Mengapa “Dipergilirkan”? Pasti Ada Maksud dan Tujuannya. Sebuah Ulasan Buku Sindrom Kursi Belakang


Beberapa waktu lalu, ada teman saya bernama Mas Johana Lanjar Wibowo yang membagi ulasan kawannya (Mas Dany Setiawan) soal buku Sindrom Kursi Belakang. Ini merupakan ulasan singkat dalam pandangan pertamanya terhadap buku baru saya ini. Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas pendapatnya ini. Semoga bermanfaat dan silakan membaca.

*

“Resah dan bahagia itu dipergilirkan“

Itu adalah kalimat yang ada pada sampul bukunya pak Riza Almanfaluthi: “Sindrom Kursi Belakang”.

Hari Jumat sore kemarin, saya dipinjamkan sebuah buku oleh sahabat saya yang sekarang bertugas di Kanwil LTO (Large Tax Payer Office). Saya diminta untuk membacanya. Katanya tulisan-tulisan saya cocok dengan tipe penulisan di buku ini. Senang sekali saya.

Baca Lebih Lanjut

Review Buku Sindrom Kursi Belakang: Tak Setetes Pun Air Mata


Beberapa waktu lalu, pembaca buku Sindrom Kursi Belakang sekaligus auditor dan senior saya di dunia perpajakan bernama Pak Ahmad Dahlan memberikan review, telaahan, dari hasil pembacaannya terhadap buku baru saya berjudul Sindrom Kursi Belakang. Saya meminta izin kepadanya untuk merekatkan telaahannya itu di blog saya ini. Alhamdulillaah diizinkan. Silakan dibaca dan semoga bisa bermanfaat.

**

“Dua jam perjalanan Bandung – Medan, dua jam pula saya berusaha sekuat kemampuan untuk tidak mengeluarkan air mata. Dan selama dua jam pula bendungan itu bobol. Begini rasanya meninggalkan anak istri tercinta.”

“Mereka (anak dan istri) menjadi bagian takdir dalam perjalanan saya di sana. Terutama di hari Ahad ketika hendak kembali bertugas ke Tapaktuan. Pada saat itu gravitasi bumi seolah-olah menjadi sepuluh kali lebih besar daripada biasanya. Berat sekali melangkah.”
Continue reading Review Buku Sindrom Kursi Belakang: Tak Setetes Pun Air Mata

Mesin Hanya Memiliki Chip, Manusia Memiliki Hati, Sebuah Prakata


Suatu ketika pada saat saya hendak mengajar kelas pelatihan menulis, seorang kawan mendatangi saya. Ia langsung mengucapkan terima kasih atas kiriman saya bertahun-tahun lalu. Kiriman berupa kopi Aceh itu kemudian dinikmati bersama-sama dengan kawan satu kantornya.

Katanya, ini dimulai pada saat saya mengeposkan konten di Facebook tentang kopi Aceh. Lalu ia turut berkomentar dan saya menanggapi. Kemudian singkat cerita terkirimlah kopi itu kepadanya. Mendengar ceritanya saya langsung terkejut karena saya benar-benar lupa telah mengirimkan kopi. Tentunya saya senang dikabarkan dengan kisahnya.

Baca Lebih Lanjut

Buah dari Surga Kecil, Sebuah Kata Pengantar Sindrom Kursi Belakang


Asalamualaikum wr. wb.

Aceh menjadi tempat penugasan baru saya sebagai kepala kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada waktu itu. Dengan amanah tersebut saya dituntut untuk mengetahui dinamika yang ada di sana dan bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada masyarakat Aceh, sebagai pemangku kepentingan utama eksternal DJP di Aceh.

Baca Lebih Lengkap

Daftar Isi Buku Sindrom Kursi Belakang


Untuk Pemesanan Buku silakan mengeklik tautan berikut: https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi

Sinopsis Buku Sindrom Kursi Belakang


Riza Almanfaluthi membagikan sepenggal kisah hidupnya saat memulai penugasan di Tapaktuan, Aceh Selatan. Sebuah penugasan yang mampu mengubahnya dan caranya memandang dunia.

Menurutnya, dunia itu tidak bekerja sesuai keinginan manusia. Dunia memiliki aturannya sendiri. Terutama soal resah dan bahagia yang senantiasa singgah dalam setiap episode kehidupan manusia. Ada simpul yang bisa ditarik, jangan pernah berhenti berharap ketika resah itu datang: ada cahaya di ujung terowongan. Jangan pula terlena saat ketenangan dan kebahagiaan dirasakan, sesungguhnya resah dan bahagia itu dipergilirkan.

Baca Lebih Lanjut