KAMI BENCI KORUPSI


8 TAHUN 7 BULAN 7 HARI


Friday, July 14, 2006 – 8 TAHUN 7 BULAN 7 HARI

8 TAHUN 7 BULAN 7 HARI

(Cuma Diary Belaka)

Hampir setahun yang lalu—tepatnya pada tanggal 19 Agustus 2005—saya menulis di Ciblog ini tentang kegembiraan saya bisa pindah dari Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing (KPP PMA) Tiga ke KPP PMA Empat—yang pada akhirnya tidak jadi itu. Karena walaupun surat keputusan tentang kepindahan sudah dikeluarkan tapi secara definitif pelaksanaannya baru bisa direalisasikan pada pekan ini. Entah kenapa…?

Ya, setelah ada pergantian pejabat eselon dua dan tiga di Kantor Wilayah (Kanwil) DJP Jakarta Khusus rencana perpindahan itu kembali menguat apalagi telah dilakukan pelantikan pada hari Senin kemarin (10/7) kepada seluruh Account Representative (AR). Walaupun pada saat pelantikan tersebut terdapat insiden yang tidak diinginkan. Pada saat pelantikan Kepala Kanwil Jakarta Khusus menegur peserta pelantikan yang tidak mengindahkan kekhidmatan upacara tersebut. Maklum saja ada kurang lebih 350 orang berada di aula kecil KPP PMA Dua & Tiga.

Berdasarkan kesepakatan informal antara seluruh Kepala KPP di lingkungan Kanwil Jakarta Khusus, AR baru diharapkan sudah running per tanggal 17 Juli 2006 besok. So, saya benar-benar harus mempersiapkan dan membereskan segalanya, terutama seluruh pekerjaan yang memang ada jatuh temponya itu. Diharapkan AR pengganti saya tidak merasa ditimpakan dengan beban berat.

Lalu saya memberikan catatan-catatan kecil dengan kertas post it berwarna merah menyolok pada berkas-berkas yang ada di meja saya. Supaya AR-nya pun tidak bingung nantinya. Dan tak lupa dua berkas putusan pengadilan pajak yang baru saja datang segera saya selesaikan dengan membuatkan uraian penjabaran putusan pengadilan pajak serta Draft Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak melalui Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). Tepat pada pukul tiga siang kemarin, saya sudah menyelesaikan semuanya. Terutama pula Memori Alih Tugas yang deadline-nya hari Jum’at ini.

Sekarang, hari ini, beres-beres semua barang pribadi saya. Persiapan kepindahan, coy…Perlu diketahui bahwa baru kali ini saya pindah kantor setelah 8 tahun 7 bulan 7 hari lamanya saya berada di KPP PMA Tiga. Lama juga yah…

Ya, sejak dari kampus saya memang langsung ditempatkan di kantor itu. Dalam kurun 7 tahun pula saya di sana cuma mengalami dua kali perpindahan antarseksi. Pertama, sebagai pelaksana di Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan sejak tanggal 07 Desember 1997. Lalu pada September 2001 pindah ke seksi Penagihan. Setahun setengah sebagai pelaksana di Subseksi TUPP cukup menjadi bekal untuk menjadi jurusita pajak apalagi setelah mendapat pendidikan dan pelatihan Jurusita Pajak.

Barulah pada Oktober 2004, saya dilantik menjadi AR setelah menjalani berbagai ujian. Maksud saya ini benar-benar ujian dalam arti sesungguhnya. Mulai dari mengikuti sidang skripsi agar bisa mendapat gelar kesarjanaan untuk bekal mengikuti Diklat UPKP V.

Lalu agar bisa naik pangkat di golongan III/a, saya harus mengikuti ujian UPKP V. Alhamdulillah saya lulus hanya dengan satu kali ujian. Setelah per Oktober 2003 naik pangkat dan golongan, saya diberikan kemudahan oleh Allah untuk dapat mengikuti ujian untuk menjadi AR. Lagi-lagi Allah memberikan nikmat yang tiada terkira. Saya termasuk dalam daftar AR yang ditempatkan di kantor pajak moderen. Di KPP PMA Tiga lagi. So, saya masih berkutat di kantor ini lagi. Masih menjadi makhluk penunggunya.

