Menulis layaknya istri kedua bagi seorang Riza Almanfaluthi. Komitmennya untuk membuat buku ini dalam waktu dua bulan telah membuatnya asyik mencumbu kata dengan penuh cinta lalu memadukannya menjadi kalimat sehingga akhirnya terwujud buah hati berbentuk buku. Menulis dengan cinta adalah gambaran yang cocok baginya.
Semua yang dituliskannya berdasarkan pengalaman lebih dari dua puluh tahun, mulai dari pendekatan, pembelajaran, serta praktik nyata dalam dunia penulisan. Pembaca buku ini sangat beruntung karena Riza rela untuk berbagi istri keduanya. Buah cinta dalam buku ini sangat terlihat dari setiap bab yang menggambarkan perjalanan sebuah penulisan dari sekelumit ide sampai menjadi tulisan bahkan berbonus teknik penyuntingan serta publikasi.
Semua tahapan adalah murni bekal pengalaman pribadi yang sudah dilaluinya. Termasuk pengalaman membaca banyak buku saat masih kecil sambil menunggu lapak buku-buku bekas milik sang ayah. Setiap tahapan penulisan juga disertai dengan contoh yang kontekstual sehingga tidak melulu soal teori. Dari setiap bab penulisan, kita bisa melihat bahwa ada rasa cinta yang dilalui sehingga tanpa terasa kita dapat menikmatinya sampai habis dalam waktu singkat. Contoh nyata adalah dalam tulisan yang bertajuk “Jamu Jun Yanti, Pengudar Kahanan Rindu”. Yang menarik dari tulisan ini adalah dari jajan penganan dengan sang istri dapat menghasilkan sebuah tulisan ciamik yang tidak hanya mendetailkan peristiwa, tetapi juga merekatkannya dengan suasana kontekstual di tengah pandemi serta kaitannya sebagai pelaku UMKM.
Membaca buku ini juga bagaikan mendapat tuntunan ke sebuah objek wisata dari seorang tour guide yang bekerja sepenuh hati. Semua petunjuk yang berguna dapat kita nikmati saat menempuh perjalanan sejak awal berangkat sampai tiba di tujuan akhir. Kepiawaian sang tour guide membuat kita dapat dengan mudah memahami secara detail semua keterangan dan informasi di setiap tempat yang dilalui. Sebagai pembaca, bila sudah pernah memiliki pengalaman menulis sebelumnya, kita juga bisa mengikuti tur tanpa harus memulainya dari awal. Semua titik wisata dapat dinikmati walaupun tidak secara berurutan. Buku ini meyakinkan kita bahwa semua orang bisa menulis dan bisa mulai dari mana saja.
Selamat menikmati buku perjalanan dunia kepenulisan yang unik ini. Saya sangat menikmatinya, sehingga berhasil membuat saya rendah diri untuk melanjutkan pembuatan buku tentang penulisan.
***
Jakarta, Agustus 2022
Nufransa Wira Sakti
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak
Artikel ini merupakan kata pengantar yang ditulis oleh Pak Nufransa Wira Sakti untuk buku Kita Bisa Menulis, Belajar kepada Mereka yang Tak Menyerah.
Untuk pemesanan buku ini, silakan mengeklik tautan berikut https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi