Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong: Kedegilan yang Serba Tanggung


Buku Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong sampai di rumah kurang dari enam jam sejak dipesan di lokapasar. Di luar ekspektasi saya.

Sepulang dari kantor dan menjumpai buku itu, saya langsung membacanya di ruang tamu. Buku “radikal” dan di luar kebiasaan sepanjang pergaulan saya di dunia perbukuan. Tanpa kata pengantar, tanpa daftar isi, tanpa judul bab, tanpa prolog, tanpa epilog, tanpa ilustrasi. Tanpa basa-basi. Hanya ada isi dan lembar tentang penulis.

Continue reading Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong: Kedegilan yang Serba Tanggung

Teka-teki Putri


Di suatu kampung ada lima rumah berderetan yang setiap dindingnya dicat dengan warna berlainan. Penghuni kelima rumah itu berasal dari bangsa yang berbeda-beda: Tajik, Kazak, Kirgiz, Uigur, dan Uzbek. Kelimanya menyukai ragam minuman yang tak sama, senjata kesukaan yang tak serupa, dan memiliki hewan peliharaan dari jenis berlainan.

Si Uigur tinggal di rumah berwarna putih, Si Kazak memelihara babi kate, Si Tajik minum anggur, rumah berwarna hijau berada di samping kiri rumah berwarna kunyit, si pemilik rumah hijau minum air, si penyuka panah memelihara bajing, si pemilik rumah berwarna merah senang bermain cambuk, orang yang tinggal di rumah ketiga atau tepat di tengah minum kahwa.
Baca Lebih Lanjut.

Setiap Anjing Boleh Berbahagia, Apalagi Aku


 

Apalagi setelahnya?

Si Tokek memberinya selembar foto. Foto gadis yang sama, yang ditempel di langit-langit kabin truk. Gadis itu telah bertambah besar. Berbeda dengan foto-foto sebelumnya, yang semuanya selalu dibawakan oleh Si Tokek, kali ini di balik foto tersebut ada tulisan. Tulisan tangan si gadis kecil:

 

 

Menulis itu membaca. Maka ketika kesibukan memang telah memakan waktu yang kita punya, bahkan untuk menulis pun sampai tak sempat, bagi saya itu tidak mengapa asal waktu-waktu yang lewat itu telah diisi dengan kegiatan membaca. Ini penting buat menulis dan penulis.

Baca Lebih Lanjut.