Propaganda israel dalam ChatGPT


Dalam sebuah komentar atas sebuah postingan di akun Instagram Arab Saudi dan Indonesia, salah satu warganet menyalahkan Hamas yang membuat warga Palestina terbunuh sebanyak 32 ribuan orang dan melukai 78 ribuan orang lainnya. Bahkan warganet tersebut menyebut Hamas sebagai organisasi teroris.

Penyebutan tersebut tentunya keliru karena beberapa hal. Pertama, sebutan Hamas sebagai organisasi teroris dari seorang muslim (saya memastikannya demikian) adalah sebuah sebutan yang terburu-buru dan tidak layak diucapkan. Fitnah ini akan dituntut dan berat pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Sabda Nabi Muhammad saw., “Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR. Bukhari).

Continue reading Propaganda israel dalam ChatGPT

Shohibul Maks dan Pajak di Arab Saudi


Suatu ketika saya melihat akun Instagram @beasiswasaudi di lini masa. Salah satu konten yang mereka angkat adalah kedatangan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyapa, berdiskusi, dan juga memberikan motivasi kepada mahasiswa Universitas Islam Madinah (UIM).

Dalam takarirnya, admin akun tersebut menyampaikan harapannya bahwa akan ada lulusan Timur Tengah yang tidak hanya menjadi dai, tetapi juga memiliki peran penting di kementerian-kementerian Republik Indonesia.

Baca Lebih Banyak

Pria Ini Banyak Menangis Saat Traveling. Apa yang Ditangisi?



Muslim menangis © dawn.com

Betapa banyak dari kita bercita-cita dan berusaha untuk traveling ke seantero dunia, ke tempat yang belum pernah dikunjungi, indah, dan menarik hati. Dengan segala cara dilakukan sampai menghabiskan tenaga, waktu, dan biaya yang banyak. Tubuh menjadi sehat dan segar, tetapi ada yang seringkali kita lupakan, kalbu kita—sembari berwisata itu—dibiarkan rongsok. Pria ini tidaklah demikian.

Tsabit Albanani adalah murid Anas bin Malik. Doktor Shalih Alsyamrani, seorang dosen fikih di Universitas Ummul Qura, Arab Saudi melalui akun twitternya pernah mengatakan tentang ulama ini, “Dahulu Tsabit al Banani apabila melihat sahabat Anas bin Malik, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia langsung mengambil tangan Anas dan menciumnya sembari mengatakan tangan inilah yang dulu pernah menyentuh tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Baca Lebih Lanjut.

TIPS BERTOILET DI ARAFAH, MUZDALIFAH, DAN MINA


TIPS BERTOILET DI ARAFAH, MUZDALIFAH, DAN MINA

    Calon jamaah haji akan berada di Arafah selama dua hari, di Muzdalifah semalam, di Mina tiga hari, tentunya urusan buang air adalah sesuatu yang penting sekali, oleh karenanya perlu dipahami suasana dan kondisi toilet yang ada di sana. Plus tipsnya. Serius, saya mau cerita tentang yang satu ini.

    Kalau kita membayangkan dua kata: Arab Saudi, maka hal yang terlintas dalam pikiran adalah negara tandus, kering, padang pasir, onta, kurma, Mekkah, dan Madinah. Tapi jangan dikira kalau tandusnya negara itu—yang tentunya kalah jauh dengan ijo royo-royonya Indonesia ini, menyebabkan mereka kekurangan air. Tidak. Bahkan melimpah sekali.

    Selama perjalanan haji tahun 2011 itu terutama di Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), saya sama sekali jarang menjumpai air yang hangat ini mengalir lemah keluar dari kran. Semuanya kencang. Tekanannya tinggi. Sama kalau kita pergi ke toilet di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.

