tak pernah kuduga
lantas kau tarik aku ke taman kota
di bayang gelap pohon-pohon tua
di antara lalu lalang para penjaja suara
diderai pendar lampu yang melukis wajahmu
kau tak bosan-bosannya
dendangkan apa saja
katamu: semuanya berubah
saat itu aku hanyalah angin
yang menelisik tasik matamu
dalam-dalam
kau temukan apa? tanyamu
indah semarak kataku
lalu sangkala menjadi musuh kita
karena terjaga
kita menjadi mula
sebelum menjadi halimun dan angin
karena kita bukanlah dev dan maya
kemudian sesaat
hujan membakar malam
di stasiun itu
aku sempatkan diri untuk berkata:
saatnya pergi
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
dikejutkan
20.16 28 Mei 2011
tssaaahh…pujangga memang bedaaa…
artinya tasik – mata apaan,ki?
LikeLike
hayyah…bukannya dicermati malah tanya arti…hehehehe.
LikeLike