Satu tahun sembilan bulan saya menjadi AR di KPP PMA Tiga. Banyak suka dan duka tentunya. Sukanya, saya ditempatkan di seksi yang lumayan tidak sibuk. Tapi ini berkaitan dengan dukanya, yaitu berkutat dengan wajib pajak pertambangan emas yang selalu punya sengketa perpajakan dengan Direktorat Jenderal Pajak. Jadinya saya memang akrab sekali dengan sesuatu yang bernama putusan pengadilan pajak. Kita kalah mulu…

Lama-kelamaan berkutat di sana, saya semakin mudah memahami alur dan cara kerja SIDJP. Mungkin bisa dikatakan kalau saya familiar—untuk tidak mengatakan ahli—sekali dengan proses pencairan kelebihan pembayaran pajak via keberatan atau banding Wajib Pajak. Saya harapkan semua ini menjadi bekal berharga di kantor yang baru nanti.

Ya betul, kiranya tidak hanya bekal itu. Bekal selama 8 tahun, 7 bulan, 7 hari yang telah berlalu itulah menjadi bekal paling berharga. Bekal tentang bekerja yang baik, kedisiplinan, manajemen waktu dan pekerjaan, menghadapi orang, berbicara di depan umum, mengeluarkan pendapat, mengutamakan kejujuran, keterusterangan, dan mencari solusi.

Saya harapkan bekal itu cukup di kantor yang baru, tapi tidak berhenti di situ, saya berharap pula untuk mendapatkan bekal yang lebih baik lagi. Dari siapa saja tentunya. Dari kepala kantor yang baru, kepala seksi yang baru, teman-teman AR, pelaksana, honorer, office boy, bahkan teman-teman Satpam sekalipun. Karena satu yang saya sadari: jangan pernah melihat orangnya, tapi dengarkan apa perkataannya.

Di sana barangkali ada sejuta hikmah, kebaikan, dan keindahan akhlak yang bisa memacu saya—dan Anda Pembaca tentunya—untuk menjadi yang terbaik di mata Allah. Semoga.