*Suasana kamar mandi di Mina

    Air yang keluar kencang ini tentunya menentramkan hati kalau kita mau bersuci ataupun mandi. Meyakinkan saya kalau najis-najis yang ada di badan ataupun di sekitar toilet akan cepat hilang kalau disiram. Mandi dan buang air jadi terbantu. Toilet pun jadi tidak bau.

*Toilet di Mina. Lumayan bersih.

    Kita tak bisa membayangkan kalau air yang keluar itu sedikit. Jutaan orang akan mengalami ketidaknyamanan yang luar biasa. Apalagi antrian akan semakin panjang karena orang yang sedang buang hajat itu akan lama memastikan bahwa dirinya sudah suci. Mandi apalagi. Alhamdulillah ini tidak terjadi.

    Saya bersyukur bahwa selama ritual haji yang utama di Armina itu saya tidak mendapatkan kesulitan dalam masalah ini. Karena satu hal juga: saya meminta kepada Allah atas hal yang sepele ini. Saya benar-benar berdoa kepada Allah agar saya dimudahkan segala urusan saya dalam mandi dan bersuci. Enggak perlu antri panjang dan lancar-lancar saja. Kenyataannya memang demikian.

    Dengan modal kesabaran yang sudah dikumpulkan sejak dari tanah air, saya cukup antri sebentar lalu masuk, bersihkan dinding kamar mandi dan lubang pembuangan dengan air yang mengucur deras itu, kemudian mandi. Tentunya saya juga memperhitungkan kapan waktu yang lebih sepinya agar saya bisa bebas, lebih lama serta tidak menzalimi yang lain.

    Perlu diketahui kalau satu toilet atau darul mayah di Armina ini terdiri dari toilet laki-laki dan perempuan. Masing-masing terdiri lebih dari sembilan pintu. Oleh karenanya kita harus tahu kapan waktu sepinya toilet ini. Biasanya kalau jam dua dan tiga pagi. Kalau jam empat pagi sudah mulai antri. Kalau waktu menjelang sholat itu yang antriannya bisa panjang, tiga sampai empat orang berderet ke belakang. Kalau sudah begini, maka toleransi kita perlu dipertajam kalau sudah ada di dalam, tak perlu lama-lama. Seperlunya saja.

    Pada dasarnya kebersihan toilet tergantung para jamaah haji sendiri. Ada yang enggak sabar lalu buang air kecilnya di tempat wudhu. Ini akan membuat najisnya kemana-mana. Ada juga yang menggantungkan, maaf, pakaian dalamnya di tembok-tembok tempat wudhu. Bahkan ada ibu-ibu yang mencuci pakaiannya di tempat wudhu dengan hanya membelitkan kemben sebatas dada—persis mandi di sungai, seperti di tanah airnya saja. Bukan saya yang melihat tapi istri dan ibu-ibu di rombongan kami. Syukurnya juga bukan anggota rombongan atau kloter kami yang melakukan itu.

*Tempat wudhu di Mina

    Itu saja gambaran suasana toilet yang ada di Armina yang dapat saya ceritakan sedikit agar calon jamaah haji dapat mempersiapkan mental dan dirinya. Tentunya kesabaran juga perlu dipupuk karena ada juga yang enggak mau antri untuk bisa mandi ataupun buang hajat. Yang paling penting adalah minta sama Allah untuk dimudahkan dalam segala urusan menyangkut air selama di sana.

Bertoilet di Armina cukup dengan sabar, tahu waktu, tertib mengantri, seperlunya, dan berdoa. Semoga bermanfaat. Semoga keyakinan dalam bersuci menjadi jalan menuju haji yang mabrur. Amin.

**

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

11:52 06 Oktober 2012

foto-foto: dokumen pribadi

Pertama kali diunggah di:

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/10/06/tips-bertoilet-di-arafah-muzdalifah-dan-mina/

tags: arafah, mina, muzdalifah, mekkah, madinah, toilet, darul mayah, bersuci, arab saudi, thaharah, haji 2011, haji, toilet haji,