Riza Almanfaluthi

dedaunan diranting cemara

Jum’at, 14 Juli 2006
sebagai pelipur sepekan tidak menulis

Akhir dari Penantian Panjang


Penantian panjang berakhir sudah

Saya ingat betul, pertengahan Oktober tahun lalu, dua minggu menjelang Ramadhan 1425 H, saya dihadapkan pada situasi di mana saya tak bisa mengakses DSH Net. Seperti yang pernah saya ungkapkan pada tulisan saya sebelumnya dengan judul “tercerabut dari akarnya”, saya mengungkapkan kegalauan perasaaan saya dengan kalimat di bawah ini:
“Aku masih menyempatkan diri untuk menulis di sini. Walaupun timbunan pekerjaan menumpuk di meja dan membauiku. Sudah hampir sembilan bulan lamanya, aku tak pernah lagi melihat dan mengeksplor ditrikpa dan DSH Net. Waktu itu dua minggu menjelang ramadhan, seluruh komputer di kantor ini tak bisa mengakses dua situs itu. Aku yang biasanya mendownload banyak file dari rikpa files, saling berkirim email dengan rikpa mail, dan berdiskusi di DSH Net, tiba-tiba dihadapkan dengan situasi itu langsung down dan hilfil.” (blog:24 Juni 2005)
Down dan hilang filing, ya begitulah perasaan saya. Betapa saya benar-benar tercerabut dari akarnya. Hingga beberapa lamanya dalam setiap kesempatan, saya berusaha untuk mengakses DSH, namun halaman yang selalu muncul, halaman itu-itu juga: The Page Cannot be Displayed.
Di situlah kerinduan itu muncul begitu saja. Kerinduan akan berita-berita Islamnya yang up to date dan menarik—walaupun sejak itu tergantikan dengan berita-berita dari Suara Islami Online . Diskusinya yang hangat walaupun juga kadang berakhir dengan kata-kata panas dan tidak mengenakkan untuk dibaca, namun semuanya membawa saya pada lompatan ilmu pengetahuan yang lebih dari semula. Ditambah dengan kerinduan menulis artikel di Menu Partisipasi, kerinduan akan menulis pesan di Menu Ucapan, dan lain sebagainya. Sekali lagi kehilangan semuanya yang ada di DSHNet membuat adrenalin kerinduan saya begitu memuncak. Hingga suatu hari…
Hari ini tepat tanggal 01 Desember 2005—hari gajian pula—saya dapat menuntaskan rasa rindu ini setelah mencoba untuk mengetik http://10.254.60.60/ di address Internet Explorer PC saya. Saya enter, dan tiba-tiba, jrengg…, bayangan hitam –ciri khas DSHNet—muncul!! Alhamdulillah, akhirnya saya bisa bergabung kembali.
Upaya saya mencoba mengklik DSHNet hari ini diawali adanya berita kemarin tentang pengakhiran kontrak pemakaian radiolink—yang selama ini dipakai sebagai jaringan utama pendukung SIDJP KPP PMA Tiga—dan tentang pengalihan jaringannya ke Kabel Vision, yang kata teman-teman di Seksi PDI , jaringannya menggunakan serat optik sehingga kecepatan transfer datanya bisa 1 gigabyte per detik. Wow…Sehingga kelemahan yang selama ini terjadi pada pada radiolink diharapkan tidak akan muncul lagi, misalnya situs-situs intranet yang tak bisa diakses, kelambatan pengiriman data dari KPP ke Kantor pusat atau sebaliknya, dan lainnya. Entahlah terbukti atau tidak, waktu yang akan menentukan.
Dari berita tersebut, akhirnya saya berkesimpulan, ketidakmampuan jaringan di KPP PMA Tiga untuk mengakses DSHNet, juga Ditrikpa, memang bertepatan dengan mulai diterapkannya SIDJP di kantor saya. Sehingga bisa dikatakan penyebabnya adalah ketidakmampuan radiolink yang ringkih dengan situasi perubahan cuaca di Kalibata.
Dan dengan berakhirnya pemakaian radiolink serta dimulainya jaringan baru yang menggunakan Kabel Vision, saya berkesimpulan pula bahwa ketidakmampuan jaringan mengakses DSHNet tidak akan terjadi lagi.
Tapi anehnya, saat saya sedang menulis ini, saya mencoba untuk merefresh DSHNet, dan tidak bisa!! Saya coba buka situs yang lain, dan ternyata tidak bisa semua. Lho, katanya….
Ah, entahlah. Saya harap semua ini karena dalam masa transisi pergantian jaringan. Harapan ini muncul supaya saya bisa bergabung kembali dengan para ikhwah di DSHNet. Harapan yang mini dan tidak absurd, saya pikir. Kalau pun kembali lagi seperti setahun yang lalu. Tapi paling tidak, hari ini saya telah memunculkan pesan pertama itu di DSHNet:
Alhamdulillah, saya kembali bergabung dengan antum semua, setelah hampir satu tahun lamanya berpisah dengan DSHNet dikarenakan jaringan yang tak sanggup untuk mengakses DSH, semoga Allah mempererat tali silaturahim di antara kita. (1-12-2005)
Dikirim oleh dedaunan (10.7.3.192 ) untuk ikhwah fillah

Saya tidak tahu, akankah pesan itu akan menjadi pesan pertama saya atau yang, lagi-lagi, akan menjadi pesan terakhir sampai batas waktu yang tak bisa ditentukan. Saya harap tidak untuk yang terakhir ini.
Oh, iya…judul tulisan ini sepertinya tidak tepat.Memang penantian saya sudah berakhir?

dedaunan di ranting cemara
hingga cahaya itu datang kembali
12:49 01 Desember 2005